Rabu, 12 Desember 2018

Yvoire, Daya Pikat Bagi Siapapun Yang Melihat

Memang betul, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.  Siapa sangka, sebuah kota yang sangat kecil di perbatasan suatu negara dan berpenduduk sangat minim jumlahnya, bisa mendatangkan devisa?  Dialah Yvoire, tempat wisata dengan luas 3,12 km2 di Perancis yang berada tepat di garis perbatasan dengan Swiss, dengan populasi dibawah 1.000 jiwa namun bisa mendatangkan devisa rata-rata diatas 1000 Euro setiap hari.  Artinya produktivitas penduduknya sangat tinggi, satu orang bisa menghasilkan 1 Euro lebih per hari!!


Boat, transportasi ke Yvoire


Awalnya aku juga ragu, apa sih menariknya berkunjung ke Yvoire?  Terbayang dipikiranku saat itu, bisa jadi ada sesuatu yang indah luar biasa disana yang tidak jauh dengan produk-produk andalan wisata Perancis seperti puri, istana kerajaan, taman atau gedung-gedung tua.  Atau kota di abad pertengahan ini punya nilai sejarah tinggi di masa perjuangan Perancis atau peradaban bangsa Eropa.  Kalau kita tanya mbah Google ya memang ada beberapa tempat wisata disana, tapi semua tidak bisa dinilai bila hanya sekadar baca artikel, lihat gambar atau dengar cerita teman.  Lebih baik kita lihat dengan mata kepala sendiri, bisa jadi obyek wisata itu bukan satu-satunya alasan orang bepergian kesana.  Mungkin saja ada faktor X yang menjadi daya tarik wisatawan.  Nah, silakan saja cari tahu jawabannya.  Aku hanya cerita apa dan bagaimana perjalanan singkatku ke Yvoire.


Siap-siap meninggalkan Swiss menuju Perancis


Aku berangkat dari pelabuhan kecil di tengah kota Geneva ke Yvoire.  Kapal kecil berkapasitas 50 orang yang 2 jam sekali membawa penumpang ke Yvoire.  Kita dibuat terkesima dengan kondisi kapal yang berumur cukup tua tetapi masih terawat dengan baik.  Lantai setiap ruangan semuanya bersih.  Dinding bercat putih yang tidak banyak ornamen pun terlihat bersih.  Toiletnya juga terjaga kebersihannya.  Tapi yang paling mengagumkan adalah kapal ini digerakkan oleh mesin Sulzer Freres Winterthur yang telah berusia 104 tahun !!  Dan kondisinya masih sangat bagus.  Mesin itu bersih mengkilap, tidak ada kotoran, karat atau percikan oli lapisan logam mesin itu


Dermaga

Menuju Yvoire

Mesin kapal buatan 1914

Tempat makan di dalam kapal


Sekitar 1 jam perjalanan, boat itu akhirnya berlabuh di dermaga kecil di Yvoire.  Penumpang bergegas turun dari kapal dan berjalan memasuki tempat tujuan.  Di bagian depan terlihat restaurant dengan menu Eropa dan bangunan kuno ala rumah batu tempo dulu.  Yang menarik bukan di bangunannya, tetapi tanaman anggur yang menutupi sebagian dinding samping restaurant.  Buah anggur yang berwarna hijau itu tumbuh rimbun di sepanjang tangkai.  Tidak hanya diriku, beberapa wisatawan juga tergelitik untuk memetik beberapa biji.  Rasanya manis dan juicy.


Bersandar di dermaga Yvoire

Boat turis yang bersandar di dermaga


Jalan masuk ke perkampungan Yvoire berupa tanjakan curam dengan tingkat kemiringan sekitar 45 derajat.  Untungnya jalan itu cukup pendek dan banyak yang bisa dilihat di sepanjang jalan.  Rumah-rumah berbentuk mungil dengan disain yang unik. Di persimpangan jalan, terdapat toko yang menjajakan produk-produk dari bahan kaca.  Sepintas produk yang dipasarkan itu mirip produk-produk kristal karena desainnya sangat detail, shiny dan menarik.  Ada yang berbentuk perhiasan, lampu, bunga hiasan meja, atau bentuk abstrak dengan cita rasa seni yang tinggi.  Namun, harga produknya relatif mahal untuk kantong orang Indonesia.  


Tempat penjualan produk-produk berbahan kaca


Kalau boleh jujur, tidak ada yang terlalu istimewa di tempat ini.  Puri dan taman bunga yang ditawarkan menurutku biasa-biasa saja.  Puri yang ada sama seperti puri-puri yang ada di benua Eropa, baik itu dari sisi bentuk bangunannya, material, lay-out dan eksteriornya.  Tapi penilaian terakhir ada pada wisatawan, bisa jadi mereka melihat dari sisi yang berbeda atau mereka punya tujuan yang lain ke kota ini.


Jalan-jalan di dalam area

Suasana pasar tempo dulu


Selain belanja produk-produk lokal yang kreatif, sepertinya wisatawan menyukai suasana dan alam di Yvoire.  Disini areanya sangat bersih.  Taman-taman tertata dan terawat dengan baik.  Sebagian wisatawan terlihat bersantai dan berjemur di pinggir pantai.  Sebagian juga ada yang berenang.  Kalau dicermati dengan baik, bangunan-bangunan dan disain kampung di Yvoire ini mirip sekali dengan perkampungan orang Perancis (French Village) yang ada di Ba Na Hills Vietnam.  Sekarang, tergantung dengan anda, apakah tertarik mengunjungi Yvoire atau cukup sekadar tahu saja dari cerita orang?