Sabtu, 04 Maret 2017

Cinta Semalam di Kota Bogor

Denting baby grand piano dari lobby hotel terdengar keras di telingaku.  Suara tanpa irama yang pas, keluar dari bibir para wanita separuh baya atau lebih pas kalau dibilang tante-tante yang malam itu menggunakan baju lumayan sexy.  Mereka menyanyikan lagu ucapan selamat ulang tahun kepada salah satu wanita dari mereka yang terlihat bahagia dan tiada hentinya tersenyum.  Aku makin tidak jelas kemana arah lagu itu.  Suara mereka makn kacau karena bercampur dengan tawa dan canda.  Tapi tidak ada yang protes karena semua orang pasti maklum, namanya juga lagi bahagia, kadang sering buat orang lupa akan sekelilingnya.  Entah penghuni hotel yang lain tahu dan apakah mereka dengar juga kebisingan di lobby ini? Bisa jadi ada yang sedang tutup kuping atau ngumpat dalam hati.  Aku yang memang lumayan lelah malam itu justru sebaliknya, lebih bisa memaklumi kebisingan itu,  Daripada sakit hati melihat orang bahagia, lebih baik ikut bahagia meski tidak diajak.  Alih-alih malah kusuruh salah satu temanku yang jago nyanyi untuk menyumbangkan sebuah lagu sebagai selingan.  Itung-itung ngajarin si tante-tante itu bagaimana cara bernyanyi yang baik.  Alhasil, mereka pun terhibur dan malah nyuruh temanku yang terusan nyanyi.  Tuh kan, selalu ada cara untuk ngasih pelajaran ke orang tanpa membuat dia sakit hati atau marah.  Akhirnya satu persatu temanku ikut juga menyumbangkan lagu.  Tidak disangka, ternyata mereka jago-jago nyanyi!   Suasana lobby makin meriah saat lagu-lagu dengan tempo kencang dilantunkan.  Aku yang kecapaian mimpin rapat dari siang sampai malam menjadi lupa capainya.  


Ruang rapat yang akan kami gunakan


Hotel Aston Bogor tempatku menginap malam itu menawarkan banyak pilihan bagi pengunjung atau tamunya bersuka cita.  Kalau pagi hari, para tamu sudah pasti dihibur dengan aneka makanan untuk sarapan pagi.  Makanan ala orang barat ada.  Yang suka oriental food juga ada.  Tapi yang kusuka malah makanan lokal khas Jawa Barat.  Jajan pasar!!  Karena kalau roti, pancake, omlet sudah biasa.  Mie goreng, nasi goreng apalagi, sudah sangat lumrah ada di hotel-hotel di Indonesia karena si pengelola hotel sangat maklum, orang Indonesia kalau belum ketemu nasi pasti bilang belum makan.  Nah kalau jajan pasar, tidak semua hotel menyediakan.  Jadinya yang susah dicari ini yang harus dinikmati.  Untuk makan siang pun hotel ini juga menyediakan menu lokal.  Siang itu aku sempat menikmati es campur ala Bogor!


Landscape terlihat dari bale-bale disamping ruang rapat

Serasa di pedesaan


Hari itu hotel Aston penuh dengan tamu asing.  Kalau dilihat dari wajah dan bahasa yang digunakan sepertinya mereka dari negeri tirai bambu alias China.  Tidak itu saja, sikap dan 'kelakuan' mereka membuatku yang sering ketemu turis-turis seperti ini di Eropa atau destinasi wisata lainnya langsung bisa nebak darimana asal mereka.  Ternyata stigma buruk turis dari China belum juga hilang.  Cenderung berisik, suka potong kompas atau tidak mau antri, kalau ngambil makanan suka porsi besar seolah-olah seminggu tidak makan.  Moga-moga saja setelah melihat kesopan-santunan kita, keramahtamahan dan tenggang rasa dengan sesama kita, dapat mengajari mereka cara bersikap yang baik minimal sebagai wisatawan.


Kesegaran udara Bogor terasa sampai di dalam kamar
Pemandangan alam dari balkon kamar
Ruang tamu kamar
Dapur kecil dengan meja makan

Hotel Aston menawarkan berbagai pilihan bagi tamu untuk menghabiskan waktu.  Di pagi hari kita bisa jogging, berenang atau sekadar jalan kaki di pinggir taman dan sungai.  Salah satu keunggulan dari hotel ini adalah lokasinya yang jauh dari kota, sehingga para tamu hotel masih dapat melihat keindahan alam Bogor yang hijau dengan pepohonan, kesegaran udara yang belum banyak terkontaminasi dan yang pasti jauh dari kebisingan kendaraan, khususnya angkot yang merajai jalan raya.  Gara-gara yang satu ini, sehingga kota Bogor mendapat julukan kota seribu angkot!!


Kamar tidur-1

Kamar tidur-2



Fasilitas kamar hotel sangat lengkap, mulai dari ruang tamu, pantry, balcony, kamar tidur dan kamar mandi.  Nah, karena lokasinya terpisah antara kamar mandi dan kamar tidur ini yang menurutku harus dicari solusinya.  Maklum, aku termasuk tamu yang lebih suka bila bangun tidur langsung ke kamar mandi dan tidak perlu keluar terlihat muka 'jelek'-nya oleh orang lain.  Seharusnya ada connecting door dari kamar tidur ke kamar mandi.  Lagian posisinya bersebelahan.  Kalaupun ada dua pintu tidak jadi masalah.  Aku sih bisa memaklumi, mungkin karena ukuran kamarnya yang super besar, bisa jadi kamar ini dapat menampung satu keluarga, makanya kamar mandi dibuat terpisah, tapi kalau dicermati dari fasilitasnya, mungkin lebih tepat kalau untuk keluarga kecil saja karena kamar tidurnya cuma satu.  Artinya, yang tidak tertampung di kamar tidur, terpaksa minta extra bed atau tidur di ruang tamu.


Shower room

Pintu masuk berdekatan dengan kamar mandi

Wastafel dan peralatan mandi lengkap


Pulang dari Bogor kurang pas kalau belum membawa oleh-oleh.  Untungnya di kota banyak sekali toko-toko yang menyediakan aneka macam buah tangan yang dapat kita bawa pulang ke rumah, seperti bolu talas, kacang bogor, dan lain-lain.  Meskipun hanya satu malam, tetapi memenuhi semua keinginanku.  Acara berjalan dengan lancar, misi tercapai, pulang bawa oleh-oleh, dan terpenuhi rasa kangen bersentuhan dengan keindahan dan kesegaran alam.  Rasa cinta kepada ciptaan Tuhan terpenuhi meskipun hanya satu malam.


Aneka oleh-oleh dari Bogor yang sempat kubeli




Tidak ada komentar:

Posting Komentar