Minggu, 19 Februari 2017

2 Kali, 2 Minggu,12 Kebahagiaan di Pulau Dewata

Sebenarnya bukan pertama kali ini aku bolak balik ke Bali.  Hampir setiap 2 bulan aku bertandang ke pulau sekaligus nama propinsi ini.  Maklum saja, Bali adalah kampung halamanku, so tidak heran kalau aku sering mengunjungi pulau yang namanya lebih terkenal daripada Indonesia.  Sebagian besar orang asing akan tahu bila kita sebut nama Bali, tapi kalau Indonesia, mereka terkadang agak ragu mengatakan tahu.  Kepopulerannya yang sudah mendunia membuat orang asing lebih cenderung terbang langsung ke Denpasar.  Mulai dari sekadar berlibur menikmati keindahan pantai dan budayanya yang terjaga dengan baik, tidak sedikit juga yang bertujuan untuk berbisnis ria atau menikah adat Bali seperti dilakukan artis-artis Hollywood.  Suka atau pun tidak, Bali tetap menjadi destinasi pilihan berwisata.


Boarding lounge bandara, siap berangkat dari Jakarta
Boeing 737-900ER Lion Air menuju Denpasar
Dengan pesawat yang sama di keberangkatan kedua


Demi keinginan sebagian besar staf di unitku, Bali terpilih sebagai tempat Employee Gathering (EG). Mempertimbangkan profil staf yang bekerja operasional, acara EG unit kami diputuskan untuk dilakukan 2 kali.  Kami dibagi dalam 2 kloter dengan jadwal kloter pertama berangkat hari Sabtu tanggal 11 Februari dan pulang pada hari Senin malam.  Sedangkan kloter kedua berangkat minggu berikutnya di hari yang sama.  Nah, berhubung aku pimpinan unit, makanya harus hadir di 2 kloter tersebut.  Meskipun lumayan menguras tenaga, tetapi perjalanan ke Bali kali ini memberikan 12 kebahagiaan bagiku.


Batch Pertama tiba di Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali


Pertama, akhirnya aku bisa mewujudkan mimpi atau keinginan semua stafku untuk jalan-jalan gratis keluar kota.  Semua biaya EG ditanggung perusahaan. 


Suasana Imlek masih berasa di Ngurah Rai
Lampion dimana-mana


Kedua, jerih payah mencapai target pendapatan di tahun 2016 membuahkan hasil sangat memuaskan. Fungsi pertama yang mendapat target 2,690 Triliun dapat kami lampaui menjadi 2,714 Triliun.  Perusahaan sangat puas dengan hasil ini karena capaian ini diluar ekspektasi.  Tidak itu saja, fungsi unit keduaku yang mendapat target 283 Miliar malah membukukan record yang luar biasa, 393 Miliar!!  Jadi sangatlah wajar kalau unit yang kupimpin mendapatkan apresiasi apalagi pimpinan perusahaan berkali-kali menyampaikan di forum terbuka bakal memberikan hadiah bila kami mencetak prestasi.  Bukankah suatu hal yang sudah seharusnya dilakukan oleh perusahaan yang solid dan bonafid dalam menerapkan sistem reward and punishment?  Ingat, kata reward tampil di depan sebelum punishment, artinya lakukan apresiasi bila berprestasi sehingga ada alasan yang benar bila wan prestasi dan mengenakan punishment.  Jangan hukuman yang dikedepankan, bung!


Taman Ayun-1
Taman Ayun-2
Taman Ayun-3
Taman Ayun-4


Ketiga, meskipun apresiasi diberikan ke semua unit, tetapi unitku mendapat 'jatah' paling besar.  Ceritanya lumayan ribet dan berliku mendapatkan yang paling besar tadi.  Tidak sedikit yang sewot, iri, dongkol dan sebagainya, tetapi yang kuperjuangkan bukanlah untuk kepentingan pribadi melainkan kepentingan unit, jadi show must go on........


Tanah Lot-1
Tanah Lot-2
Selalu gembira di setiap suasana


Keempat, akhirnya tidak ada satupun staf di unitku yang tidak pernah naik pesawat udara.  Jujur, ini kisah menyedihkan dan pilu mendengarnya.  Bayangkan saja, bekerja bertahun-tahun di dunia penerbangan tapi tidak pernah merasakan naik pesawat udara?  Ironis dan tragis.  Tapi itulah kenyataan.  Ada stafku yang selama hidupnya belum pernah naik pesawat.  Aku tidak perlu sebut namanya karena itu tidak perlu.  Mereka mungkin malu dan tidak berani usul atau minta kepadaku.  Meskipun sejak memimpin unit ini aku berupaya memberangkatkan satu per satu staf terbang ke kota lain melalui program diklat atau benchmark, tetapi itu tidak cukup waktu karena jumlah stafku lumayan banyak dan perusahaan cenderung selektif sehingga tidak semua orang mendapat kesempatan perjalanan dinas luar propinsi.  Makanya untuk EG tahun ini aku putuskan harus naik pesawat!


Tren wisata baru di Bali, nongkrong di sawah dan menikmati jajan pasar
Saung tempat bercanda ria melepas lelah dan bisa menjadi tempat transit
Pengunjung juga dapat belajar cara mengolah kopi luwak disini
Mereka menyediakan toko untuk menjual produk kopi dan lain-lain
Kopi luwak yang sudah dikemas dan siap untuk dipasarkan
Nyaman banget di sore hari menikmati jajan pasar dan kopi luwak
Tester 10 macam minuman tradisional olahan Jaje Bali, Seminyak
Bahkan kita pun bisa berkenalan langsung dengan si 'luwak'


Kelima, akhirnya (lagi) tidak satupun stafku yang tidak pernah ke Bali.  Sangat ironis, tidak ingin dibandingkan denganku atau tidak ingin dibandingkan dengan orang lain yang kerap bepergian ke Bali, usut punya usut ternyata ada beberapa stafku yang mengaku belum pernah ke Bali.  Mereka sering hanya bisa melihat di televisi, di website, mendengar cerita orang atau sering membayangkan keindahan Bali.  Ada yang sedih bila melihat orang-orang yang jauh dari benua lain dapat kesempatan menginjakkan kaki ke Bali, tetapi orang Indonesia sendiri malah belum pernah.  Begitu pula stafku yang mungkin tidak yakin dapat kesana.  Tapi di bulan yang penuh kasih sayang, cinta dan harapan ini, impian mereka terwujud.


Nama Pantai di dinding tebing menuju pantai
Ciri khas Bali tidak hilang disini
Bersih dan terawat dengan baik
Fasilitas kano pun tersedia
Keindahan Pantai Pandawa dilihat dari puncak bukit
Ombak pantai yang menjadi tujuan wisatawan asing


Keenam, tidak ada satupun yang harus 'nombok' untuk acara EG ini.  Hampir semua unit terpaksa menanggung kekurangan biaya EG-nya.  Ujung-ujungnya mereka harus menanggung kekurangan biaya itu dengan mengeluarkan uang pribadi.  Ada juga yang 'memaksa' pejabat-pejabat di unit itu menanggung kekurangannya.  Tapi, aku perlu berbangga hati, perjalanan setiap personil di unitku 3 hari 2 malam ke Bali dalam rangka EG tidak ada satupun yang mengeluarkan uang pribadi.  Bahkan mereka mendapat uang saku.  Kalaupun keluar uang pribadi, itu semata-mata karena mereka over shopping alias kebanyakan beli oleh-oleh!!


Makanan khas Bali
Selalu ramai pengunjung
Pelecing kangkung yang super pedas
Ayam betutu berkuah, ada juga yang goreng lho


Aku memang sampaikan di depan semua staff saat rapat kecil menetapkan destinasi EG, mengatur tata tertib dan menjelaskan detail kondisi yang harus disepakati bersama bahwa dalam kegiatan EG tidak boleh ada yang nombok.  Tidak boleh ada satu orang pun karyawan ataupun pejabat yang harus membayar lebih atau dipaksa 'menanggung' kekurangan biaya.  Semangat EG adalah kebersamaan dan sama-sama bahagia dari awal sampai akhir acara.  Aku mengingatkan semua staf bahwa boleh saja kita punya keinginan atau mimpi jalan-jalan jauh atau pergi ke luar negeri, tetapi semua harus mempertimbangkan kondisi riil, lihat keadaan, sadar diri kemampuan, jangan memaksakan diri karena semua hal yang dipaksakan tidak baik dan cenderung membuat Tuhan murka.  Ibaratnya kalau kita sekarang baru mampu membeli yang Rp 1000 ya jangan paksain diri beli yang Rp 2000!!!



Uluwatu, hari ketiga perjalanan
Sering menjadi tempat shooting film
Hamparan bukit hijau bersanding dengan laut biru
Pura Uluwatu di tengah kawasan yang indah
Monyet disini berani dan kita harus waspada
Lebih baik tidak mendekat atau menyetuh mereka


Ketujuh, semua urusan kegiatan EG ditangani langsung oleh stafku yang hampir semuanya setingkat pelaksana, bukan pejabat.  Artinya ada peningkatan kemampuan dan keahlian dalam menangani sebuah acara besar.  Bahkan mereka membagi habis semua kegiatan kepada semua orang, sehingga setiap staf mendapat tugas dan tanggung jawab.  Sangat rinci dan jelas.  Bagaimana tidak senang dan bangga punya staf yang cerdas dan bertanggung jawab?


Menikmati wisata baru, upside down
Melampiaskan keceriaan
Keceriaan berlanjut di Dream Museum Zone
Jadi kenangan yang indah



Kedelapan, surprise besar dari para stafku.  Mereka merayakan hari kelahiranku di Bali.  Tepat setelah sarapan pagi di restaurant di area lobby hotel Harris, panitia sengaja mengumpulkan kami untuk menyampaikan beberapa informasi dan mengingatkan kembali tata tertib yang harus dipatuhi oleh peserta.  Hujan agak mereda pagi itu.  Kami sebenarnya agak khawatir dengan cuaca karena malam hari hujan sangat deras membasahi pulau Bali dan tidak berhenti sampai pagi.   Namun kekhawatiran itu sirna saat kami tiba di tempat tujuan.  Cuaca memberi pertanda dukungan kepada kami sebagaimana pagi itu.  Kue ulang tahun dengan beberapa batang lilin menyala plus diiringi dengan lagu khas selamat ulang tahun, para stafku mempersembahkan sesuatu yang sangat berkesan.  Surprise yang indah, menyentuh dan tidak akan terlupakan.  Terima kasih kalian semua.


Perayaan ulang tahunku di lobby Hotel Harris
Pemotongan kue ulang tahun
Berlanjut ke Jimbaran


Kesembilan, perjalanan pesawat on time.  Yang satu ini benar-benar diluar perkiraanku, kami dan mungkin semua orang.  Reputasi airline ini memang kurang begitu baik dalam hal on time performance atau ketepatan waktu terbang.  Sering kita mendengar berita delay dan kekecewaan penumpang atas keterlambatan, tapi kali ini kondisinya berubah 180 derajat.  Penerbangan pulang pergi dari Jakarta-Denpasar-Jakarta semuanya tepat waktu!!!  Tidak itu saja, sepanjang perjalanan darat di Bali bersama bus, kami bisa mengatakan tidak ada kemacetan atau tersendat sedikit pun, meskipun semua orang tahu, jalan-jalan di Bali tidak lebar, Sabtu dan Minggu padat oleh turis atau wisatawan dan penduduk lokal yang sedang libur kerja.


Makan malam di restaurant Bebek Pinggir Sawah
Lokasinya sama sekali bukan di tengah sawah alias di Beach Walk
Menunya simple tapi enak, gurih dan renyah daging bebek-nya


Kesepuluh, penginapan selama di Bali menyenangkan.  Awalnya mendengar nama 'Harris' kebayang di benakku sebuah hotel budget alias murah, kamar kecil, pelayanan seadaanya dan fasilitas serba low, tetapi hotel Harris yang persis di bibir pantai Kuta dan bersebelahan dengan Beach Walk tempat perbelanjaan modern ini justru sebaliknya.  Area lobby-nya luas sehingga memberi kesan lega, jauh dari kesan budget hotel.  Kamar tidurnya pun luas, bersih (ini yang paling penting bagiku) dilengkapi dengan lemari pakaian, mini bar, televisi, meja kerja, sandal ruangan, dan mini sofa.  Wifi di kamar dengan kecepatan tinggi dan tidak perlu pakai password.  Kamar mandinya pun tidak terlalu sempit dan menyediakan fasilitas mandi lumayan lengkap seperti handuk, sabun cair, sabun batang, shampoo, sikat gigi dan head cap.  Tempat sarapan berada di area lobby, menyediakan menu bervariasi, gabungan oriental dan western.  Intinya, aku happy selama di hotel ini dan recommended!!


Harris yang satu ini berkelas 'resort', makanya fasilitas berbintang
Hotel Harris Kuta, sebelah Beach Walk
Free wifi di kamar dan lumayan kencang speed-nya
Bersih dan nyaman
Lemari pakaian
Bath-up
Wastafel di kamar mandi
Mini bar


Kesebelas, semua kegiatan, mulai dari di hari pertama mendarat di bandara Ngurah Rai Denpasar, makan ayam betutu khas Gilimanuk, bermain-main di Upside down untuk Batch-1, di DMZ untuk Batch-2 dan makan malam bebek tepi sawah. Lalu di hari kedua jalan-jalan ke Taman Ayun, belanja di Joger, makan siang di Dewi Sinta sekaligus mengunjungi pura sakral plus unik di atas karang laut Tanah Lot dan makan malam di new furama cafe pinggir pantai Jimbaran. Selanjutnya di hari ketiga mengunjungi Pantai Pandawa, kemudian ke Uluwatu, makan siang di restaurant Bejeno persis di pintu keluar area Uluwatu, lalu  menuju ke bandara untuk pulang ke Jakarta.  Semua kegiatan berjalan dengan lancar, tertib dan berkesan karena seluruh peserta disiplin, saling mengingatkan dan tetap kompak sehingga mempermudah panitia dalam mengatur acara.  Aku sangat bangga sebagai pimpinan melihat staf-staf muda penerus kami beranjak 'lebih dewasa', lebih bijak, lebih cerdas, lebih berempati dan lebih baik!!


Religi dan tradisi masyarakat yang menjadi daya tarik Bali
Makan siang di Bejana, Uluwatu
Menu sederhana tapi sehat, nikmat dan bergizi


Keduabelas, senyum dan ekspresi bahagia yang terlihat dari raut wajah para stafku menjadi kebahagiaan pamungkas bagiku.  Top of the top of my happiness.  Kalau dibilang lelah, memang lelah kami semua apalagi ketua panitia, karena acara begitu padat dan jatah waktu terbatas.  Tapi rasa lelah itu tidak membuat kami hilang semangat.  Kebersamaan dan semangat untuk bahagia bersama dari awal sampai akhir terbukti ampuh menghapus rasa lelah itu.  Bahkan keesokan harinya saat kami semua harus kembali beraktifitas, keceriaan dan semangat itu masih ada.


Jogger, pusat belanja 'kata-kata'
Papan reklame Jogger di Luwus
Check in, balik ke Jakarta

Santai sejenak di TG Lounge menjelang berangkat