Minggu, 29 Mei 2016

Pulau Umang, Tempat Wisata Kebanggaan Propinsi Banten

Melanjutkan artikel jalan-jalanku, sepertinya bulan Mei ini lebih tepat disebut sebagai edisi wisata pulau Nusantara.  Blogku tidak melulu menyajikan keindahan wisata luar negeri, tapi juga dalam negeri Indonesia tercinta karena bagaimana pun juga aku bangga dengan negeriku ini.  Setelah Pulau Pramuka dan Pulau Ayer di kawasan Kepulauan Seribu Jakarta, kini saatnya kalian juga harus melihat salah satu kebanggaan wisata pulau di Propinsi Banten yaitu Pulau Umang.  Pulau yang konon dimiliki oleh seseorang pengusaha besar negera ini, sejak dibuka untuk umum, lumayan besar animo orang untuk mengunjungi pulau ini termasuk diriku.  Melalui agen tunggal perjalanan ke Pulau Umang yang beroperasi di bilangan Bumi Serpong Damai, aku booking tempat duduk di kendaraan minivan menuju Umang.  Rencananya aku ingin bermalam disana karena kalau aku pulang hari, maka dipastikan aku tidak akan menikmati sepenuhnya keindahan pulau itu.
 

Cottage di Pulau Umang

Area sekitar cottage
Fasilitas spa juga tersedia

Coba kalau pasir ini bebas dari rumah keong dan kerikil?


Jam 8 pagi hari, mobilku sudah tiba di depan biro perjalanan ke Pulau Umang.  Proses registrasi berjalan cepat.  Beberapa menit kemudian aku sudah berada di minivan yang membawaku ke Desa Sumur, Cimanggu. Membutuhkan waktu sekitar 7 jam untuk bisa sampai di Umang karena perjalanan harus melewati beberapa pasar rakyat yang cenderung ramai dan macet.  Memang lumayan lama, so kita harus tahan duduk dan menikmati perjalanan.  Kalau tidak, alhasil hanya capek doang yang didapat. Dari desa Sumur, kita harus menyeberang menggunakan perahu kecil ke pulau yang sudah terlihat jelas dari dermaga.  Sekitar 15 menit kemudian aku sudah berada di dermaga pulau Umang.
 

Bale-bale di pinggir pantai

Sudut pantai-1

Sudut pantai-2

Sudut pantai-3


Pulau ini sangat kecil.  Dengan berjalan kaki sekitar 30 menit kita sudah mengelilingi seluruh sudut pulau.  Beberapa cottage tersedia dalam bentuk rumah panggung dan rumah-rumah kecil.  Bangunan besar berada di depan yang berfungsi sebagai rumah makan dan tempat hiburan.  Ada kolam renang yang berada di depan menyatu dengan bangunan utama.  Makan pagi, siang dan malam masuk dalam paket yang kubeli, tapi kalau kita ingin minum kopi atau menu yang tidak tersedia dalam paket, kita harus bayar.  Kalau sekadar untuk refreshing, mungkin satu malam menginap di pulau ini kurasa cukup karena keterbatasan area pulau dan fasilitasnya, kecuali bagi yang ingin menikmati kesunyian. Satu lagi yang perlu dipikirkan oleh pemilik pulau ini adalah area pantai berpasir yang dapat digunakan untuk berjemur khususnya bagi para wisatawan asing, maklum disini pasirnya masih banyak rumah keong dan kerikil tajam.

Menjelajahi Pulau Pramuka dan Ayer, Tempat Bersantai atau Melampiaskan Hobby, Jauh Dari Kepenatan Jakarta

Di penghujung bulan Mei saat badan mulai letih dan otak serasa berhenti berkreasi, para sahabat menjadi obat pemacu semangatku untuk tetap menyalakan gairah berbagi cerita dengan kalian.  Hampir saja di bulan ini tidak ada satu pun yang bisa kubagi dengan para pembaca blogku.  Bukannya tidak ada aktifitas bepergian ke tempat wisata atau kuliner, tapi entah kenapa hati ini rasanya malas bercerita.  Bahkan rasa malas telah merasuki semua organ tubuh termasuk 10 jemari yang biasanya giat menekan tombol-tombol huruf dan mengerakkan kursor laptop.  Hampir saja rasa malas mencapai titik klimaks.  Dan kalau itu benar-benar terjadi, boom.......alamat, aku sudah mati rasa.  Tidak ada lagi cerita di blog ini.  Tinggal sejarah..........


Meninggalkan Jakarta yang super macet dan bising


Namun, sahabat-sahabatku justru berpikir sebaliknya.  Mereka menganggap titik vakum adalah hal biasa dalam menulis cerita.  Anggap saja sebagai jeda dalam membaca sebuah kalimat. Kita kan perlu bernafas sebentar untuk melanjutkan kalimat berikutnya.  Begitulah dalam sebuah karya tulis.  Break dulu merupakan hal yang wajar.  Tapi semua harus dibatasi agar tidak keterusan dan bisa berabe urusannya.  Nah itu dia yang membuat sahabatku berkonspirasi memaksa tubuh ini menaiki sebuah speed boat dari Marina Ancol menuju Pulau Pramuka.  Pulau ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jakarta apalagi yang hobby menyelam karena disini terdapat pesona bawah laut yang luar biasa indahnya.  Bagi wisatawan ber-budget terbatas atau sekadar ingin menyatu dengan masyarakat biasa, kita bisa menggunakan kapal rakyat dari Muara Angke.  Disana juga tersedia tempat parkir mobil bagi mereka yang ingin menyeberang pulau.  Jangan salah, aku juga pernah merasakan naik kapal nelayan dari Muara Angke, tapi lebih memilih naik taxi ke Muara Angke karena khawatir aja meninggalkan mobil di tempat terbuka semalaman.  Gayanya sih pengin seperti backpacker, tapi yang ada malah pusing hampir muntah di kapal yang berjarak tempuh lebih 2 jam ke Pulau Pramuka.  Maklum, di dalam kapal kita udah kayak ikan asin berbagi tempat dengan penumpang lainnya yang bermacam-macam latar belakang.  Ada juga beberapa bule di kapal tersebut, sepertinya mereka juga ga tahan berlama-lama di dalam deck kapal.  Mereka seringnya keluar deck menikmati udara segar laut Jakarta.  Sebenarnya aku tahan juga di dalam deck, tapi setelah beberapa penumpang mulai muntah, kepalaku mulai klinyengan juga.  Langsung saja aku keluar deck dan menenangkan diri.

Dermaga Pulau Pramuka dilihat dari penginapan pinggir pantai
Penangkaran penyu di Pulau Pramuka

Induk penyu untuk budidaya

Bak tempat penampungan penyu


Pulau Pramuka ternyata lumayan besar dan berpenduduk lumayan banyak serta mempunyai fasilitas lengkap seperti sekolah, bank dan rumah sakit.  Awalnya kukira hanya sekadar pulau dengan resort-nya saja. tapi kenyataannya justru tidak ada resort sama sekali.  Yang ada hanya beberapa penginapan sederhana yang dikelola oleh penduduk setempat.  Harga sewa kamar tergantung lokasi penginapan, kalau yang di area penduduk lebih murah daripada yang persis di bibir pantai.  Semua penginapan memberikan breakfast gratis, tapi jangan berharap bergaya hotel ya....karena disini tersedia croissant, pancake atau orange juice untuk sarapan.  Kalau sekadar telur dadar ceplok dengan segelas kopi panas sih ada.  Jangan khawatir kelaparan, makanan ada dimana-mana, termasuk di malam hari.  Warung kecil dan penjaja gorengan siap mengganjal perut kalian.  Tapi kalau ingin yang sedikit berkelas, kalian bisa mampir ke restaurant terapung yang ada di sebelah pulau.  Disana kita juga bias melihat penangkaran hiu.  Sayangnya, untuk menuju kesana kami harus menggunakan speed boat milik penduduk, alasannya mereka yang boleh mengantar pengunjung.  Ya sudahlah, bagi-bagi rejeki.

Menuju tempat makan malam
Tempat budidaya ikan hiu
Anak-anak hiu

Di dekat Pulau Pramuka terdapat pulau kecil yang memiliki pantai biru dan pasir putih yang indah.  Pulau ini hanya dihuni oleh satu keluarga yang sekaligus membuka warung kecil di pulau tersebut.  Pulau ini kerap dijadikan pemotretan pre-wedding karena keindahan alamnya.  Juga bagi penyuka wisata bawah laut, disini lah para penyelam dibawa. Kalau yang takut kedalaman laut, kalian bisa sekadar snorkeling disini.

Snorkeling
Keindahan bawah laut kalau mau menyelam

Hasil bidikan kamera khusus untuk menyelam

Perlu untuk dipromosikan

Menakjubkan


Dari Pulau Pramuka, perjalanan dilanjutkan ke Pulau Ayer.  Pulau ini lebih kecil dari Pramuka, tapi tidak kalah menawannya bagi yang butuh ketenangan atau escape dari Jakarta.  Tempat penginapannya yang unik karena dibangun di atas laut.  Tapi kalau paranoid dengan penginapan di atas air, kalian dapat memilih yang diatas tanah.  Disini tersedia juga bungalow bergaya rumah panggung berukuran macam-macam, mulai untuk kapasitas 2 orang sampai yang untuk keluarga besar alias 20 orang.  Berbagai fasilitas olah raga juga tersedia disini seperti lapangan voli, badminton dan jogging track.  Sayangnya disini tidak tersedia tempat untuk berjemur ria di pantai karena tidak punya hamparan pasir putih yang luas yang bebas dari rumah-rumah keong dan kerikil pantai.  Pulau ini menyediakan gedung pertemuan yang lumayan luas, so bisa digunakan bagi rombongan perusahaan yang ingin ber-rapat ria. 


Rumah di atas laut

Indah bukan?

Ada kamar mandi dan plus AC biar ga panas


Itu hanyalah eksplorasi di dua pulau dari 342 pulau yang ada di gugusan Kepulauan Seribu di Jakarta.  Masih banyak pulau yang mempunyai keindahan alam yang perlu kita kunjungi.  Semoga ada waktu dan kesempatan.