Jumat, 15 Januari 2016

Sentral Al Jazeerah Restaurant & Cafe, Destinasi Cerdas Bagi Penggila Kulinari Padang Pasir

Bagi kalian penyuka makanan Arab, tidak ada salahnya mampir ke Sentral Al Jazeerah, restaurant dan café yang berlokasi di Jalan Pramuka, Jakarta.  Fasad depan yang berwarna kuning kehijauan dengan ornament seperti masjid mempermudah kita menemukan tempat ini.  Tempat parkir memang tidak banyak, sehingga di jam makan siang lumayan sulit menempatkan mobil disana.  Sebagian besar terpaksa memakan badan jalan. Kalau sedang sial, kalian terpaksa parkir jauh dan merasakan panas dan asap kendaraan saat menuju restaurant.  Tapi kalau sudah masuk ke dalam, rasa capek, penat, panas kita terbayarkan dengan suasana yang lapang, nyaman dan menyenangkan karena disain interior-nya membawa kita ke alam timur tengah.  Ibaratnya kita seperti tamu para Emir padang pasir. 


Fasad depan


Ruangan terbagi 3 bagian.  Ruangan utama yang super luas yang akan kita temui pertama.  Ruangan ini lebih tepat bagi keluarga besar atau untuk acara formal yang melibatkan banyak orang.  Untuk yang menginginkan suasana lebih rileks dengan sedikit berbau formal, kita dapat menuju ke ruangan tertutup di samping ruangan utama.  Di ruangan ini kita bisa melihat aktifitas di ruangan utama.  Kelebihan dari ruangan ini adalah privacy dan di tempat ini kita bisa menikmati sisha, merokok ala Timur Tengah.  Namun kalau ingin lebih rileks dan privacy, kita bisa menuju ke ruangan lesehan.  Disini setiap ruangan hanya dibatasi dengan tirai, tapi suasana terkesan sangat santai.  Ruangan ini banyak dipesan oleh ibu-ibu arisan dan keluarga kecil yang punya anak balita karena kapasitas ruangan bisa fleksibel, hanya tinggal buka tirai, kita bisa book 1 lot atau 2 lot sekaligus.  Dan yang punya anak balita tidak akan kesulitan mencari tempat duduk untuk si balita atau sekadar menidurkan mereka.  Karena hanya berdinding kain, ruangan ini rasanya kurang tepat bila kita ingin membicarakan hal-hal yang rahasia atau rencana bisnis.  Tapi di area ini, pemilik restaurant menyediakan ruangan VIP yang sangat menjaga privacy tamunya.  Kapasitasnya sangat terbatas, namun pelayanannya super!

Ruangan utama yang lapang

Disain interior yang apik memberi rasa nyaman

Ruangan yang lebih privacy

Ruangan lesehan ala Timur Tengah

Kapasitas yang fleksibel

Ruangan VIP

Sebagai makanan pembuka, tidak ada salahnya kita pesan sambusak laham, sejenis spring roll yang berbentuk segitiga yang berisi daging cincang domba.  Untuk pelengkap appetizer, Al Jazeerah salad dan teh Arab perlu dicoba.  Aku suka sekali dengan teh yang satu ini.  Disajikan dalam teko dan gelas khas Timur Tengah dan rasanya sangat menyegarkan.

Buku menu

The Arab yang menghangatkan suasana
 
Sambusak laham

Salad ala Al Jazeerah

Untuk main course, yang selalu kupesan bila berkunjung ke restaurant ini adalah Mandi Laham, nasi kuning khas Arab yang gurih dan full rempah ditambah dengan daging domba yang renyah, gurih dan tidak berbau karena dimasak dengan cara yang benar oleh chef yang berpengalaman tentunya.  Sedangkan untuk minuman, yang wajib dicoba adalah juice kurma.  Hmm......benar-benar berasa kurmanya!!  Super sehat!

Mandi laham

Juice kurma yang super sehat
Wadah sambal yang unik

Belum lengkap kalau kita tidak pesan hidangan pencuci mulut sebagai penutup.  Sebagai rekomendasi, tidak ada salahnya dicoba Muhalabiah, sejenis pudding yang dipadu dengan berbagai buah-buahan.  Sulit diucapkan dalam kata-kata tentang rasanya, sebaiknya kalian coba sendiri.  Yang pasti, acara makan kalian akan menyenangkan dengan pilihan menu yang tepat.

Muhalabiah, cocok untuk makanan penutup

Tidak mahal kan?

Urusan harga, di Sentral Al Jazeerah tidak menguras kantong dan worth it menurutku.  Pelayanannya cepat dan waiters-nya ramah-ramah.  Yang perlu diperbaiki disini adalah fasilitas wifi-nya.  Berapa kali kesini, wifi sering mengalami gangguan.  Terkadang mati atau tidak terdeteksi di Iphone-ku.  Kalau pun terdeteksi, koneksi-nya kurang cepat.  Mungkin kalau kesini, waktu kita hanya urusan makan saja 'kali ya?

Jumat, 08 Januari 2016

Segitiga Bermuda, Penuh Misteri dan Sensasi

Kalau bukan temanku yang minta, mungkin aku tidak akan menceritakan perjalananku ke negara ini. Alasanku karena perjalananku ini sudah cukup lama kejadiannya dan beberapa foto-nya pun sudah ga jelas dimana rimbanya.  Tapi temanku ‘memaksa’ ku untuk berbagi cerita selama di negara kecil yang lebih dikenal dengan cerita seramnya daripada yang baik-baik.
 
Adalah Bermuda, negara pulau di Samudera Altantik di bawah kendali Pemerintah Inggris yang lebih sering dikait-kaitkan dengan mitos Segitiga Bermuda yang menyeramkan itu.  Aku tidak punya niat sebelumnya untuk jalan-jalan kesana.  Sama seperti kebanyakan orang, kita sering paranoid duluan bila mendengar hal-hal yang mengancam jiwa kita.  Ga kebayang di pikiran kita kalau kita jauh-jauh ke negara orang hanya sekadar stor nyawa.  Kenapa begitu?  Sangat wajar bagi kita orang Indonesia.  Puluhan tahun tinggal dan menuntut ilmu di Indonesia, aku tidak pernah mendengar cerita indah tentang Bermuda.  Yang ada justru cerita-cerita kecelakaan penerbangan, kapal laut yang melintasi area segitiga yang membentang dari Florida (Amerika) sampai Puerto Rico dan Bermuda.  Para scientist atau ilmuwan yang tidak percaya mitos mengatakan bahwa di segitiga itu ada daya tarik gravitasi yang sangat tinggi sehingga laut yang diatasnya berubah menjadi palung raksasa yang siap menyedot apapun yang melintasi area tersebut termasuk pesawat udara yang sedang terbang tinggi di atasnya.  Sudah ribuan nyawa melayang dan sampai sekarang belum ada yang berani memastikan apa dan bagaimana sebenarnya yang terjadi di area segitiga itu.  So, karena aku seorang traveler, bukan ilmuwan, lebih baik fokus bagaimana bisa nyampe ke Bermuda dengan selamat.  Bukannya percaya mitos atau percaya ilmuwan, namun buat apa ingin membuktikan sesuatu kalau nyawa taruhannya?  Cari aman saja lah.


 
Keputusan direksi sudah bulat bahwa aku harus mendampingi salah satu direktur untuk menghadiri event internasional yang akan diselenggarakan di Bermuda.  Terang saja aku excited sekaligus khawatir.  Kapan lagi bisa mengunjungi negara di Selat Karibia, pikirku.  Mungkin ini awal yang baik, siapa tahu nanti bisa punya kesempatan mengunjungi Cuba dan Cayman.  2 negara pulau yang penuh kontroversi menurut media dan film-film Hollywood.  Yang satu terkenal dengan cerutu dan imigran gelap ke Amerika, yang kedua terkenal dengan destinasi penyimpanan uang-uang haram para koruptor. 

Koleksi uang Bermuda-ku

 
Pesawat Air Canada yang menerbangkanku dari Bandara Pearson – Toronto Canada mendarat dengan selamat di Bandara Internasional LF Wade.  Bandara ini cukup mungil dan berlokasi di Pulau Saint David.  Sepertinya bandara ini mendominasi dan sengaja diperuntukan bagi bandar udara.  Aku yang sudah mengantongi surat undangan dari penyelenggara dan undangan dari Gubernur Bermuda dapat melenggang bebas melewati counter imigrasi.  Oiya, karena dibawah teritori Pemerintah Inggris, Bermuda dipimpin oleh seorang Gubernur sebagai perwakilan dari Kerajaan Inggris.  Gubernur akan membawahi seorang perdana menteri dan beberapa menteri.  Urusan visa, kita bisa mengajukan ijin tinggal ke Kedutaan Inggris.  Aku memang tidak mengajukan visa ke Kedutaan Inggris karena di dalam surat Gubernur Bermuda disebutkan bahwa aku dapat menggunakan surat tersebut sebagai bukti bahwa aku adalah undangan dari Pemerintah Bermuda alias surat itu berfungsi sebagai visa.  Yang lucunya saat aku berada di depan konter imigrasi.  Petugasnya memang ga banyak bertanya karena langsung baca surat ‘sakti’ itu yang kuselipkan di dalam passport.  Dia cuman bilang, ‘welcome to Bermuda, you are the first Indonesian coming to Bermuda’.  Whats?? Ah lebay tuh petugas, pikirku dalam hati,  memangnya ga ada orang Indonesia yang pernah datang kesini?  Mungkin dia baru bangun tidur langsung jaga tugas…he…he…

 
Bandara L.F.Wade Bermuda
 
Terminalnya kecil tapi rapi dan bersih


Yang reseh justru petugas bea cukainya.  Aku sempet ditanya ini itu.  Untungnya semua bisa kujawab dengan cepat dan mereka tidak sempat nyuruh buka koper besarku.  Akhirnya aku keluar dari bandara pake taxi yang sudah siap di depan terminal.  Yang unik adalah jalan keluar bandara yang berupa jembatan beton sempit dan panjang yang menghubungkan bandara dengan pulau utama Bermuda.  Jembatan ini bisa suatu ketika ditutup karena badai yang setiap hari ‘mengunjungi’ Bermuda.  Jadi jangan heran bila suatu saat kita tidak bisa terbang hanya gara-gara air pasang dan angin kencang sedang menerpa Causeway atau jembatan ke bandara itu.  Ironisnya, penduduk disini seolah-olah sudah ‘berteman’ dengan badai.  Bahkan ada channel khusus di televisi yang mengabarkan badai setiap harinya.  Di channel itu kita bisa tahu dimana letak badai, apa yang harus kita lakukan dan ada juga kabar tentang potensi atau rencana lokasi badai.  Alhasil, penduduk setempat sudah terbiasa waspada dan para turis pun tidak menjadi panik atau ketakutan.  Dan forecast cuaca dan badai benar-benar presisi.  Kalau besok dibilang akan gerimis atau hujan, e tepat sekali ramalannya, besok benar-benar kejadian!

Hotel Fairmont Southampton
Shuttle bus gratis dari Hotel ke halte bus kota


 
Aku sengaja nginap di Fairmont Southampton hotel karena lokasi acara bertepatan di hotel ini.  Ada sih rekomendasi dari panitia untuk hotel di sekitar Fairmont yang lebih murah dan bagus view-nya, tapi setelah di-check, ternyata harus 10 menit pake free shuttle atau kendaraan antar jemput gratis dari penyelenggara.  Kelamaan dan ga praktis kalau harus ngambil sesuatu barang yang tertinggal di hotel atau perlu rehat sebentar misalnya.  Meskipun harus bayar 500 US dollar per malam, aku putuskan untuk menginap seminggu di Fairmont Hotel.  Tidak hanya interior hotel yang megah, Fairmont sangat serius menjaga kenyamanan tamunya dengan penataan landscape yang luar biasa.  Taman-taman di sekitar hotel dibuat seperti hutan mini yang nyaman bagi pejalan kaki atau yang mau jogging.  Setiap area dibuat berbeda dengan kumpulan tanaman yang sengaja dibuat berlainan.  Belum lagi hotel ini dikaruniai pantai yang indah dengan air laut yang biru, pasir putih bersih dan batu-batu karang besar.  Khusus bagi tamu hotel diberi akses bebas ke pantai yang juga menyediakan lapangan tenis, bar dan kursi-kursi berjemur.  Di pantai inilah acara farewell party super meriah diadakan di akhir acara.
 

Menjelang farewell party di tepi pantai

Makan malam di pantai dekat hotel

Yatch yang sempat membawaku keliling pantai

Romantis kan pantainya?
 
Tempat wisata di Bermuda didominasi oleh yang berbau laut.  Bisa jadi karena Bermuda adalah kumpulan dari lebih 100 pulau, makanya pantai menjadi obyek andalan.  Berbagai macam pantai dengan keindahannya ada disini, mulai dari yang berpasir putih sampai yang berpasir merah muda.  Ada yang berpadu dengan batu-batu karang, ada juga yang membentuk laguna.  Laut sepertinya memberi cerita tersendiri bagi warga Bermuda.  Rangkaian sejarah dan cerita yang terkait dengan laut di Bermuda dapat  kita lihat di Museum Maritime di Royal Naval Dockyard.  Di sekitar museum ini pula kita dapat mengunjungi perajin benda-benda seni yang terbuat dari gelas dan toko-toko souvenir.

Scooter banyak dijumpai di pusat kota Bermuda

Pantai adalah andalan wisata Bermuda

Keindahan alam yang perlu dinikmati
 
Banyak hal-hal unik di Bermuda yang dapat aku share dengan kalian.

1.      Mata uang Bermuda senilai dengan dollar Amerika dan dollar Canada, tapi sebaiknya cepat tukar uang sebelum meninggalkan Bermuda karena terbukti di Canada, aku sangat kesulitan mendapatkan money changer yang mau menerima uang Bermuda, akhirnya terpaksa dibawa sampai ke Indonesia;
2.      Jalan raya di Bermuda sangat sempit, kecuali di pusat kota, rata-rata sekitar 6 meter lebarnya dan digunakan untuk 2 kendaraan dari arah yang berbeda.  Meskipun demikian, selama disana aku belum pernah menemui kemacetan;
3.      Pusat kota Bermuda jangan disamakan dengan Indonesia.  Aku lebih tepat mengatakan kota kecil karena tidak banyak jumlah gedung bertingkatnya.  Kalaupun ada, mereka tidak setinggi gedung-gedung di Jakarta.  Hanya punya satu supermarket dan 1 restaurant Chinese food, namanya Chop stick dan disinilah dijual menu-menu Asia termasuk gado-gado dan nasi goreng.  Di dalam menu sih bukan tertulis gado-gado, tapi mixed food with various vegetables, namun kalau dilihat dan dirasa lebih mirip gado-gado di negara kita.  Restaurant ini punya pelayan berwarga negara Malaysia, makanya dia senang banget ketemu sesama orang Asia.  Harga per menu lumayan mahal berkisar 20 sampai 60 dollar Bermuda.  Kebayang kan berapa dollar kita butuhkan untuk sekadar makan setiap hari?;
4.      Ada transportasi umum seperti bus kota di Bermuda, tapi bayarnya harus beli token dulu.  Token itu seperti uang-uangan berbentuk logam yang bisa kita dapati di hotel atau toko-toko besar.  Tapi si sopir bus akan maklum kalau turis tidak punya token dan mau bayar tunai.  Yang jadi masalah, jadwal bus sangat lamban.  Kita bisa menunggu 30 menit bahkan 1 jam hanya sekadar ingin naik bus.  Kalau pengin cepat, kita bisa naik taxi.  Pengalamanku selama tinggal di Bermuda, setiap hari aku harus mengeluarkan 200 dollar untuk pulang pergi dari hotel ke pusat kota.  Disamping memang jauh lokasinya, supir taxi ber-argo ini sangat patuh rambu-rambu lalu lintas dan karena kecilnya pulau, tidak ada jalan alternative bila ingin berpergian.  Kita akan melewati jalan yang sama lagi saat pulang.
Yatch ada di semua sudut pulau
  
5.      Beberapa orang lokal yang kutemui mengatakan tabu bicara tentang Segitiga Bermuda.  Ada yang beralasan itu mitos seram yang menakutkan untuk dibahas, ada juga yang trauma karena ditinggalkan oleh orang-orang tercinta yang menjadi korban keganasan Segitiga Bermuda.  So, memang sebaiknya kita bicara yang enak-enak saja
6.      Karena jajahan Inggris, semua penduduk lancar berbahasa Inggris, cuman aksen-nya saja yang menurutku unik seperti aksen orang Jamaica.  Ada beberapa istilah yang mereka gunakan yang sama sekali tidak kumengerti.  Mereka bilang, itu bahasa lokal atau bahasa ibu mereka.  Menurutku sah-sah saja dan bukan hal baru di suatu negara. 
7.      Karena jajahan Inggris juga lah makanya di Bermuda kita temukan box telepon umum warna merah menyala seperti di London.  Gedung-gedung Pemerintahan pun bergaya Inggris.
 
Telephone box seperti di London
  
8.      Jangan heran bila sedang asik nonton tv tiba-tiba layar tv gelap dan hanya terdengar ‘dengungan’ yang menandakan adanya bahaya.  Itu hampir tiap hari terjadi.  Bahkan 1 hari bisa terjadi beberapa kali.  Itu adalah tanda waspada bahwa di suatu lokasi sedang terjadi badai.  Makanya kita kudu rajin-rajin buka channel badai.
 
Kapal kecil menjadi alat transportasi utama
 
 
9.      Populasi Bermuda sangat rendah.  Kebanyakan anak-anak mudanya sekolah dan mencari kerja di luar negeri.  Sasaran mereka Amerika karena Bermuda dekat dengan Florida.  Penduduk lokal lebih suka berdiam di rumah, mungkin karena mereka rata-rata berusia tua yang ga pengin dugem lagi.  Makanya sepanjang jalan terlihat sepi.  Oiya kota-nya pun tidak buka 24 jam.  Kalau mau hang out malam hari, para turis terpaksa memilih café atau bar yang ada di hotel.
 
Shopping mall di Dockyard
 
10.   Toko souvenir tidak banyak di Bermuda.  Bahkan di tengah kota pun yang kutemui hanya 2 buah. Yang ‘made in Bermuda’ hanya kain rajutan dan beberapa produk yang terbuat dari gelas/kaca, selebihnya buatan China dan negara-negara Karibia.  Harganya luar biasa mahal, untuk sekadar topi bertulis Bermuda dihargai sekitar 35 dollar, T-shirt sederhana dihargai 45, magnet tempelan kulkas rata-rata 12 dollar.

Minggu, 03 Januari 2016

Glamorous Camping, Tren Wisata 2016

Bila mendengar kata camping, pasti yang terlintas di benak kita adalah sebuah tenda yang dibangun dengan pasak-pasak tiang di setiap sudutnya, lalu ada tikar untuk alas tidur, jaket yang berfungsi sebagai penghangat waktu tidur dan api unggun. Terkadang kita makan bekal yang kita bawa dari rumah, minum air dari sumbernya atau masak air dari sungai atau air terjun, dan kalau bekal kita habis, terpaksa kita makan tanaman atau binatang yang ada di hutan untuk menyambung hidup.  Kalau tempat camping kita dekat dengan rumah penduduk, ga jarang juga kita ‘mencurangi’ diri sendiri dengan beli makanan di warung atau nongkrong makan siang atau makan malam di kedai nasi.  Kesimpulannya, camping lebih identik dengan serba keterbatasan, baik dari sisi fasilitas atau lingkungan dan jauh dari unsur nyaman.  Kalau sudah begini, kecil kemungkinan kita akan bawa anak-anak kecil atau orang lanjut usia untuk camping, karena tidak ada kata 'camping' dalam kamus hidup mereka yang memaksa kita jadi kerepotan menyiapkan ini dan itu.  Apalagi bawa anak bayi, mungkin kah kita ber-camping dengan mereka?  Bagaimana dengan camping yang tidak perlu bersusah ria?

The Highland Park Resort di Bogor
 
Itulah Glamorous Camping atau biasa disingkat Glamping.  Namanya saja glamor, so pasti semua serba wah dan bukan camping yang biasa-biasa saja.  Fenomena ini makin menjadi 'kebiasaan' warga ibukota yang sudah jenuh dengan suasana hotel karena mereka ingin dekat dengan alam tapi tidak mau kesulitan cari makan atau minum dan pengin dilayani bak pelayanan hotel bintang 5.   Ingin tahu lebih jauh tentang glamping, sengaja aku datang ke The Highland Park Resort (HPR) di Bogor.  Lokasinya lumayan jauh dari kota Bogor, namun entah bagaimana aku tidak mengalami kesulitan untuk menemukan tempatnya.  Dua kali sempat berhenti karena ragu dengan peta yang diberikan petugas reservasi resort, ternyata orang di pinggir jalan yang kutanya pada kenal dengan resort itu.  Mereka memberikan informasi yang benar kemana arah yang harus kutempuh dengan mobilku.  Dan yang lebih membantu, kalau kita perhatikan baik-baik di sisi jalan raya mulai dari perempatan jalan setelah keluar dari tol kota Bogor, kita akan melihat signage  HPR.  Ada yang berupa billboard besar, ada yang berupa spanduk kain ukuran 25 x 40 cm yang dikaitkan di tiang-tiang listrik atau pohon.  Intinya, ga susah, bung!!

Tenda suku Indian Apache

HPR pada mulanya menawarkan camp bangsa Mongolia.  Bentuknya benar-benar dibuat seakan-akan kita berada di tenda seorang Kaisar Mongol.  Ekslusif dan menarik.  Sampai sekarang pihak HPR berani mengklaim sebagai penyedia wisata tenda Mongolia yang pertama di Asia Tenggara.  Promosi yang gencar oleh pihak pengelola membuat HPR mendapatkan respon yang sangat baik dari para traveler pecinta alam bebas ‘kelas koper’ bukan ‘bagpacker’.  Mengapa? Karena tariff tenda per malam di atas 1 juta semua dan hampir semua fasilitas harus bayar.  Yang gratis lebih banyak fasilitas untuk anak-anak seperti mini water boom, playground, low rope.  Untuk orang dewasa ada juga yang free charge seperti meja billiard, table soccer dan papan catur.  Lapangan futsal boleh juga dipakai, tapi kalau untuk pertandingan, kita akan di-charge 150 ribu per jam.  Pada peak season seperti tahun baru, semua harga naik fantastis!

Pioneer dalam glamping

Camp eksklusif yang menampung seluruh keluarga

Awal dari bisnis glamping

Memasuki ruangan tenda, kita akan dibuat terkagum-kagum dengan disain interior yang luar biasa.  Sungguh diluar ekspektasi kita kalau bicara tentang tenda kemah.  Fasilitas di dalam tenda lebih terlihat seperti hotel bintang 5.  Ada ranjang besar dengan penataan yang apik dan terkesan mewah.  Suasana tenda tetap dijaga dengan melapisi dinding-dinding tenda yang terbuat dari kayu dengan kain-kain satin halus.  Lapisan luar tenda terbuat dari kain plastik seperti terpal yang anti bocor.  Bangungan dalamnya terbuat dari kayu untuk memperkokoh tenda.  Untuk mempercantik ruangan, bagian dalam tenda itulah yang dilapisi dengan kain yang menimbulkan kesan elegan bagi tamu sehingga impresi pertama kita saat masuk tenda langsung terkesima.  Di dalam tenda juga tersedia telepon, mini bar, televisi, rak pakaian, sandal, tempat jemur handuk, alat pemadam kebakaran, dan ornament pemanis ruangan.  Masih satu kesatuan dengan tenda, di dalamnya juga tersedia shower room dan toilet secara terpisah, juga wastafel.  Mungkin inilah yang dinamakan tenda mewah,  Kita ga perlu takut nyamuk, binatang buas, atau tidak perlu takut keluar sekadar mau buang air kecil.  Mungkin ini juga standard tenda berkemah yang super luxury sehingga seorang Muamar Khadafi pimpinan Libya dulu terkenal dengan kebiasaan yang unik yaitu selalu membawa dan membangun tenda kemana pun dia dalam perjalanan kunjangan kenegaraan.  Bagiku, inilah yang dinamakan Glamorous Camping yang sebenarnya!


Elegan dan romantis

Suasana tenda tetap dipertahankan

Ranjang tambahan untuk keluarga
Wastafel

Shower room

Toilet

HPR menyediakan 3 macam pilihan akomodasi untuk bermalam.  Ada yang berbentuk camp atau tenda, ada yang berupa barrack, ada juga yang berupa tree house atau rumah panggung.  Untuk tenda, para pengunjung punya 4 pilihan.  Yang paling kecil dengan kapasitas maksimal 4 orang yaitu Apache sampai ke kapasitas dan fasilitas yang deluxe dengan tariff Rp 2.500.000 per malam.


Seperti perkampungan suku Indian
Cluster tenda unik yang menarik

Rumah panggung pun tersedia

HPR benar-benar ingin menghibur semua anggota keluarga.  Terbukti dengan fasilitas yang disediakan sungguh variatif.  Untuk anak-anak disediakan playground dengan berbagai macam wahana.  Untuk remaja dan orang tua tersedia futsal, arena jogging dan permainan outbound. Khusus untuk bapak-bapak eksekutif pun disediakan driving range dan mini golf, juga kolam pemancingan. Dan jangan khawatir untuk ibu-ibu, disamping mendampingi putra putrinya menikmati wahana permainan, di sekitar area terdapat kebun-kebun bunga dan buah yang tepat untuk berfoto.  Menyadari lokasi yang jauh, pihak pengelola menyediakan fasilitas ATM Mandiri dan mini market bagi pengunjungnya.

Arena futsal
Driving range

Arena bermain anak-anak

Sarana flying fox

Kebun bunga

Masyarakat semakin bosan dengan wisata atau hiburan di dalam gedung.  Mereka menginginkan ruang gerak yang lebih luas dan bergaul dengan alam bebas.  Hawa segar dan udara bersih menjadi pilihan bagi semua keluarga dalam memilih destinasi di saat senggang.  Wisata alam tidak harus dengan fasilitas yang serba terbatas.  Masyarakat ingin dapat menikmati keindahan alam, namun ingin juga hiburan yang dapat memenuhi semua kebutuhan anggota keluarga.  Wajarlah kalau Glamping menjadi pilihan tepat bagi keluarga dan layak untuk menjadi tren wisata tahun 2016.