Minggu, 13 Mei 2018

Bulgaria Tidak Bisa Dipandang Sebelah Mata


Apa yang ada di benak anda saat mendengar kata Bvlgari (baca: Bulgari)?  Pasti yang terbayang adalah merek sebuah parfum mahal atau nama hotel super luxury yang hanya ada di 5 kota di dunia yang salah satunya ada di Bali dengan bandrol tarif semalam di atas 10 juta.  Atau terbayang nama suatu negara di Eropa?  Semuanya benar, tapi apakah semua itu ada hubungannya?  Kalau kita cek di situs https://www.bulgari.com/en-sg/visionary-architecture-video-page , Bulgari ibaratnya matahari di Italia bagian Selatan yang identik dengan keindahan alamnya, arsitektur bangunannya, kelezatan makanannya dan keindahan asesoris perhiasannya yang menjadi salah satu mahakarya yang tidak ternilai harganya.  Bulgari seperti brand patokan bagi barang-barang mewah dan mahal.  Seperti hotel yang dimiliki yang jumlahnya masih terbatas dan hanya hadir di kota-kota destinasi berkelas dunia.  Untungnya Bali masuk dalam satu cosmopolitan wisata berkelas Bulgari.  Namun, baik parfum, perhiasan, jam tangan, tas sampai hotel Bulgari semuanya menampilkan kekayaan bangsa Romawi Italia.  Lalu bagaimana dengan Bulgaria?  Yang pasti Bulgaria bukan Italia.  Bulgaria adalah negara berdaulat di Eropa yang lokasi geografisnya jauh dari Italy. Tapi, sejarah mencatat bahwa Bulgaria pernah dijajah oleh Romawi di tahun 46 Masehi.  Kalau aku, lebih karena penasaran saja apakah Bulgaria itu negara maju, luxury atau semewah produk-produk Bulgari?


Bendera negara Bulgaria


Yang aku tahu, Bulgaria itu terkenal dengan para pemain sepak bolanya yang mendunia seperti Hristo Stoichkov yang pernah menjadi runner up dua kali dalam FIFA World Player of The Year tahun 1992 dan 1994, serta memenangkan Ballon dÓr di tahun 1994 saat dia membela klub Barcelona dan membawa tim nasionalnya masuk ke semifinal World Cup 1994. Ada juga Dimitar Barbatov yang malang melintang di klub-klub elite Inggris seperti Manchester United, Tottenham Hotspur, dan Fulham. Di cabang lain, Bulgaria punya  Grigor Dimitrov, petenis peringkat 6 dunia.  Jadi bisa dikatakan, Bulgaria menyimpan segudang prestasi di dunia olah raga.  Bagaimana di dunia wisata?  Inilah sekelumit kisah perjalananku yang untuk pertama kalinya berkunjung ke Sofia, ibukota Bulgaria yang dikenal sebagai Çity of Wisdom. 


Kota Sofia yang bersih dan rapi

Trem masih menjadi transportasi publik andalan

Monument Saint of Sofia di tengah kota

Kantor Presiden Bulgaria, kita boleh berfoto di depannya


Sofia berarti holy God’s wisdom.  Nama Sofia berasal dari Saint Sofia Church, gereja tertua kedua di ibukota Bulgaria yang dibangun pada abad ke 4 Masehi yang keberadaannya sangat penting di masa itu.  Pembangunan gereja tersebut diawali di masa Penjajahan Romawi dan diselesaikan di masa Pemerintahan Justinian I dari Kerajaan Byzantine yang saat itu sangat berkuasa di daratan Eropa termasuk Turki.  Bentuk bangunan gereja yang memiliki dua Menara ini sangat mirip dengan masjid Hagia Sophia yang ada di Turki. Disamping menjadi pusat kebudayaan beberapa suku bangsa dan tempat beberapa universitas besar dunia, kearifan Sofia terlihat dengan kerukunan 3 umat besar beragama disini yaitu Kristen, Yahudi dan Islam.  Gereja, Sinagog dan masjid dibangun berdekatan jaraknya.  Mereka hidup damai, saling menghormati dan menghargai.  Tapi tujuanku kesana bukanlah untuk melihat keharmonisan hubungan 3 agama itu, tetapi melihat daya tarik wisata kota Sofia.


Gereja tua tinggal puing berada di belakang kantor presiden

Pusat kota Sofia

Tidak terlalu sibuk oleh orang dan kendaraan

Katedral Alexander Nevsky yang terbesar di Bulgaria

Taman kota terawat dengan baik


Ada monastery yang sangat terkenal di Bulgaria.  Rila namanya yang dibangun pada tahun 876 oleh Saint Ivan of Rila, seorang pendeta Orthodox yang sangat terkenal di masa Kekaisaran Peter I.  Saint Ivan tinggal di gua yang tidak jauh dari lokasi monastery yang dibangun oleh murid-muridnya.  Monastery ini memiliki 300 kamar dan menjadi asrama atau tempat tinggal para murid dan pengajar.  Bangunan asrama itu didominasi oleh kayu yang ukurannya sangat kecil bagi orang Eropa, menurutku.  Meskipun turis tidak diperbolehkan naik atau masuk ke asrama, tetapi kita bisa melihat bagian dalam asrama dari kejauhan.  Ukuran tangganya pun sangat kecil, jadi aku berasumsi bahwa asrama ini bergaya minimalis dan sederhana fasilitasnya.


Rila monastery tampak depan, pintu masuk

Bagian dalam monastery

Gereja di tengah monastery

Kondisi di dalam gereja

Iconostasis yang dilapisi emas


Di bagian tengah monastery dibangun gereja.  Disinilah letak daya tarik Rila karena di bagian dalam dan luar gereja terdapat lukisan dinding yang sangat menyolok dengan warna-warna kontras.  Dan di dalam gereja ini juga terdapat iconostasis yang dilapisi dengan emas dan beberapa peninggalan bersejarah yang menjadi alasan mengapa kita dilarang mengambil gambar di dalam.  Tapi aku sempat mengambil gambar sebelum ditegur si penjaga karena tidak tahu peraturan disini.


Lukisan dinding luar gereja

Warna-warna kontras

Berukuran besar

Menggambarkan kehidupan manusia

Mulai dari lahir sampai mati


Perjalanan ke Rila itu sangat menawan hati karena kita akan disuguhi dengan alam yang hijau, bukit-bukit yang penuh tanaman yang tumbuh subur, udara bersih dan rumah-rumah penduduk dengan pekarangan yang ditanami pepohonan rindang.  Aku menyempatkan diri untuk makan siang di sebuah restaurant menarik di pinggir jalan.  Nama restaurant-nya tertulis dalam bahasa Rusia dan restaurant ini menjadi satu kesatuan dari hotel dengan nama yang sama.  Tempatnya sangat nyaman untuk rehat karena dikelilingi oleh alam pemandangan yang indah, serta makanan yang disajikan pun nikmat rasanya.  Aku paling suka saladnya, meskipun terkesan sangat sederhana, namun terasa banget kesegaran sayur yang digunakan.


Namanya tertulis dalam bahasa Rusia

Tapi tempatnya sangat nyaman


Salad sebagai appetizer


Sup berikutnya


Main course-nya sederhana banget


Dessert-nya ice cream dengan tempat yang unik



Selanjutnya perjalananku menuju ke Veliko Tarnovo yang terkenal dengan produk rose oil beserta produk turunannya.  Lokasinya lumayan jauh dari Rila, tetapi kita tidak akan rugi setelah tiba disana karena Veliko mempunyai pemandangan yang sangat menawan berupa bangunan-bangunan kuno yang membentuk suatu desa kecil yang umurnya sudah ratusan tahun.  Bangunan-bangunan seperti rumah, toko, bahkan jalan rayanya masih seperti sedia kala, didominasi bebatuan dan kayu-kayu besar.  Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan yang di ibukota Sofia.  Penduduk disini pun lebih ramah kepada turis.  Dan disini lah pusat dibuatnya minyak dari bunga mawar yang sangat terkenal itu.  Sari bunga mawar ini dijadikan berbagai macam produk seperti parfum, sabun, lotion dan lain-lain.  Disini juga menjual produk lain seperti kain tenun atau rajutan tangan produk lokal yang menonjolkan motif bunga mawar.



Desa Veliko Tarnovo


Penuh dengan bangunan tua

Dengan jalan terbuat dari batu


Kehidupan masyarakatnya sederhana

Tapi tenang dan aman


Spot menarik untuk berfoto



Bila sudah tiba di Veliko, tidak ada salahnya juga kita makan siang disini supaya lebih lengkap mengenal budaya masyarakat setempat.  Kita perlu tahu bagaimana makanan yang sehari-hari mereka konsumsi.  Ternyata, aku tidak salah pilih, tempat makan yang kusinggahi memenuhi semua harapanku.  Restaurant ini adalah restaurant tertua atau yang pertama kali dibangun di Veliko.  Ada papan sejarah yang membuktikan bahwa restaurant ini dibangun pada tahun 1858. Konon, hanya para bangsawan dan orang kaya saja yang dapat makan disini.  Tempatnya sangat nyaman, benar-benar khas Veliko, pelayannya ramah dan makanannya enak banget.



Restaurant, tampak depan kecil


Bukti restaurant ini dibangun pada tahun 1858

Ruangan depan dengan kapasitas 20 orang

Bagian belakang, area terbuka yang cukup luas


Appetizer

Main course



So, meskipun tidak bisa berlama-lama di Bulgaria, akhirnya terjawab sudah bahwa Bulgari tidak sama dengan Bulgaria, bahkan image Bulgari yang super luxury sangat jauh berbeda dengan negara Bulgaria.  Tapi aku sama sekali tidak menyesal telah mengunjungi Bulgaria.  Banyak kenangan indah terukir disini, tidak hanya karena alam dan kisah-kisah kunonya, tetapi juga dengan orang-orangnya.  Thank God.




Gereja tua di Sofia

Kota ini punya banyak taman

Tempat beli souvenir khas Bulgaria