Senin, 26 Februari 2018

Berkunjung Ke Negeri Dracula, Rumania



Memang begitulah adanya.  Itu yang terlintas dibenakku saat memutuskan pergi ke Rumania.  Disamping aku punya banyak teman kuliah dan komunitas traveling, bagiku, Rumania masih seperti misteri.  Aku tidak pernah mendengar cerita-cerita menarik tentang negeri ini dan promosi wisatanya pun tidak begitu membahana selain kisah tragis Dracula.  Ya, sepertinya Rumania identik dengan dracula.  Percaya atau tidak, cerita heboh tentang Dracula justru bukan dari orang Rumania, malah dari seorang Bram Stoker, penulis dari Amerika yang belum pernah ke Rumania.  Imaginasi tingkat tinggi Stoker yang memikat hati para pembaca seakan-akan Stoker ini tahu persis kehidupan Dracula, bahkan semua mengira bahwa Stoker itu orang Rumania.  Hehe......itulah kehebatan seorang penulis handal.


Bucharest, ibukota Rumania

Mall terbesar di ibukota

Hanya 2 lantai dan tidak banyak menjual produk lokal

Masih lebih besar dan lebih bagus yang kita punya


Tempat yang pertama kukunjungi di Rumania malah bukan Dracula castle atau Bran Castle, melainkan Peles castle karena istana ini milik si pendiri negara Rumania, bapak pemersatu bangsa atau suku-suku yang ada di Rumania seperti Walachia, Transylvania, Moldovia, Banat, Oltenia dan sebagainya.  Adalah Raja Carol I nama pemimpin itu.  Nama aslinya Karl of Hohenzollern-Sigmaringen yang memimpin Rumania sejak tahun 1866 sampai tahun 1914. Istana untuk musim panas ini berada di bukit hijau Sinaia dengan luas 1.300 km2, dibangun pada tahun 1873, dilengkapi dengan kamar untuk para penjaga dan pembantu istana yang jumlahnya ratusan, lalu ada ruangan-ruangan untuk pertemuan, area berkuda dan kandang kuda yang super luas, kawasan berburu dan yang paling menarik adalah power plant atau sumber listrik.  Kastil inilah yang pertama kali mempunyai sumber daya listrik yang diproduksi secara lokal.


Bagian depan sebelum memasuki kawasan istana


Istana musim panas Raja Carol I



Dari tempat pemberhentian kendaraan, kita harus berjalan kaki bila ingin melihat Peles Castle.  Setibanya di tempat istana pun, kita harus beli tiket, antri di depan pintu masuk dan harus mengenakan plastik penutup alas kaki yang disediakan setelah pintu masuk.  Pengunjung akan dibagi menjadi beberapa group dan setiap grup akan didampingi oleh seorang guide yang akan menjelaskan setiap sudut dari isi ruangan.  Sayangnya kita tidak diperbolehkan mengambil gambar disini, tapi kulihat beberapa turis mencuri-curi kesempatan untuk memainkan kamera handphone-nya. 



Terbuat dari material pilihan

Patung Raja Carol di letakkan di depan istana


Dari Sinaia aku melanjutkan perjalanan ke Brasov, kota kecil yang memiliki sejarah Black Church-nya.  Kenapa black?  Sejarahnya gereja Biserica Neagra atau Black Church tempat ibadah kaum nasrani Lutheran Jerman ini pernah terbakar parah di tahun 1689 yang menghanguskan hampir semua bagian gereja sehingga meninggalkan kesedihan dan rasa duka yang mendalam bagi penganutnya.  Kejadian tragis gereja yang awal sejarahnya dipakai oleh kaum Katolik Romawi dan bernama gereja Saint Mary ini dianggap sebagai ‘black day’ dan sisa bangunan pasca kebakaran itu membuat hitam dinding-dinding gereja itu lah yang membuat masyarakatnya menamai gereja ini dan dikenal sebagai Black Church. 


Gereja tertua di Brasov

Patung Sang Pastur pendiri gereja

Dibiarkan seperti aslinya


Aku lebih suka melihat kota Brasov yang bersih, rapi, tenang dan sejuk udaranya.  Tulisan nama kota mirip gaya Hollywood ada di puncak bukit yang mengelilingi kota.  Penduduk kota Brasov ramah kepada pendatang, sehingga turis menjadi betah berlama-lama di Brasov.  Kita merasa disambut datang kesini.  Hal ini berdampak kepada pembelanjaan para turis itu di toko-toko souvenir atau di restaurant.  Pada akhirnya hal ini akan berdampak baik juga bagi perekonomian setempat. Pelajaran yang dapat kita ambil dari Brasov adalah tidak cukup kalau hanya tempat wisatanya yang baik, penduduk setempatnya pun harus baik bila kita ingin meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata. 


Lihat tulisan di bukit

Bersih dan rapi

City hall Brasov

Enak buat bersantai


Brasov juga punya tempat makan yang bagus, Taverna Lupilor.  Punya logo seperti srigala salju dan bangunannya terbuat dari kayu, mirip seperti pub atau cafe jaman dulu.  Kita akan merasa nyaman berada di dalamnya karena lay-out tempat duduk dan ornamen interiornya sangat bagus.  Sebenarnya lebih terkesan simple daripada mewah.  


Tampak depan

Penginapan di sebelah kanan

Ornamen srigala sebagai icon

Perkakas kuno di basement dekat toilet

Bagian dalam gedung

Lumayan luas dengan kapasitas lebih 100 orang

Nyaman, bersih, menyenangkan


Sedangkan urusan makanan harus hati-hati bagi yang muslim karena ada menu yang menggunakan daging babi.  Jadi tanya dulu baik-baik sama pelayan, menu mana yang aman untuk orang Islam.



appetizer pertama yang super simple


appetizer kedua, sup daging disajikan hangat-hangat

main course, marinated beef and mash potatoes 

dessert, choco cake and ice cream


Tempat lain yang menarik di Rumania yang layak untuk dikunjungi yaitu Palace of Parliament yang bergaya neo klasikal yang dibangun pada akhir abad 1800-an.  Gedung parlemen ini mengapa disebut sebagai Palace atau istana karena dibangun di atas area sebesar 365.000 m2 dengan menggunakan bahan material pilihan, ber-arsitektur super megah dan memiliki 100 ruang pertemuan, sehingga lebih layak disebut sebagai istana daripada gedung parlemen.   


Pemeriksaan sebelum memasuki ruangan dalam

Pameran lukisan di area publik sebelum pos pemeriksaan

Lorong lebar dengan karpet dan patung para tokoh

Pilar-pilar menunjukkan kekuatan dan kekuasaan


Presiden Nicolae Ceausescu yang berkuasa saat itu berkeinginan untuk menunjukkan kepada rakyatnya betapa besar kekuasaan dan kekuatan pemerintahannya.  Kalau bisa dunia luar pun tahu bahwa dia adalah Penguasa terlama, terkuat dan tak tertandingi.  Orang lain boleh mengatakan Rumania adalah negera komunis yang cenderung sedikit terbelakang bila dibandingkan dengan negara barat, tetapi bagi Ceausescu, Rumania lebih hebat, lebih kuat dan dialah ‘Raja’ di Rumania yang sebenarnya.


Ruang pertemuan berjumlah 100

Kesan mewah disemua sudut

Lampu gantung super besar

Luxury chandelier dimana-mana


Jabatan, kekayaan telah membuat Ceausescu dan keluarganya lupa diri.  Presiden yang ‘suka dihormati’, ‘suka jadi pusat perhatian’, dan ‘suka dipuji-puji’ ini membangun gedung parlemen seperti membangun kerajaan.  Semua desain ruangan dan material harus melalui persetujuannya.  Memang Ceausescu punya selera yang tinggi, sehingga setiap sudut ruangan berkesan glamor super mewah.  Kemegahan dan kemewahan inilah yang menjatuhkan dia dari kursi pemerintahan, bahkan menjatuhkan dia dari tinta emas sejarah hidupnya.  Rakyat berontak, Tuhan bertindak dan akhirnya di tahun 1989 melalui sebuah revolusi, Nicolae Ceausescu berakhir.


Lebih mirip kerajaan, bukan gedung parlemen

Kebanyakan material di-import dari negara lain

Banyak ruangan pilihan untuk sekadar meeting

Diambil dari menara hall utama pertemuan


Revolusi rakyat itu pun diabadikan dalam sebuah monument di tengah kota.  Dilambangkan dengan bangunan tinggi mirip ujung belati dan ada semburan warna merah di bagian ujungnya menandakan adanya pertumpahan darah dan berakhirnya masa komunis menjadi masa yang demokratis.


Tugu perjuangan rakyat

Perhatikan warna merah di tugu

Sinagog di seberang tugu perjuangan

Gedung Pemerintahan di samping tugu perjuangan


Bangunan lain di pusat kota yang menarik untuk dilihat yaitu Arcul de Triumf di ujung Soseaua Kiseleff, boulevard yang lebih panjang dari Champs Elysees di Paris.  Bentuknya menyerupai Arc de Triomphe Paris. 


Gapura terbesar di tengah kota Bucharest

Lalu lintas padat di area ini


Dan akhirnya, the one and only bangunan yang selalu menjadi persinggahan semua turis di Rumania adalah Bran Castle.  Ini menjadi tempat wajib bagi turis bila ingin dibilang sudah berkunjung ke Rumania.  Belum afdol kalau belum melihat dengan mata kepala sendiri apa dan bagaimana castle ini. 


Kastil dracula yang terlihat menyeramkan

Stiker-stiker promosi pertunjukkan bertema horor

Station di depan untuk parkir sekaligus pasar kecil


Di bagian depan khususnya area pintu masuk castle dipenuhi oleh para pedagang kaki lima, restaurant dan gedung pertunjukkan.  Barang dagangan mereka cenderung sama, souvenir yang berbau Dracula.  Hanya sebagian kecil yang menjual kain rajutan, keju atau barang-barang antic.  Gedung pertunjukkan pun berkesan misteri, menantang adrenalin kita dengan suasana yang mencekam, horror dan kembali lagi, Dracula menjadi bintang pertunjukkan. 


Area di depan pintu masuk ke area kastil

Foto keluarga Vlad


Pintu masuk ke dalam kastil

Foto si Dracula

Area terbuka di dalam kastil


Sebaliknya, di bagian tengah malah terkesan indah, sejuk dan damai karena dibangun taman-taman bunga yang menyejukkan mata.  Sebagian turis memanfaatkan tempat itu untuk duduk-duduk bersantai dan ada juga yang mengabadikan istana drakula.  Memang, dari sinilah spot terbaik memotret istana itu yang terlihat angker meskipun di siang hari.


Kastil ini berlantai 4 dangan cukup luas


Peti seperti ini banyak ditemui di dalam ruangan

Bikin seram aja

Kamar tidur Queen Mary

Ruang kerja

Ruang tamu 


Waktu memasuki gerbang masuk istana, suasana mencekam sudah mulai terasa apalagi saat melihat foto si raja Vlad III yang konon berubah menjadi Dracula. Di bagian depan kita akan disuguhkan dengan foto-foto penguasa istana, tempat tidur dan tempat berhias sang ratu.  Lalu menulusuri lebih dalam, kita akan bertemu dengan tempat raja menerima tamu, tempat tidur sang raja, tempat bermain anak-anak raja dan tempat-tempat privacy lainnya.  Di setiap ruangan aku merasakan bulu kudukku berdiri.  Maklum suasana lebih pengab, lembab dan agak gelap.  Baju-baju yang dulu dikenakan mereka serasa hidup.  Ranjang ataupun perkakas ruangan itu seperti meninggalkan sejarah kelam.  Yang paling menakutkan adalah ruangan penyiksaan.  Entah bagaimana asal muasalnya, yang pasti istana ini memiliki ruangan khusus untuk menyiksa musuh atau korban.  Aku sempat kaget bukan main saat tiba-tiba melihat orang muncul dari sebelah kiri pintu.  Ruangan yang lain tidak ada penjaganya, tapi ruangan ini punya.  Makanya aku tidak menyangka bakal ketemu orang di dalam.  Si penjaga itu yang seorang perempuan tua malah tertawa melihat wajahku pucat ketakutan.


Pakaian kebesaran Sang Raja

Pakaian kebesaran Sang Ratu

Pakaian kebesaran Sang Raja juga

Kamar penyiksaan

Ruang rias Sang Ratu


Aku berkesempatan memasuki ruang rahasia di kastil ini yang hanya diperuntukkan bagi keluarga istana karena ruangan ini berada di atas kastil dan harus melalui tangga rahasia bila ingin kesana.  Tangganya berukuran kecil sehingga tidak mungkin muat bila berpapasan.  Dan di lantai atas ini ternyata tempat Sang Raja melihat kota dan alam di sekitar istana, juga ada tempat bermain serta bersantai.  Mungkin keluarga raja juga ingin ruang privacy.  



Tangga rahasia


Sempit, lembab


Ruangan untuk bersantai

Luas dan cocok untuk tempat bermain anak-anak

Sekaligus tempat menyimpan harta seperti perhiasan dll


Untuk urusan kuliner, sempatkan diri makan di Excalibur.  Restaurant ini sangat unik, tidak hanya di tampilan depannya saja, melainkan bagian dalam dan penyajiannya pun unik.  Kita serasa masuk ke sebuah dining room istana raja tempo dulu.  Dekorasi, perkakas makan, bahkan desain bangunan dan pakaian pelayannya mirip film bergenre kerajaan Eropa tempo dulu.  












Yang lebih mengagetkan adalah menunya.  Luar biasa, seperti pesta para raja.  Daging ayam goreng ditumpuk dengan daging sapi goreng dan sosis memenuhi satu nampan berukuran besar.  Sebagai teman makan, disediakan red wine dan saus barbeque yang lumayan pedas.


Lihat kursi dan ornamen di dalam ruangan

Pelayannya pun berpakaian layaknya jaman kerajaan

Semua tempat sudah di-reserved

Dinding pembatas ke toilet

Perkakas makan

Ini porsi umum untuk 4  orang


Dan masih ada satu lagi tempat yang wajib kukunjungi yaitu Hard Rock Cafe.  Rumania punya HRC di Bucharest.  Tempatnya lumayan luas dengan disain eksterior dan interior yang menarik.  HRC disini mempunyai bar dengan panggung full band, restaurant dan counter merchandise.  Teman bilang, khusus di Bucharest, kita bisa menemukan T-shirt HRC dengan gambar dracula.  Awalnya aku tertarik ingin beli karena biasanya hampir di semua HRC punya motif kaos yang sama, hanya tulisan nama kota yang membedakan, tapi kalau ada yang lebih berbeda, boleh saja jadi koleksi, pikirku.  Tapi setelah melihat desain gambarnya, aku membatalkan diri untuk membelinya.  



Bagian depan luar HRC di Bucharest


Hard Rock Cafe Bucharest Rumania


Aku menemukan sesuatu yang unik di Rumania, tepatnya di Bandara Henri Coanda atau dulunya bernama Otopeni, bandara utama negara Rumania.  Hal yang unik tidak pada area check in, gate atau tenant-tenant yang ada di situ, melainkan ada di ruang tunggu.  Awalnya aku tidak begitu sadar kalau ada sesuatu yang aneh di atas langit-langit.  Mataku yang menahan rasa ngantuk kelelahan, cenderung merapatkan kelopak mata daripada memaksa membukanya.  Pada posisi itulah aku melihat microphone diatas plafon.  Sempat bingung buat apa itu microphone?  Mengapa bandara sekeren ini butuh microphone?  Bukankah semua bandara modern punya Public Address System yang bagus?  Tapi itulah kenyataannya yang terjadi di Rumania.  Jangan-jangan mereka juga aneh kalau melihat ember-ember di bandara kita untuk menampung kebocoran air hujan? Hehe........


Airport-1

Airport-2

Airport-3

Airport-4

Airport-5

Waiting room atau boarding lounge

Lihat microphone di langit-langit itu


Selama di Rumania, aku menginap di RIN hotel yang berlokasi dekat dengan bandara.  Hotel ini memiliki ruangan lobby yang sangat luas dengan fasilitas yang bagus seperti flight display dan informasi suhu udara saat itu.  Ruangan kamar cukup luas dengan fasilitas yang ok punya.  Free wifi di kamar super kencang dan memuaskan sama seperti menu sarapannya.  



RIN hotel-1

RIN hotel-2

Monitor display informasi yang bermanfaat


Kalau sudah tahu enaknya seperti ini, siapa yang akan bilang tidak ingin ke Rumania lagi?  Aku sendiri mungkin akan singgah ke negeri ini, tapi tidak dalam waktu dekat dan bukan ke tempat-tempat yang pernah kukunjungi karena aku yakin pasti masih banyak tempat menarik lainnya di Rumania.  Namun Rumania menjadi edisi khusus acara jalan-jalanku di bulan spesial Februari.  Semoga diberi kesempatan oleh Tuhan YME untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi luar negeri lagi. Wish me luck.