Rabu, 25 April 2018

Jumpa Komodo di Labuan Bajo

Indonesia perlu berbangga hati mempunyai kekayaan alam yang luar biasa di bumi ini.  Hutan tumbuh subur, lautan memberikan kehidupan bagi siapa pun yang ada di sekitarnya dan perut bumi tiada henti memproduksi sumber hayati yang selalu dinanti semua penghuni bumi pertiwi.  Bukit dan pegunungan berpadu dengan hijaunya perkebunan, persawahan dan rimbunnya pokok pepohonan, serta dihiasi dengan kesegaran air mengalir dari atas bukit atau yang mengalir berliuk-liuk di atas hamparan sungai dengan bebatuan.  Ibarat sebuah masterpiece lukisan sang maestro dunia yang kerap menimbulkan decak kagum siapa pun yang melihatnya.  Deretan pulau di atas kemilau warna biru air laut membuktikan keindahan alam Indonesia memang tiada duanya.  Tidak ada yang bisa menyamai hasil ciptaanNya.  Secanggih apapun teknologi dan sekaya apapun sebuah negara maju, mereka tidak akan bisa membuat Índonesia kedua'.  Alam kita lebih kaya dan telah memberikan segalanya.  Jadi rasanya wajar, sebagai bangsa Indonesia merasa bangga, lahir dan besar di Indonesia.


Pantai yang bersih dengan laut yang tenang

Gugusan pulau

Salah satu kekayaan alam Indonesia adalah komodo, makhluk purbakala yang masih hidup dan hanya ada di Indonesia, tepatnya di Nusa Tenggara Timur.  Komodo sangat populer di dunia dan komodo adalah Indonesia karena tidak ada satu pun negara yang berani meng-klaim bahwa mereka punya komodo atau mengatakan mereka adalah negara asal komodo.  Kalau pun mereka punya beberapa ekor komodo, tapi mereka tidak punya habitat dan alamnya komodo.  Itupun karena 'kebaikan hati' Indonesia untuk menambah pengetahuan dan koleksi kebun binatang mereka.  Binatang ini hanya dijadikan pajangan di kandang kebun binatang.  Sudah barang tentu, semua orang kalau ingin melihat komodo dan alam aslinya akan bepergian ke NTT.  Bersyukur, propinsi ini memberikan akses untuk memasuki wilayahnya melalui jalur udara yaitu Bandara Komodo di Labuan Bajo.  Bentuk bandara ini unik.  Dari luar seperti seekor komodo dan sepertinya komodo menjadi pusat perhatian disini.


Bandara Komodo dari sisi udara

CRJ-1000 Bombardier milik Garuda mendarat

Tugu dinding di depan area Taman Nasional Komodo

Icon wisata Nusa Tenggara Timur

Semua orang ingin mendekati komodo

Kalau beruntung dan berani, bisa foto bareng dengan komodo


Nama Labuan Bajo menjadi populer seiring dengan melambungnya promosi wisata komodo.  Semua orang bila ditanya tentang komodo, pasti mengarah pada Labuan Bajo.  Mungkin karena ini adalah satu-satunya bandara yang terdekat dengan tempat komodo di 2 pulau, Rinca dan Komodo.  Meskipun lokasi kedua pulau itu jauh dari Labuan Bajo, tapi komodo terasa 'ídentik' dengan Labuan Bajo. Jadinya, anda harus ke Labuan Bajo dulu sebelum meneruskan perjalanan ke Taman Nasional Komodo di Loh Liang Pulau Komodo atau ke Pulau Rinca yang posisinya lebih dekat dengan Labuan Bajo.  Perjalanan ke Taman Nasional Komodo butuh waktu 4 jam menggunakan kapal.  Kalau ingin cepat sampai, kita dapat menggunakan speed boat sewaan.  Untuk kapal tarif sewanya bervariasi tergantung dari jenis atau fasilitasnya.  Harga dibandrol mulai 10 juta sampai 100 juta per hari.  Yang nyaman dengan fasilitas berkelas VIP sewanya berkisar 40 juta.  Tarif sebesar itu sudah termasuk makan siang dan snack.  


Kapal ukuran besar tersedia disini

Mendekati pulau komodo

Dermaga pulau Komodo

Dermaga kayu menuju Taman Nasional Komodo

Label besar di area depan


Bicara tentang komodo, kita perlu berhati-hati bila memasuki habitatnya karena hewan purbakala yang satu ini sangat ganas dan cerdas untuk mendapatkan mangsanya.  Gayanya yang kelihatan kalem dan tenang, berhasil menipu siapa pun yang melihatnya, apalagi sang korban atau mangsa.  Komodo punya penciuman yang sangat tajam.  Kata ranger atau pawang sekaligus guide di Taman Nasional Komodo, binatang ini bisa mencium bau korbannya dari jarak 2 km!  Disamping itu, komodo juga hewan yang bisa berenang dan memanjat pohon.  Kalau sudah jelas korban sasarannya, komodo akan bergerak dengan cepat dan menerkam atau menggigit korbannya dari samping karena komodo cenderung menyerang dari samping.  Saking cepatnya gerakan menyerang itu, sampai-sampai sang korban tidak diberi kesempatan sedikit pun untuk menghindar.  Inilah yang menipu penghilatan kita terhadap komodo yang terlihat tenang dan lamban.  Namun, komodo tidak suka teriknya matahari, makanya dia selalu ingin berteduh di bawah pohon atau di rimbunnya semak belukar.  Oleh karena itu kita perlu berhati-hati bila sedang di tengah semak-semak hutan, bentuk dan warna kulit komodo mirip batang pohon,  kebanyakan korban tidak menyangka kalau di sekitarnya ada komodo.  Alhasil, para turis pun disarankan untuk selalu waspada dan patuh kepada aturan, tidak keluar dari rombongan, patuh pada ranger dan jangan sok tahu atau terlalu percaya diri trecking atau berjalan seorang diri di pulau ini.  Komodo cukup sekali menggigit korbannya.  Bakteri pembusuk yang ada di air liurnya bila masuk ke tubuh korban, akan menimbulkan rasa sakit yang luar biasa dan jarang sang korban bisa bertahan lama.  Seekor rusa hanya bisa bertahan beberapa jam, sedangkan manusia bisa bertahan maksimal 1 minggu.  Dan komodo adalah hewan pemakan bangkai, artinya dia lebih suka menyantap korbannya yang sudah mati membusuk daripada melahapnya hidup-hidup.


Jalan di dalam Taman Nasional

Rusa-rusa sudah familiar dengan pengunjung

Bahkan mereka berani menatap pengunjung yang lewat

Jangan sekali-kali jauh dari ranger atau pawang

Yang di bawah itu lebih mirip sebatang kayu, padahal...


Disarankan kalau ingin ke Pulau Komodo sebaiknya mampir terlebih dahulu ke Pulau Padar.  Disini, para wisatawan akan diajak untuk menaiki bukit sampai di ujung tertinggi di pulau ini karena disitulah spot terbaik untuk berfoto.  Di titik itu kita akan mendapat background pemandangan yang menakjubkan dari Pulau Padar.  Bisa dikatakan hampir seluruh bentuk pulau ter-cover sebagai latar belakang foto kita bergaya panorama.  Enaknya disini sudah disediakan jalan setapak bertangga untuk memudahkan pengunjung menaiki bukit.  Hanya saja di bagian tertentu menjelang puncak bukit, tangga-tangga batu itu rusak sehingga kita perlu berhati-hati karena medannya sangat curam dan berbahaya.  Udara disini sangat panas, makanya disarankan untuk menggunakan pakaian yang nyaman, tidak tebal, dan sebaiknya menggunakan sunblock untuk melindungi kulit dari teriknya sinar matahari.


Signage di area masuk pulau Padar

Perahu bersandar di pantai depan

Pantai di sisi belakang

Jalan mendaki

Spot foto paling dicari wisatawan


Selain mendaki bukit di pulau Padar, kalau memang anda senang berjalan kaki dan olah raga pendakian, anda dapat mengunjungi bukit Amelia karena tempat ini juga memiliki spot yang bagus untuk berfoto menikmati pemandangan alam Labuan Bajo.  Hamparan gundukan bukit-bukit hijau kecoklatan membuat indah panorama.  Meskipun bukit-bukit itu tidak ditumbuhi pohon-pohon tinggi, tapi masih terlihat menarik untuk diabadikan.


Bukit Amelia-1

Bukit Amelia-2

Bukit Amelia-3


Sekembalinya dari Pulau Komodo, anda dapat meneruskan perjalanan ke pantai Pink untuk melihat pasir pantai yang berubah warnanya menjadi merah muda bila terkena sinar matahari.  Makanya, kalau ingin kesini, sebaiknya siang hari atau saat matahari bersinar terang.  Kalau sore hari pun sebenarnya tidak jadi masalah sepanjang matahari masih memancarkan sinarnya, sehingga kita masih dapat melihat fenomena alam yang indah itu.  Selain menikmati pasir yang merah muda, di pantai ini kita dapat melakukan snorkling untuk melihat keindahan alam bawah laut.


Mendekati Pantai Pink, belum terlihat warna merah muda

Semakin dekat semakin terlihat

Perhatikan warna pasir pantai

Pasir berwana merah muda apalagi kalau terkena sinar matahari

Wajarlah kalau dinamakan Pantai Pink



Sedangkan tempat yang tepat untuk menikmati sunset adalah Atlantis on the rock yang dikelola oleh Plataran, brand yang dikenal melayani high class society bagi penyuka makanan dan penyajian yang berkelas.  Lokasi restaurant ini sangat strategis. persis di pinggir pantai, berhadapan dengan gugusan bukit-bukit yang seolah-olah muncul di tengah lautan.  Disini juga dibangun dermaga kayu sepanjang 200 meter yang menjadi spot menarik untuk berfoto.


Atlantis on the rock provided by Plataran

Lokasi sangat strategis pinggir pantai

Nyaman untuk hang-out

Dermaga kayu menambah cantik suasana

Tempat yang tepat untuk melihat sunset


Selain pemandangan, Labuan Bajo juga punya pertunjukkan yang tidak boleh dilewatkan oleh wisatawan.  Adalah Tari Caci, atraksi lokal yang sudah ada sejak dahulu kala yang tetap dilestarikan oleh penerus budaya masa kini.  Tarian ini menggambarkan kegagahan laki-laki Labuan Bajo dalam peperangan.  Para penari menggunakan peralatan perang seperti topi, perisai, dan yang tidak boleh ketinggalan yaitu cambuk yang menjadi pusat daya tarik tarian ini karena dengan cambuk lah para penari berusaha melecutkan cambuk ini ke arah punggung sang lawan.  Terkadang cambuk itu benar-benar melukai punggung penari sehingga terlihat lebam merah, lecet, kadang juga mengeluarkan darah.  Tetapi tidak ada satu pun yang merintih apalagi mengeluh dan menangis.  Mereka malah tetap dengan gagah dan lantang meneriakkan kalimat kepada penonton,"bapak ganteng, mama cantik, apakah mantap?"


Tari Caci-1

Tari Caci-2

Tari Caci-3

Tari Caci-4

Tari Caci-5

Tari Caci-6


Itulah atraksi lokal di desa Melo yang perlu dilihat juga oleh wisatawan.  Begitu banyak hal-hal menarik yang bisa kita lihat di Labuan Bajo.  Obyek wisata disini sangat banyak dan bervariasi, Tetapi tetap, komodo menjadi tujuan utama.  Ayo ke Labuan Bajo kalau memang ingin ketemu komodo.




Minggu, 15 April 2018

Menelusuri Pesisir Pantai Gold Coast Australia

Kalau Indonesia punya G-land di Banyuwangi, Australia punya Gold Coast yang menjadi surga bagi para peselancar.  Sama-sama diawali dengan huruf G, kedua tempat ini sama-sama menjadi destinasi wajib bagi pecinta ombak di seluruh dunia.  Namun, nama Gold Coast lebih populer bagi wisatawan non surfer manca negara.  Sangat wajar dan dapat dimaklumi, karena Pemerintah Australia benar-benar mengelola daerah wisata ini dengan sangat baik.  Infrastruktur seperti bangunan hotel, tempat-tempat peristirahatan, fasilitas publik, jalan raya, bandara, stasiun dibangun dengan perencanaan yang baik, sehingga tidak terkesan semrawut atau tidak jelas konsepnya.  Disini, jalan raya yang sempit seperti di pinggir-pinggir pantai tidak menimbulkan kemacetan.  Bahkan tempat parkir untuk publik di pinggir pantai jumlahnya sangat sedikit, namun saat musim ombak tinggi dan jumlah pengunjung meningkat, kendaraan tetap dapat parkir dengan tertib dan tidak ada komplain dari mereka meskipun mereka harus parkir di parkir berbayar sebagaimana di hotel-hotel atau restaurant terdekat. 


Angin berhembus kencang di Surfer Paradise


Law enforcement dibutuhkan bila ingin punya kota bersih, tertib, aman, dan nyaman.  Mungkin ini problem utama mengapa Indonesia tidak bisa punya kota seperti itu.  Orang Indonesia cenderung nurut atau patuh bila di negeri orang, tapi kalau sudah balik di negeri sendiri, maunya ngatur sendiri-sendiri.  Contoh sepele saja, di luar negeri denda membuang sampah benar-benar diterapkan, bahkan juga denda merokok di tempat-tempat yang dilarang untuk merokok.  Petugas tidak akan segan-segan lagi menghukum siapa pun yang melanggar.  Warga Indonesia yang kutemui di luar negeri pada patuh semua.  Buang sampah di tempatnya, tidak tercecer dimana-mana, dan gaya hidup mereka bisa dengan seketika berubah, lebih bersih, lebih disiplin, lebih tertib dan lebih baik. Dan lebih hebatnya lagi, mereka mau melakukan hal-hal kecil yang tidak pernah dilakukan di Indonesia seperti mengembalikan baki makanan ke tempatnya setelah selesai makan di restaurant fast food yang minim pegawai atau mau mengangkut barangnya sendiri ke trolley tanpa bantuan porter di bandara atau mengembalikan trolley di tempatnya setelah memakainya.  Heran kan?


Bersih, jalannya tidak macet, tertib dan nyaman

Pose di depan icon Gold Coast


Sama seperti situasinya di Gold Coast.  Kota kecil di pesisir Timur Australia ini sebenarnya kalah jauh keindahan alamnya bila dibandingkan dengan Indonesia.  Kita punya daerah yang kaya panorama alam dan lebih keren pantainya seperti Sumatera Barat, Aceh, Tanjung Pinang dan lain-lain, tapi kembali lagi kita sangat lemah dalam hal pengelolaan alam tersebut.  Tempatnya cenderung kotor, tidak terawat, atau tidak punya fasilitas publik seperti toilet yang layak dan bersih.  Belum lagi turis sering dibikin tidak nyaman dengan signage yang hanya berbahasa Indonesia, masyarakat cenderung mengerumuni atau mengusik para turis khususnya para bule untuk minta foto bareng atau menawarkan produk dengan harga yang 'tidak wajar'. Kalau sudah begini, bagaimana mau nyaman mereka berlama-lama di Indonesia?  Artinya, tidak ada salahnya kita berlapang dada mau belajar dari yang berhasil mengelola kekayaan alamnya.  Gold coast salah satunya.  Menyadari bahwa pantai adalah daya tarik utama orang berkunjung ke Gold Coast, Pemerintah setempat peduli betul hal-hal yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pengunjung.


Menjadi host dalam Commonwealth Games 2018

Aksesibilitas ke Gold Coast sangat mudah, bisa ditempuh dengan jalur darat menggunakan kendaraan umum atau pribadi dan bisa juga menggunakan kereta api.  Jarak tempuhnya sekitar 2 jam dengan mobil dan sekitar 45 menit dengan kereta api dari Brisbane.  Tapi kalau ingin lebih bergaya, boleh saja menggunakan jalur transportasi udara dari seluruh kota besar di Australia.  Bandara Gold Coast berukuran kecil, tapi lumayan ramai diterbangi pesawat-pesawat domestik dan internasional.  Kalau ingin menikmati perjalanan dari Brisbane ke Gold Coast dengan santai, pakai mobil kapasitas 6 orang dengan sopir yang handal dan mau mengerti kebutuhan tamunya, tidak ada salahnya anda menggunakan jasa travel lokal yang sepertinya sudah sangat mengenal kebiasaan dan kesukaan turis-turis asal Indonesia, salah satunya Priority One Travel. 



Burleigh Heads beach

Centaur Remembrance Walk di point danger beach


Khusus bicara tentang pantai, Gold Coast punya beragam jenis pantai.  Surfer Paradise dan Broadbeach masih menjadi destinasi favorit para turis.  Bisa jadi karena lokasinya yang tidak jauh dari pusat kota dan pusat hiburan seperti kasino, shopping center dan Hard Rock Cafe.  Ombak di kedua pantai ini lumayan tinggi, namun anginnya super kencang bila di musim panas seperti di bulan April ini.  Kedua pantai ini menyediakan area parkir kendaraan yang gratis tidak banyak sehingga pengunjung harus berebut dan rela terpaksa parkir di lokasi parkir berbayar.


Point danger beach

Anginnya super kencang

It's a must to visit


Pantai lainnya adalah Currumbin yang lebih disukai bagi yang ingin berlibur ke pantai dengan keluarga karena tempat ini menyediakan area pantai pasir yang sangat luas, cocok untuk tempat berjemur, bermain dengan anak-anak dan ombaknya tidak terlalu tinggi serta anginnya tidak terlalu kencang.  Pantai ini punya tempat parkir gratis yang luas dan ada tempat berbilas badan di dekat tempat parkir.


Pantai Currumbin

Kerap dikunjungi keluarga dan anak sekolahan


So, banyak pilihan tempat-tempat menarik di Gold Coast, apalagi bagi para peselancar yang rindu suasana pantai, deru ombak dan hembusan angin laut.  Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari Gold Coast dalam hal pengelolaan sebuah kota pantai.  Kebersihan, keteraturan dan ketegasan dalam menerapkan hukum, menjadi kunci utama bila ingin kota itu tertib, bersih, aman dan nyaman.  Silakan kaji sendiri bagaimana dengan negara kita.