Jumat, 13 Oktober 2017

Croatia Episode 2: Napak Tilas Pembuatan Film Game of Thrones di Split dan Dubrovnik



Aku sangat antusias untuk menulis cerita perjalanan wisataku di episode kedua ini karena 2 tempat yang mau aku ceritakan adalah tempat shooting film seri kesukaanku, Game of Thrones.  Ya, 2 tempat itu adalah kota Split dan Dubrovnik.  Keduanya masuk dalam wilayah dibawah pemerintahan negara Kroasia.  Keduanya punya bangunan bersejarah berupa benteng dan kastil. Khusus yang di Dubrovnik inilah yang paling terkenal dan fenomenal, sehingga dijadikan sebagai lokasi utama kerajaan King’s landing dalam Game of Thrones.  Mari kita bedah satu per satu kota itu.


Spot buat foto di Split

Kota Dubrovnik


Split adalah kota resort di tepi laut Adriatic yang kerap menjadi destinasi bagi para pelancong dalam dan luar negeri berlibur khususnya di musim panas.  Di sepanjang pantai kita dapat melihat kapal-kapal pesiar mulai dari ukuran kecil sampai yang besar sedang bersandar di dermaga.  Adapun mobil-mobil pengunjung terlihat memenuhi area parkir yang sangat terbatas di pantai.  Mulai dari pintu masuk sampai di kanan dan kiri jalan dipadati oleh toko-toko souvenir, café, restaurant dan counter penjualan berbagai macam produk pakaian dan assesoris.  Pengunjung pun turut meramaikan suasana.  Ada yang sekadar jalan-jalan, menikmati makanan dan minuman dengan duduk santai di kursi yang sengaja diletakkan berjajar di bagian luar café atau restaurant.  Tapi banyak juga yang sibuk dengan kameranya mengabadikan setiap sudut kota.


Dermaga di Split


Deretan cafe, restaurant di depan benteng


Namun dari semua itu, destinasi utama pengunjung sudah dapat ditebak yaitu Palace of Diocletian.  Bangunan megah yang dibangun pada tahun 300 Masehi ini dulunya milik dari seorang penguasa bangsa Romawi, Diocletian.  Makanya istana ini mengambil nama dari sang pemilik.  Istana ini sekarang berdiri di tengah pusat kota dengan dikelilingi oleh gedung-gedung peninggalan bersejarah lainnya.  Pada tahun 1979 bangunan ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh UNESCO.


Palace of Diocletian tampak depan
Tinggal puing-puing
Bagian dalam atas
Semua tinggal sejarah


Bentuk istana ini memang sudah tidak utuh lagi, sebagian tempat bahkan terlihat tinggal berupa puing-puing.  Disamping dimakan oleh waktu, kerusakan beberapa bagian tadi disebabkan oleh Perang Dunia ke-2 yang sempat memporak-porandakan seluruh isi kota.  Namun dari sekian peninggalan yang masih terawat baik adalah bagian basement.  Bagian ini benar-benar menjadi fenomenal bagi para arsitek atau ilmuwan masa kini karena dibuat sangat kokoh dan presisi sehingga meskipun sudah berusia sangat tua, basement hall ini tidak rusak oleh jaman.  Dan dari sinilah semua pengunjung mengawali eksplorasi istana.


Balok kayu besar yang sempat menjadi sampah di basement
Lorong dari basement ke bagian luar
Patung Diocletian di area basement


Dari papan informasi yang ada di dalam basement, didapati cerita bahwa basement ini dulunya sempat menjadi tempat pembuangan sampah dari warga yang hidup di tengah kota.  Mereka membuang sampah dengan cara melubangi bagian atas rumah atau pekarangannya sampai tembus ke bawah basement.  Mempertimbangkan bahwa hal ini dapat membahayakan bangunan dan mengancam kehidupan warga sekitar seperti banjir atau wabah penyakit, maka Pemerintah saat itu melakukan penggalian besar-besaran sampah-sampah yang memenuhi basement.  Alhasil, pada tahun 1956, 85% substruktur bangunan dapat dibersihkan.  Pada tahun 1959, bagian barat komplek istana dinyatakan terbuka untuk umum, menyusul berikutnya area komplek bagian timur dibuka untuk umum pada tahun 1995.


Acapela 'menghibur' pengunjung
Toko candy di dalam area benteng
Harga sesuai timbangan dan mereka terima Euro
Suasana di dalam benteng

CD Akapela Dalmatian yang kubeli langsung dari tempatnya


Area yang unik dan menarik perhatian bagi sutradara Game of Thrones adalah bagian luar khususnya fasad depan bangunan dan area tengah tempat pemukiman.  Sebagian besar masih seperti bentuk aslinya dan terawat dengan baik.  Beberapa scenes mengambil lokasi disini.  Terbukti bahwa bangunan-bangunan tua bila dirawat dengan baik dapat menghasilkan keuntungan.  Dan Pemerintah Kroasia perlu berterima kasih dengan produser film Game of Thrones karena secara langsung kesuksesan film seri ini meningkatkan arus wisatawan yang berkunjung ke Split.


Di dalam benteng-1
Di dalam benteng-2
Pintu luar benteng


Lain Split, lain juga di Dubrovnik.  Tempat yang satu ini menurutku lebih baik dari Split karena disinilah banyak sekali scenes film Game of Thrones dibuat dan di kastil ini pula dijadikan sebagai Kerajaan King’s Landing, spot central film tersebut.  Kalau aku sangat ingat betul menara di kastil ini yang kerap disorot kamera dan menjadi tempat si Cersei dan Jaime Lannister mengawasi rakyatnya.


Lihat menara tinggi itu

Terlihat dari City walls

City walls yang mengelilingi istana

Super kuat dan tinggi


Disamping itu, ada spot lain lagi yang juga sering muncul yaitu tembok besar (City Walls) yang mengelilingi istana dan tempat penampungan air minum yang berada persis di bawah anak tangga menuju ke pintu gerbang utama.  Juga gereja yang ada di dekat menara tidak luput dari bidikan kamera.  Jalan, rumah, toko bahkan atap rumah terlihat jadul di film.  Padahal kalau dilihat aslinya, sebagian besar rumah memasang antenna parabola, kabel listrik dan pintu-pintu rumah sudah diganti dengan produk yang lebih terkini.  Tapi namanya juga film, semua bisa direkayasa untuk menghasilkan tontonan yang disukai oleh pemirsa.


Air Mancur Onofrio (kanan)
Di dalam benteng-1
Di dalam benteng-2
Di dalam benteng-3
Clock Tower (kiri) & St.Blaize (kanan)


Untuk mengelilingi city walls kita harus bayar 15 Euro per orang dan dibutuhkan stamina yang kuat karena jumlah tangga yang harus kita jejaki lebih dari 300 anak tangga.  Belum lagi lintasan naik turun yang tanpa tangga dan panjangnya lebih dari 2 km.  Jadi kalau ingin tahu semua sudut kota, maka kita harus menyediakan waktu 2 sampai 3 jam disini. 


Stradun Street
Bangunan tua di Stradun Street
Benteng lain di luar tembok
Kota tua diluar benteng
Perpustakaan tua yang sekarang menjadi museum


Selain City Walls, banyak yang dapat kita lihat disini yaitu Monastery Franciscan dengan farmasi tuanya yang konon dikenal sebagai apotik pertama kalinya di dunia, juga clock tower, air mancur Onofrio, gereja St.Blaize, Stradun street.  Semua tempat ini telah menjadi lokasi syuting Game of Thrones.


Monastery Franciscan
Map komplek istana Dubrovnik
Makam anak raja yang ditaruh di atas dinding
Clock Tower


Yang sering menjadi masalah bagi tourist apalagi orang Indonesia bila bepergian ke negara yang bersuhu dingin adalah toilet umum.  Disini tidak tersedia toilet umum gratis, semua harus bayar mulai dengan tarif terendah 2 Euro sampai dengan 5 Euro.  Cara termudah dan lebih 'murah' apalagi bila kita bepergian dengan keluarga yaitu masuk saja ke cafe atau restaurant, setidaknya untuk pesan kopi, teh atau minuman ringan lainnya, maka kita akan dengan mudah dapat tempat duduk dan menggunakan toilet di cafe tersebut dengan gratis.  Bahkan kita juga terkadang dapat fasilitas free wifi.  Nah, untuk rehat makan siang, jangan lupa mampir ke restaurant Klarisa.  Tempatnya oke banget, gaya Mediterania dan selalu full pengunjung di jam makan siang.  Pelayanannya unik dengan pelayan yang cekatan menyajikan piring-piring makanan ala restaurant Padang. Rasa masakannya top banget!



Pelayan yang atraktif dan energik

Main course makan siang

Salad di dalam gelas ice cream sebagai appetizer



Di sepanjang City Walls maksudnya di bagian luar, terdapat dermaga kapal-kapal pesiar dan tempat-tempat nongkrong menikmati hembusan angin laut Adriatic dan pemandangan kota Dubrovnik.  Aku menyempatkan diri berkeliling dengan salah satu kapal pesiar yang ada untuk sekadar memenuhi rasa ingin tahuku tentang kondisi luar City Walls sekaligus napak tilas perjalanan kapal para tentara King's Landing memasuki istana.  Dan di dekat istana ini terdapat satu pulau yaitu Pulau Lokrum yang digunakan oleh warga setempat sebagai tempat untuk menyendiri, merenung dan menjauhkan diri dari dunia luar, namun kegiatan ini sekarang diikuti oleh turis asing dan pulau itu berubah fungsi menjadi nudist island.  Kalau beruntung, kita dapat melihat para turis itu berjemur bugil di atas batu-batu besar di sepanjang pulau.



Dermaga di luar benteng
Penuh dengan yatch kecil dan besar
Ada yang milik pribadi, ada juga yang dikomersilkan
Trotoar bagi pejalan kaki di dermaga
Dari sinilah kapal-kapal itu berangkat dan berlabuh



Selama di Croatia, aku bermalam di 3 hotel disesuaikan dengan destinasi yang kutuju saat itu.  Saat di Plevitce, aku menginap di Park Exclusive Otocac yang beralamat di Ul Kralia Zvnimira 33.  Katanya sih hotel bintang 4, tetapi fasilitasnya jauh dari kriteria bintang 4.  Kamarnya terlalu kecil untuk kita yang bepergian jauh dengan koper-koper besar.  Sudah begitu, lokasinya sangat jauh dari kota atau pertokoan, ya minimal kita tidak ingin kesulitan bila butuh hanya sekadar beli air mineral atau camilan.  Meskipun air kran disini dapat langsung diminum, tetapi tidak semua orang Indonesia biasa minum langsung air dari kran kan?




Hotel Katarina




Sedangkan saat di Zagreb, aku menginap di Hotel Katarina yang beralamat di Matice Hrvatske 4 Dugopolje.  Yang paling berkesan itu saat aku di Dubrovnik, Admiral Grand Hotel tempatku menginap luar biasa pelayanannya.  Beda dengan hotel-hotel di Eropa yang staff-nya cenderung cuek, jutek atau kaku bila melayani tamu.  Di Admiral Grand Hotel, semua staff-nya ramah-ramah.  Fasilitas hotel bintang 5 ini memang sesuai kelasnya.  Kamar tidur super luas dengan fasilitas kamar mandi yang oke punya.  Hotel ini punya 2 kolam renang, outdoor dan indoor yang dilengkapi dengan fasilitas jacuzi dan sauna.  Tempat sarapannya super ok, banyak pilihan menu, tempatnya luas banget dan view-nya super duper bagus!!!




Tempat makan, breakfast dan dinner
Ada 4 deret meja makanan seperti ini
Indoor swimming pool
Outdoor swimming pool




Begitulah kegiatan jalan-jalanku ke Croatia.  Yang pasti bagi yang ngaku fans berat Game of Thrones tidak sah kalau belum pernah kesini. So, tunggu apalagi?