Memang, begitulah adanya. Meskipun Paris terkenal dengan orang-orangnya yang bergaya aristokrat, cenderung pamer dan suka barang-barang bermerek, bukan berarti kita harus takut atau khawatir tidak bisa jalan-jalan disana. Hal itu juga bukan alasan yang tepat untuk mengurungkan niat karena ketakutan tidak dapat menanggung semua biaya selama tinggal disana. Apalagi semua tour and travel agent tidak ada yang pasang harga murah per orang bila ingin jalan-jalan ke Paris. Sebagian orang mungkin tidak terlalu peduli dengan harga travel, bila memang punya uang berlebih atau memang biasa 'dilayani' sehingga sadar betul perlakuan seperti ini berkonsekuensi pada biaya. Tapi bagi orang yang memang hobi jalan-jalan apalagi ramai-ramai dengan keluarga, mereka akan lebih cenderung mengatur dengan baik biaya yang akan dikeluarkan. Kalau bisa biaya yang dikeluarkan seminim mungkin, tapi kenikmatan atau kebahagiaan yang didapat maksimal. Orang yang kaya tapi bijak pun akan sepaham, meski kita banyak duit, bukan berarti harus bayar mahal untuk semua kebutuhan kita kan? Dari sinilah, baru kita sadar, betapa pentingnya informasi dari luar yang mau berbagi pengalaman mengatur perjalanan sendiri. Nah, itulah salah satu fungsi media blog atau vlog perjalanan.
|
Tujuan utama ke Paris |
Penghematan pertama yaitu tiket pesawat. Acara travel fair atau pameran wisata yang mengikutsertakan maskapai-maskapai penerbangan atau pameran tunggal salah satu maskapai adalah ajang yang tepat untuk mendapatkan tiket murah. Perjalanan kali ini aku dapat harga murah dari Emirates. Pada travel fair di salah satu mal di Jakarta itu, semua airlines asing banting harga. Bisa jadi mereka ingin menggenjot load factor menjelang low season 2019. Jelas saja aku tidak mau kehilangan kesempatan ini untuk ikut berburu tiket ke Eropa. Aku sudah kangen betul dengan Paris dan rasanya sudah pengin sekali kembali kesana. Jam penerbangan yang kupilih yaitu malam atau dini hari dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dengan harapan saat tiba di Bandara Charles de Gaulle Paris pagi menjelang siang. Hitung-hitung proses imigrasi dan pengambilan bagasi yang sering makan waktu serta perjalanan dari bandara ke hotel, aku berharap tiba di hotel bisa langsung check-in dan rehat sebentar sebelum memulai acara jalan-jalan.
|
Dari jendela pesawat Emirates |
|
Dari Dubai (transit) ke Paris |
Perhitunganku agak meleset sedikit. Ternyata proses pengambilan bagasi di Bandara Charles de Gaulle lebih lama dari di Soekarno-Hatta. Tidak sebanding dengan proses imigrasi dan bea cukainya. Alhasil aku tiba di Hotel Mercure Gare de Lyon tempatku menginap di Paris menjelang sore hari alias jam 3. Kenapa Mercure Gare de Lyon? Awalnya aku sudah booking di hotel Mercure Bastile Saint Antoine, tapi setelah kulihat di peta bahwa hotel ini lumayan jauh dari stasiun metro dan aku memang ada perlu dengan stasiun metro, makanya aku tidak mau menginap di hotel yang berjauhan dari stasiun. Acara jalan-jalan dan shopping pasti membutuhkan aktivitas mondar-mandir dan perlu energi ekstra bawa belanjaan. Kalau lokasi hotel jauh dari stasiun, konsekuensinya aku akan capek jalan kaki bawa barang atau harus keluar uang untuk naik taksi. Disamping harganya mahal, yang berisiko juga kalau kita dapat supir yang nakal dan mau ambil keuntungan dari turis yang tidak hafal jalan. Bisa saja kita diputar-putar atau sengaja dicari jalan yang macet sehingga argo jalan terus. Daripada kita menyesal dan was-was, mending naik metro. Dan pilihanku sangat tepat saat kuputuskan untuk menginap di Mercure Gare de Lyon yang berlokasi tepat di area stasiun kereta api besar Gare de Lyon Paris. Penghematan kedua.
|
Gare de Lyon, hotel Mercure ada di bagian ujung kanan |
|
TV dalam kamar |
|
Fasilitas dalam kamar mandi, hanya sabun batang dan body lotion |
|
Minibar dalam kamar |
|
View di depan hotel |
Hotel Mercure Gare de Lyon adalah hotel berbintang 4 yang sangat strategis lokasinya. Keluar dari pintu masuk hotel, belok kanan dan jalan 5 meter sudah kita masuki pintu ke stasiun kereta api cepat bawah tanah yang disini disebut metro. Beruntungnya, Gare de Lyon punya semua rute atau jurusan di seluruh penjuru kota Paris. Aku ingin menggunakan fasilitas dari Pemerintah Perancis untuk turis asing yaitu Paris Visite Card (PVC) sejenis kartu abonemen yang dapat kita gunakan sepuasnya dalam menggunakan transportasi publik selama jangka waktu tertentu. Di stasiun metro besar ini kita dapat membeli PVC di counter informasi di lantai terbawah atau 2 lantai dari lantai dasar. Harga kartu ini tergantung dari jumlah hari yang kita inginkan. Kelebihan mempunyai PVC, kita dapat menggunakan semua transportasi publik di Paris seperti bus, metro/kereta bawah tanah, kereta api/atas tanah, selama 24 jam. Kita bisa berpindah-pindah moda transportasi atau bolak-balik ke jurusan itu-itu saja sepuasnya. Kartu PVC itu kita gunakan untuk membuka portal masuk dan keluar (sortie) di peron. Sebelum menggunakan kartu itu, diwajibkan kita menulis nama kita sesuai yang tercantum dalam passport dan tanggal berlakunya kartu karena polisi secara random bisa saja menanyakan tiket atau kartu yang kita miliki. Oiya, transportasi publik di Paris dibagi atas 5 zone. Harga PVC itu juga tergantung dari banyaknya zone yang akan kita datangi. Kalau kalian memang ingin jalan-jalan ke banyak tempat dalam 1 hari, menggunakan PVC akan jauh lebih hemat daripada harus beli ketengan di mesin pembelian tiket. Sudah begitu, dengan PVC kita terhindar dari risiko beli tiket lagi bila salah kereta atau salah masuk/keluar peron. Meskipun signage atau rambu petunjuk cukup jelas disini, tapi risiko salah masuk/keluar selalu ada, apalagi bagi yang belum pernah ke Paris, tidak hafal daerah atau nama-nama tempat di Paris atau tidak terbiasa menggunakan transportasi umum. Makanya sangat disarankan untuk membeli PVC. Penghematan ketiga.
|
Paris Visite Card yang sangat bermanfaat dan hemat |
Sebenarnya banyak sekali tempat wisata menarik di Paris, tetapi kembali lagi, semua tergantung ketersediaan waktu dan kemauan kita sendiri. Bagi yang belum pernah ke Paris, kalian wajib ke tempat-tempat yang menjadi icon atau landmark kota Paris. Yang pertama pastinya menara Eiffel. Caranya sangat mudah menuju ke Eiffel, cukup naik metro jurusan Trocadero. Keluar dari stasiun Trocadero, jalan kaki 10 meter langsung akan terlihat menara Eiffel yang berdiri tegak menanti kedatangan pengunjung. Kebanyakan orang sudah tidak sabar ingin mengambil gambar disini. Kalau anda tiba di sore hari, di Trocadero inilah background view Eiffel-nya bagus karena tidak melawan sinar matahari. Langit akan terlihat sangat biru. Tapi kalau anda datang di pagi atau siang hari, sebaiknya mengambil gambar di sisi sebaliknya. Anda harus turun dulu dari Musee National de la Marine ke arah jembatan Pont d'Lena dan lanjut berjalan kaki ke taman Champ de Mars. Disinilah spot terbaik untuk foto dengan background Eiffel di pagi dan siang hari.
|
Eiffel dilihat dari Trocadero di siang hari |
|
Pont d'Lena, jembatan ke arah Champ de Mars |
|
Eiffel dilihat dari Champ de Mars |
Yang kedua, Arc de Triomphe, termasuk icon dan landmark kota Paris. Pokoknya kalau orang lihat gambar bangunan seperti gerbang ini, pasti mereka langsung tahu kalau itu Paris. Arc de Triomphe adalah monumen untuk mengenang kemenangan Napoleon dalam perang. Kalau mau kesini, naik metro jurusan Charles de Gaulle-Etoile karena turun dari stasiun ini anda akan langsung dapat 2 tempat wisata sekaligus yaitu Arc de Triomphe dan Champs Elysees, surga belanja bagi kaum jetset yang suka produk dari brand-brand internasional seperti Cartier, Montblanc dan lain-lain.
|
Diresmikan pada tahun 1836 |
|
Butik-butik elite di Champs Elysees |
Yang ketiga, Notre Dame, Katedral utama kota Paris ini sangat terkenal namanya sampai pernah dibuat film oleh Disney pada tahun 1996, The Hunchback of Notre Dame. Disamping sebagai tempat ibadah umat Nasrani, Notre Dame adalah titik 0 km kota Paris. Semua tempat jaraknya dihitung dari Notre Dame, oleh karena itu keberadaan katedral ini menjadi sangat penting bagi Paris. Sayangnya, waktu aku kesini, Notre Dame sedang diperbaiki pasca kebakaran tragis bulan April yang lalu.
|
Bentuk katedral pasca kebakaran bulan April lalu |
Yang keempat adalah yang paling unik. Bangunan ini bukannya ciri khas Paris, melainkan icon atau landmark negara Mesir. Dan bangunan ini pun berada di salah satu museum yang bukan satu-satunya museum di Paris, bahkan bisa dibilang bukan museum terbesar di negara ini. Tapi Pemerintah Perancis berhasil membuat bangunan ini menjadi sangat terkenal dan masuk jajaran icon kota Paris. Adalah piramid kaca di museum Louvre. Bentuknya yang unik dan di kelilingi oleh bangunan tua gaya Eropa menjadi piramid ini destinasi utama para pelancong. Untuk sekadar foto di piramid ini tidak dipungut biaya, anda tinggal masuk dari gerbang utama pintu museum Louvre tepatnya di depan stasiun metro Palais Royal Musee du Louvre. Bahkan di sortie atau pintu keluar stasiun ini terdapat beberapa bangunan penting yang cocok untuk menjadi background foto.
|
Stasiun metro |
|
Gerbang masuk museum Louvre |
|
Bangunan di sekitar stasiun metro |
|
Gedung di dalam Louvre |
|
Inilah Louvre Pyramid, salah satu icon kota Paris |
Kalau sudah mengunjungi ke 4 landmark itu artinya anda sudah lulus dan benar-benar membuktikan pernah ke Paris. Destinasi berikutnya tergantung dari anda sendiri. Yang suka belanja produk brand internasional bisa melanjutkan ke galeri Lafayette. Yang suka sneakers sepertiku, sebaiknya mampir ke Chatelet, distrik ekonomi atau area belanja yang sangat terkenal di Paris. Chatelet juga merupakan station transit metro terbesar karena semua jurusan melewati stasiun ini. Disini banyak sekali counter-counter individual produk sneakers terkenal seperti Nike, Vans, Puma atau yang gabungan berbagai merk seperti Footlocker, Size dan lain-lain. Di sekitar Chatelet juga terdapat beberapa spot menarik untuk berfoto seperti Fontaine des innocents, air mancur bergaya Renaissance yang dibangun di masa kekuasaan Raja Henri IV.
|
Surga belanja |
|
Tidak pernah sepi |
|
Sneaker shop ada disini |
|
Belanja dan belanja |
|
Berapa box sneaker itu? |
|
Fontaine des innocents |
Aku juga menyempatkan diri mengunjungi Stadium Les Parc des Princes tempat markas klub sepak bola Paris Saint Germain (PSG) yang disegani di Perancis. Di seberang stadium terdapat Megastore yang menjual produk-produk yang berkaitan dengan klub PSG. Semua asli khususnya jersey yang sama dipakai oleh pemain PSG. Para fans PSG selalu memadati toko ini karena disamping berburu produk-produk PSG, mereka dapat bertemu antar penggemar atau kalau mujur berkesempatan ketemu dengan pemain PSG.
|
Spot berfoto terbaik |
|
Megastore, toko khusus merchandize PSG |
|
Bawaannya pengin borong semuanya |
|
Mau ada nama dan nomor sendiri di jersey? |
Lokasi Les Parc des Princes sebenarnya berdekatan dengan Rolland Garros, stadium tempat pertandingan tenis grand slam Perancis Terbuka. Jadi, bagi penggemar tenis, mereka bisa sekaligus berkunjung ke Rolland Garros. Namun searah dengan perjalanan ke stadium lapangan tanah liat itu, tidak ada salahnya mampir ke botanical garden atau kebun tanaman Jardin des serres d'Auteuil. Bangunannya unik, koleksi tanamannya banyak dan tersedia toilet gratis yang bersih dan terawat baik.
|
Botanical garden di dekat stadium |
|
Spot terbaik untuk foto |
Bagi yang suka ngemil, perlu dicoba toko-toko kue kering yang ada stasiun metro atau ada di pinggir jalan seperti La mie caline, hmm.......kuenya fresh dari oven dan rasanya enak banget. Atau yang ingin nyimpan makanan ringan atau minuman di hotel atau dalam perjalanan, bisa mampir ke Monop, Carrefour atau supermarket lainnya. Harganya, jauh lebih murah daripada di restaurant. Untuk makanan halal pun banyak di Paris. Restaurant Timur Tengah atau yang berbau Arab dan Turki bisa dikatakan halal semua. Kalau di dekat hotel Mercure Gare de Lyon, restaurantnya ada di seberang depan stasiun. Harganya murah, tapi porsinya besarrrrr bangettzz....... Kalau masih susah nyarinya, kalian bisa pergi ke KFC yang serba ayam semua, hanya bentuk pelayanannya berbeda disini. Anda harus pilih dan pesan makanan/minuman di mesin order, lalu bayar sekalian dengan menggunakan kartu kredit. Tapi kalau ingin bayar cash, anda harus ke counter order atau pay untuk bayar, lalu antri orderan datang di depan counter pengambilan makanan. Yang kerap jadi masalah, mereka teriaknya pakai bahasa Perancis bila menyebutkan nomor order yang sudah siap diambil.
|
La mie Caline |
|
Buah-buahnya fresh semua |
|
Minumannya macam-macam |
|
Ada yang self service ada juga yang dilayani kasir |
|
Untuk beli oleh-oleh makanan pun oke juga |
So, tidak ada alasan sekarang untuk tidak jalan-jalan ke Paris. Transportasi hemat, penginapan hemat, makan hemat. Belanjanya doang yang ngga hemat hehe...........maklum yang satu ini tidak masuk hitungan dalam penghematan, sangat personal. Yang penting perjalanan kita menjadi lebih murah, meriah, aman, seru dan tetap penuh gaya.