Kalau mendengar orang menyebut kata 'Rotterdam', yang ada di benak kita pasti nama sebuah kota di Belanda karena bisa jadi orang cenderung cari gampangnya saja, semua kota yang berakhiran kata 'dam' itu ciri khas nama kota di negeri Belanda. Make sense karena kata dam dalam bahasa Inggris, bahasa Belanda atau bahasa Indonesia sekalipun ternyata punya arti yang sama yaitu bendungan. Sedangkan Belanda dikenal sebagai negera yang elevasi daratannya berada di bawah permukaan air laut, sehingga mereka banyak sekali membangun bendungan-bendungan untuk mengatur aliran air dari/ke laut agar negara ini tidak dibanjiri air laut atau tenggelam. Makanya di Belanda ada nama tempat Volendam, Amsterdam, Madurodam, semua berakhiran 'dam'. Tapi sebenarnya nama-nama tempat di Belanda malah banyak tidak berakhiran kata 'dam', seperti Eindhoven, Groningen, Leiden, Utrecht, Almelo.
|
Blaak Markt, pasar rakyat bergaya mall di Rotterdam |
Kembali tentang Rotterdam. Kota yang bisa ditempuh dalam waktu satu setengah jam dari ibukota negara ini memang adalah kota Pelabuhan terbesar di Belanda, bahkan Wikipedia mengatakan bahwa Rotterdam merupakan pelabuhan terbesar di benua Eropa. Tapi, topik perjalananku kali ini bukan untuk membahas pelabuhan Rotterdam, melainkan menguak sedikit pesona tempat wisata di sekitarnya yang bisa jadi belum pernah anda kunjungi karena mayoritas turis-turis Indonesia perginya ke Amsterdam, mentok nengok keindahan bunga-bunga di Keukenhof atau foto baju tradisional di Volendam. Terlalu mainstream. Masih bisa dimaklumi bagi yang pertama kali jalan-jalan ke Belanda.
|
Lebih mirip mall daripada pasar rakyat |
|
Harganya murah-murah |
|
Super nyaman belanja makanan disini |
Sama seperti Paris dengan menara Eiffel-nya, Belanda juga punya icon yang langsung mengingatkan siapapun tentang negara ini. Adalah kincir angin, tipikal Belanda yang dulu digunakan untuk menggantikan tenaga manusia dalam memindahkan air dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun dalam perjalanannya, kincir angin dibangun sebagai hiasan bagi cafe atau restaurant untuk menarik minat orang datang. Makanya, di beberapa tempat umum bahkan rumah penduduk pun ada kincir anginnya. Tapi yang mau kuceritakan sekarang adalah tempat wisata bersejarah di Rotterdam yang menjadi cikal bakal dibangunnya kincir angin. Kinderdijk (baca: kinderdaik) namanya, sebuah desa yang memiliki 19 kincir angin monumental yang dibangun pada tahun 1738. Lokasinya lumayan jauh dari kota Rotterdam, tapi Kinderdijk adalah tempat wisata yang sangat terkenal bagi warga lokal dan turis mancanegara yang ingin tahu tentang sejarah kincir angin. Saking bersejarah dan monumentalnya, badan organisasi dunia UNESCO pada tahun 1997 menobatkan Kinderdijk sebagai salah satu warisan dunia.
|
Bagian depan Kinderdijk |
|
Menelusuri jalan sepanjang kincir air berada |
|
Sisi kanan kanal |
|
Sisi kiri kanal |
Pengunjung harus bayar tiket dulu sebelum memasuki kawasan Kinderdijk. Ada 3 tarif pilihan yang dapat kita beli di loket. Bila kita hanya masuk kawasan dan melihat-lihat kincir angin dan mendengarkan penjelasan masing-masing tempat atau bangunan melalui headphone, maka kita cukup bayar 6 Euro per orang. Tetapi kalau ingin melihat-lihat dan naik canal hopper, maka kita wajib beli tiket yang 9. Dan kalau ingin menikmati full package tour, keliling kanal plus disediakan tour guide, maka kita harus bayar 15 Euro per orang. Untuk anak-anak, tarifnya separuh harga. Aku bersyukur, entah karena bawa saudara yang warga lokal atau penjaga loket yang kasian melihatku jauh-jauh datang dari Indonesia, kami diberi kesempatan masuk gratis untuk berfoto ria disini.
|
Loket |
|
Denah kawasan Kinderdijk |
|
Bersejarah bagi Belanda dan dunia |
|
Satu pintu untuk masuk dan keluar |
Selain mengunjungi Kinderdijk, ada juga tempat wisata yang tidak pernah ditawarkan travel agent Indonesia yaitu bergaul dengan warga lokal dengan mengenal makanan, minuman serta camilan mereka. Di Rotterdam terdapat pasar rakyat atau disini dikenal dengan nama Blaak Markt. Di pasar ini kita dapat membeli makanan yang sering dikonsumsi oleh orang Belanda. Kalau orang Indonesia setiap hari makan nasi, maka orang Belanda juga mengkonsumsi makanan harian yaitu kentang. Mereka mengolahnya dalam berbagai macam, tapi fried potatoes atau kentang goreng adalah favoritnya. Dried fruits atau buah-buahan yang dikeringkan atau di Indonesia lebih dikenal dengan 'manisan' juga lazim dikonsumsi sebagai dessert atau sebagai camilan sehat. Namun, Belanda memang banyak punya sajian pencuci mulut sekaligus sebagai camilan yang bervariasi dalam bentuk kue.
|
Counter kue untuk dessert atau camilan |
|
Buah-buah kering atau manisan |
|
Aneka jenis kue terbuat dari kelapa |
|
Berbagai macam manisan buah |
|
Harganya murah dan enak banget.....!! |
|
Pilih kentang goreng dengan saus 'Pindasaus', bumbu kacang sate |
Namun dari semua camilan yang ada di Blaak Markt, yang paling menarik perhatianku adalah broodje haring. Ini juga merupakan ciri khas orang Belanda mengkonsumsi ikan laut mentah. Bentuknya seperti ikan sarden dan sama-sama diambil dari laut, tapi haring lebih dipilih oleh orang Belanda, katanya haring adalah ikan yang paling banyak kandungan Omega 3-nya. Mereka benar-benar sudah terbiasa memakannya mentah-mentah, tapi tetap melalui proses pembersihan dan penghilangan duri dan kotoran dalam tubuh ikan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Tapi yang mungkin akan sulit ditiru oleh kita adalah cara makannya. Mereka biasa menelan ikan haring bulat-bulat.
|
Buah-buah tropis pun ada disini |
|
Menyiangi ikan haring |
|
Tulang dan kotoran semua dibuang |
|
Ditambah irisan bawang, siap disantap |
Bila anda termasuk penyuka hal-hal yang berbau tradisional atau ke-khas-an suatu negara, sepertinya anda harus meluangkan waktu untuk jalan-jalan ke Ootmarsum. Disini ada pasar tradisional yang sudah ada sejak abad 18 dan disini juga kita dapat membeli oleh-oleh khas Belanda dengan harga murah seperti pajangan dinding dari botol kaca yang dipress, keramik-keramik atau pecah belah dominan putih bergambar icon negeri kincir angin tinta biru, atau makanan seperti keju buatan lokal, madu, biskuit dan lain-lain. Meskipun pasar tradisional, tapi disini semua barang sudah ada bandrol harganya. Namun demikian, para penjual sering memberikan diskon bila kita membeli dalam partai besar. Di Ootmarsum kita juga bisa melihat bangunan-bangunan abad 18 dan juga ada kincir angin berukuran besar di dekat perumahan yang bagus untuk latar belakang foto.
|
Tempat untuk mengetahui kehidupan asli warga lokal |
|
Rumah-rumah khas Belanda |
|
Ada juga 'warung kejujuran' disini |
|
Madu asli dengan harga murah |
|
Keju lokal yang murah dan enak |
|
Korting = diskon |
|
Pecah belah khas Belanda |
|
Unik dan cocok sebagai souvenir |
Terkait transportasi publik, anda jangan terlalu khawatir, Pemerintah Belanda telah menyiapkan kereta api yang punya rute ke semua kota besar. Jadwal keberangkatan dan tarif bisa ditanyakan di konter informasi di stasiun besar. Yang masih kurang adalah transportasi di kotanya. Kalau di Amsterdam mungkin tidak terlalu jadi masalah karena kota ini hidup 24 jam dan transportasi seperti bus, trem beroperasi sampai malam hari serta menjangkau hampir semua sudut kota. Tapi kalau di kota-kota pinggiran, jumlah dan jam operasinya terbatas. Taxi pun tidak semudah di Amsterdam, namun kita bisa menggunakan jasa travel setempat meskipun tarifnya lumayan mahal.