Sabtu, 24 April 2021

Pesona Rotterdam Yang Tak Pernah Padam Dan Tempat Wisata Yang Tidak Pernah Masuk Dalam Paket Tur


Kalau mendengar orang menyebut kata 'Rotterdam', yang ada di benak kita pasti nama sebuah kota di Belanda karena bisa jadi orang cenderung cari gampangnya saja, semua kota yang berakhiran kata 'dam' itu ciri khas nama kota di negeri Belanda.  Make sense karena kata dam dalam bahasa Inggris, bahasa Belanda atau bahasa Indonesia sekalipun ternyata punya arti yang sama yaitu bendungan.  Sedangkan Belanda dikenal sebagai negera yang elevasi daratannya berada di bawah permukaan air laut, sehingga mereka banyak sekali membangun bendungan-bendungan untuk mengatur aliran air dari/ke laut agar negara ini tidak dibanjiri air laut atau tenggelam.  Makanya di Belanda ada nama tempat Volendam, Amsterdam, Madurodam, semua berakhiran 'dam'.  Tapi sebenarnya nama-nama tempat di Belanda malah banyak tidak berakhiran kata 'dam', seperti Eindhoven, Groningen, Leiden, Utrecht, Almelo.  


Blaak Markt, pasar rakyat bergaya mall di Rotterdam


Kembali tentang Rotterdam.  Kota yang bisa ditempuh dalam waktu satu setengah jam dari ibukota negara ini memang adalah kota Pelabuhan terbesar di Belanda, bahkan Wikipedia mengatakan bahwa Rotterdam merupakan pelabuhan terbesar di benua Eropa. Tapi, topik perjalananku kali ini bukan untuk membahas pelabuhan Rotterdam, melainkan menguak sedikit pesona tempat wisata di sekitarnya yang bisa jadi belum pernah anda kunjungi karena mayoritas turis-turis Indonesia perginya ke Amsterdam, mentok nengok keindahan bunga-bunga di Keukenhof atau foto baju tradisional di Volendam.  Terlalu mainstream.  Masih bisa dimaklumi bagi yang pertama kali jalan-jalan ke Belanda.


Lebih mirip mall daripada pasar rakyat

Harganya murah-murah

Super nyaman belanja makanan disini


Sama seperti Paris dengan menara Eiffel-nya, Belanda juga punya icon yang langsung mengingatkan siapapun tentang negara ini.  Adalah kincir angin, tipikal Belanda yang dulu digunakan untuk menggantikan tenaga manusia dalam memindahkan air dari satu tempat ke tempat lainnya.  Namun dalam perjalanannya, kincir angin dibangun sebagai hiasan bagi cafe atau restaurant untuk menarik minat orang datang.  Makanya, di beberapa tempat umum bahkan rumah penduduk pun ada kincir anginnya.  Tapi yang mau kuceritakan sekarang adalah tempat wisata bersejarah di Rotterdam yang menjadi cikal bakal dibangunnya kincir angin.  Kinderdijk (baca: kinderdaik) namanya, sebuah desa yang memiliki 19 kincir angin monumental yang dibangun pada tahun 1738.  Lokasinya lumayan jauh dari kota Rotterdam, tapi Kinderdijk adalah tempat wisata yang sangat terkenal bagi warga lokal dan turis mancanegara yang ingin tahu tentang sejarah kincir angin.  Saking bersejarah dan monumentalnya, badan organisasi dunia UNESCO pada tahun 1997 menobatkan Kinderdijk sebagai salah satu warisan dunia. 



Bagian depan Kinderdijk

Menelusuri jalan sepanjang kincir air berada

Sisi kanan kanal

Sisi kiri kanal


Pengunjung harus bayar tiket dulu sebelum memasuki kawasan Kinderdijk.  Ada 3 tarif pilihan yang dapat kita beli di loket.  Bila kita hanya masuk kawasan dan melihat-lihat kincir angin dan mendengarkan penjelasan masing-masing tempat atau bangunan melalui headphone, maka kita cukup bayar 6 Euro per orang.  Tetapi kalau ingin melihat-lihat dan naik canal hopper, maka kita wajib beli tiket yang 9.  Dan kalau ingin menikmati full package tour, keliling kanal plus disediakan tour guide, maka kita harus bayar 15 Euro per orang.  Untuk anak-anak, tarifnya separuh harga.  Aku bersyukur, entah karena bawa saudara yang warga lokal atau penjaga loket yang kasian melihatku jauh-jauh datang dari Indonesia, kami diberi kesempatan masuk gratis untuk berfoto ria disini.


Loket

Denah kawasan Kinderdijk

Bersejarah bagi Belanda dan dunia

Satu pintu untuk masuk dan keluar


Selain mengunjungi Kinderdijk, ada juga tempat wisata yang tidak pernah ditawarkan travel agent Indonesia yaitu bergaul dengan warga lokal dengan mengenal makanan, minuman serta camilan mereka.  Di Rotterdam terdapat pasar rakyat atau disini dikenal dengan nama Blaak Markt.  Di pasar ini kita dapat membeli makanan yang sering dikonsumsi oleh orang Belanda.  Kalau orang Indonesia setiap hari makan nasi, maka orang Belanda juga mengkonsumsi makanan harian yaitu kentang.  Mereka mengolahnya dalam berbagai macam, tapi fried potatoes atau kentang goreng adalah favoritnya.  Dried fruits atau buah-buahan yang dikeringkan atau di Indonesia lebih dikenal dengan 'manisan' juga lazim dikonsumsi sebagai dessert atau sebagai camilan sehat.  Namun, Belanda memang banyak punya sajian pencuci mulut sekaligus sebagai camilan yang bervariasi dalam bentuk kue.


Counter kue untuk dessert atau camilan

Buah-buah kering atau manisan

Aneka jenis kue terbuat dari kelapa

Berbagai macam manisan buah

Harganya murah dan enak banget.....!!

Pilih kentang goreng dengan saus 'Pindasaus', bumbu kacang sate


Namun dari semua camilan yang ada di Blaak Markt, yang paling menarik perhatianku adalah broodje haring.  Ini juga merupakan ciri khas orang Belanda mengkonsumsi ikan laut mentah.  Bentuknya seperti ikan sarden dan sama-sama diambil dari laut, tapi haring lebih dipilih oleh orang Belanda, katanya haring adalah ikan yang paling banyak kandungan Omega 3-nya.  Mereka benar-benar sudah terbiasa memakannya mentah-mentah, tapi tetap melalui proses pembersihan dan penghilangan duri dan kotoran dalam tubuh ikan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.  Tapi yang mungkin akan sulit ditiru oleh kita adalah cara makannya.  Mereka biasa menelan ikan haring bulat-bulat.


Buah-buah tropis pun ada disini

Menyiangi ikan haring

Tulang dan kotoran semua dibuang

Ditambah irisan bawang, siap disantap



Bila anda termasuk penyuka hal-hal yang berbau tradisional atau ke-khas-an suatu negara, sepertinya anda harus meluangkan waktu untuk jalan-jalan ke Ootmarsum.  Disini ada pasar tradisional yang sudah ada sejak abad 18 dan disini juga kita dapat membeli oleh-oleh khas Belanda dengan harga murah seperti pajangan dinding dari botol kaca yang dipress, keramik-keramik atau pecah belah dominan putih bergambar icon negeri kincir angin tinta biru, atau makanan seperti keju buatan lokal, madu, biskuit dan lain-lain.  Meskipun pasar tradisional, tapi disini semua barang sudah ada bandrol harganya.  Namun demikian, para penjual sering memberikan diskon bila kita membeli dalam partai besar.  Di Ootmarsum kita juga bisa melihat bangunan-bangunan abad 18 dan juga ada kincir angin berukuran besar di dekat perumahan yang bagus untuk latar belakang foto.


Tempat untuk mengetahui kehidupan asli warga lokal

Rumah-rumah khas Belanda

Ada juga 'warung kejujuran' disini

Madu asli dengan harga murah

Keju lokal yang murah dan enak

Korting = diskon

Pecah belah khas Belanda

Unik dan cocok sebagai souvenir



Terkait transportasi publik, anda jangan terlalu khawatir, Pemerintah Belanda telah menyiapkan kereta api yang punya rute ke semua kota besar.  Jadwal keberangkatan dan tarif bisa ditanyakan di konter informasi di stasiun besar.  Yang masih kurang adalah transportasi di kotanya.  Kalau di Amsterdam mungkin tidak terlalu jadi masalah karena kota ini hidup 24 jam dan transportasi seperti bus, trem beroperasi sampai malam hari serta menjangkau hampir semua sudut kota.  Tapi kalau di kota-kota pinggiran, jumlah dan jam operasinya terbatas.  Taxi pun tidak semudah di Amsterdam, namun kita bisa menggunakan jasa travel setempat meskipun tarifnya lumayan mahal.






Rabu, 14 Agustus 2019

Serba Serbi di Amsterdam


Amsterdam mencatatkan diri sebagai kota wisata yang tidak pernah sepi turis.  Mau musim gugur kek, musim dingin atau musim panas seperti kali ini, wisatawan dari luar negeri masih antusias berkunjung ke negeri kincir angin ini.  Terlihat dari tampang dan bahasa yang digunakan, mereka bukan warga lokal.  Salut buat Pemerintah Belanda yang tidak perlu susah payah menarik turis datang.  Dunia pariwisata sudah tumbuh dengan sendirinya.  Kondisi perekonomian dan keamanan yang stabil bisa jadi menjadi salah satu kunci keberhasilan.  Tidak ada demo yang berlebihan disini.  Masyarakatnya yang multi kultural dan multi ras bisa hidup berdampingan dengan baik, tidak sibuk mengurusi perbedaan yang tidak akan pernah berakhir karena mereka sadar setiap orang berbeda, baik itu secara fisik, karakter, sifat atau opini.  Yang penting tidak mengganggu atau merugikan orang lain, menurut mereka sah-sah saja orang mengekspresikan kepribadiannya.  Tapi kalau urusan kriminal, jangan sekali-kali cari masalah disini.  Dendanya super besar bagi setiap pelanggaran dan bisa berakibat kita dideportasi keluar dari Belanda atau di blacklist tidak boleh masuk negeri ini.  


Kincir angin sudah menjadi icon Belanda

Jalan raya lebih mirip gang

Tidak pernah sepi wisatawan

Berbagi tempat dengan pesepeda


Seribu alasan bagi turis berkunjung ke Amsterdam.  Kota ini memang unik bila dilihat dari geografisnya.  Dikelilingi oleh kanal-kanal yang memang menjadi ciri khas sekaligus sejarah daratan Belanda.  Kalau sudah tahu begitu, jangan tanya tentang subway atau kereta api bawah tanah.  Tentu saja Amsterdam berbeda dengan Paris, London, Berlin atau kota-kota besar di Eropa yang punya berbagai macam moda transportasi publik.  Belanda punya trem dan kereta api atau spoor, sama dengan ucapan dan artinya dengan kereta api dalam bahasa Jawa.  Tapi kalau sekadar jalan-jalan di Amsterdam, apalagi kalau cuaca mendukung, lebih baik jalan kaki atau rental sepeda.  Pusat keramaian kota ngumpul di Dam Square.  Disini banyak terdapat restaurant dengan berbagai macam cita rasa.  Juga ada outlet penjual kue, keju, permen, souvenir sampai ke barang-barang yang tidak lazim di negara kita seperti ganja.


Dam Square di Amsterdam

Canal cruise-1

Canal cruise-2

Canal cruise-3

Canal cruise-4


Memang benar, Belanda termasuk salah satu negara yang melegalkan penjualan ganja dan produk-produk turunannya.  Untuk mengenali toko yang menjual ganja cukup mudah, lihat gambar daun ganja atau tulisan Cannabis di bagian depan toko, kalau ada, berarti disitu dijual ganja.  Bentuknya bermacam-macam, ada yang disajikan dalam bentuk coklat, permen, rokok atau kue kering.  Ada juga yang hanya sebagai aksesoris atau gambar pada t-shirt, asbak atau souvenir lainnya.


Lihat billboard bulat sebelah kanan

Anak-anak di bawah umur dilarang masuk

Toko coklat yang unik

Menyediakan bubuk coklat seperti serbuk kokain

Semua pada ingin berfoto seperti pecandu narkoba


Yang paling 'unik' dan mungkin sebagian orang malah 'jijik' adalah toko Condomerie.  Dari namanya sudah bisa ditebak produk apa yang dijual di toko itu.  Benar, Condomerie menjual produk-produk kondom dalam berbagai macam bentuk, ukuran dan rasa.  Kalau ukuran, sudah bisa dibayangkan mereka menyediakan untuk konsumen Asia, Eropa, Timur Tengah dan Afrika.  Tapi kalau bentuk, ini tidak ada kaitannya dengan ukuran.  Mereka membuat kerajinan tangan dan souvenir dari kondom.  Ada yang berbentuk gajah, buaya ada juga bunga yang tersusun dari puluhan kondom warna warni.  Sedangkan rasa, ini yang sulit dibayangkan dan sulit dipahami bagi yang tidak pernah menggunakan kondom.  Kata penjualnya, cukup dibau dari dekat, tidak usah dijilat, kita akan tahu rasa dari kondom itu.  Ada-ada saja.  


Tidak boleh foto di dalam toko


Selain ganja, prostitusi pun di legal kan juga di Amsterdam.  De Wallen, distrik khusus untuk yang suka 'jajan nafsu' di Belanda.  Lokasinya masih diseputaran Dam Square dan menarik minat turis untuk sekadar ingin tahu bagaimana bisnis lendir ini berjalan atau ingin tahu tampang pramu syahwat yang bermacam-macam penampilannya. Para penjaja sex ini akan duduk manis dan diam ditempatnya sambil melemparkan senyum kepada siapapun yang lewat. Bak manekin atau boneka pajangan di toko-toko pakaian dalam perempuan.  Kalau harga cocok, transaksi bisa berlanjut di tempat itu atau keluar.  Tapi perlu diingat, tidak boleh mengambil gambar disini.  Polisi berpatroli setiap waktu dan siap memberikan sanksi bagi yang melanggar aturan.  


Gereja Oude di area De Wallen


Keindahan kanal-kanal dan bangunan di pinggir sungai menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.  Sudah banyak sekali film-film Indonesia dan video klip penyanyi tanah air yang mengambil gambar di Amsterdam.  Sebut saja film Si Doel Anak Sekolahan, hampir separuh ceritanya berlokasi di Belanda.  Sungai-sungai di negeri ini dijaga betul kebersihannya dan masyarakatnya pun sadar betul akan arti kebersihan dan kesehatan, sehingga sungai-sungai berfungsi dengan baik. Kita tidak perlu merasa jijik duduk bersantai sambil menyantap makanan di pinggir sungai.  Bagi dunia pariwisata, sungai itu punya 'nilai jual'.


Restaurant atau cafe pinggir sungai jadi tempat favorit

Bersih dan dalam

Lokasi favorit untuk syuting film atau video clip

Gedung tua pinggir sungai jadi tempat berkumpul para pelukis

Ada yang individu, ada yang terorganisir dalam kompetisi menggambar


Dam Square menyediakan apapun yang kita mau.  Yang suka gedung-gedung atau bangunan tua bisa dengan puas mengambil gambar disini.  Persis di depan monumen nasional terdapat Royal Palace yang ukurannya besar banget dan bebas untuk difoto.  Halaman depan istana itu sangat luas seperti city hall-nya Amsterdam.  Di depan sebelah kanan istana ada Madame Tussaud. museum patung-patung lilin orang-orang terkenal.  Sedangkan di samping kiri monumen nasional ada museum Ripley atau kumpulan hal-hal teraneh di dunia yang muncul di acara TV Believe it or not.  Disamping museum Ripley ini terdapat gang kecil yang kerap menjadi tempat foto para model dunia karena Eropa banget rasanya.  Gedung-gedungnya berwarna krem, jalanya terbuat dari batu bata merah yang tersusun rapi dan bersih.  Ini menjadi tempat wajib bagi yang hobby foto.  


Monumen nasional

Museum Ripley

Acara TV Believe it or Not

Dam Square yang ramai pengunjung

Royal palace di depan monumen nasional

Gedung Madame Tussaud


Bicara tentang wisata kuliner, Amsterdam punya banyak restaurant.  Masih di sekitar Dam Square, ada rumah makan Timur Tengah seperti kebab, ada juga yang bercita rasa Amerika Latin, yang kebanyakan dari Argentina, dan yang pasti yang bernuansa Eropa juga ada seperti pizza, burger, steak atau full dining restaurant elit.  Untuk yang harus ketemu nasi, langsung saja ke China town, kawasan Pecinan yang masih di sekitar Dam Square juga.  Tapi bagaimana pun juga selera anda, rasanya tidak afdol kalau anda tidak mencoba snacks atau makanan ringan khas Belanda.  Febo, rumah makan favorit di Belanda yang menyajikan berbagai macam camilan khas lokal.  Kroket adalah snacks andalan di Febo.  Anda tinggal memasukkan uang koin ke lubang samping oven kecil, lalu buka oven dan ambil snacks yang kita inginkan. Jangan bandingkan dengan harga di Indonesia ya....kalau standar harga Eropa, kroket di Febo tergolong murah.


China town atau Pecinan di Amsterdam

Istilah 'toko' dipakai disini

Oven-oven kecil tersusun rapi di Febo

Sedia camilan khas lokal


Kuliner yang unik justru ada di Tokoman.  Rumah makan ukuran kecil ini menyediakan makanan khas Suriname.  Yang uniknya, kalau dilihat dari bentuk atau penampilan masakannya serta namanya, mirip sekali dengan masakan Indonesia.  Ada nasi goreng, mie goreng, ayam balado, opor ayam, sambal goreng ati, pokoknya Indonesia banget.  Kata penjual memang masakan Suriname identik dengan masakan Indonesia khususnya Jawa.  Meskipun beberapa nama menggunakan bahasa Inggris, tapi ada yang punya nama atau pengucapannya sama dengan bahasa Indonesia seperti krupuk.  Mereka nulisnya kroepoek, tapi dibacanya krupuk ! Yang paling berkesan adalah pastel-nya.  Ukuran pastel disini 4 kali lipat dari ukuran yang ada di Indonesia.  Gedhe bangetssss.........!!


Kroepoek mirip di warung-warung

Kebanyakan beli untuk dibawa pulang

Minuman kaleng made in Suriname


Sama seperti di Perancis, harga normal sneakers Vans dan Converse di Belanda lebih mahal daripada di Indonesia.  Kelebihannya, counter-counter disini lebih kaya model sepatunya dan ada beberapa model yang tidak dijual di Indonesia.  Jadi kalau mau beli yang model klasik seperti black old skool, white checkered skate, lebih baik beli di Indonesia.  Harga sepatu favorit itu disini bisa berkisar Rp 900.000 sampai Rp 1.200.000.  Kalau masuk kategori favorit, artinya sepatu itu tidak akan ada sale.  Sebaliknya, di Indonesia masih banyak online shop yang jual lebih murah sepatu itu.


Counter Vans di Amsterdam

Produk terbaru diletakkan di tengah ruangan

Koleksinya bikin ngiler pengin beli

Bayangkan kalau itu ada di lemari sepatu kita


Bagi anda pecinta sepak bola, tidak ada salahnya mampir ke stadium Ajax di Amsterdam.  Kalau anda fans dari Ajax, anda wajib mampir ke megastore Ajax yang lokasinya di sebelah kanan stadium.  Disana anda dapat membeli jersey terbaru yang digunakan pemain Ajax.  Bahkan kalau ingin jersey itu ditempelin nama dan nomor yang kita inginkan, anda tinggal nambah 20 Euro ke kasir yang terkadang merangkap jadi tukang sablon juga.  


Ajax Amsterdam stadium

Megastore produk-produk Ajax

Ayo dipilih-dipilih

Semuanya menarik


Jadi banyak kan alasan anda perlu jalan-jalan ke Amsterdam.  Sekadar saran, kalau bawa anak-anak remaja atau yang menginjak dewasa, perlu pengawasan ekstra dan parental guide yang baik biar tidak pergi ke tempat hiburan malam sendirian.  Selamat jalan-jalan...............