Pucuk dicinta ulam pun tiba, sungguh bahagia yang tiada terhingga, akhirnya aku dapat mengunjungi Pulau Belitung di Sumatera. Aku memang terpesona dengan film 'Laskar Pelangi' karya Andrea Hirata yang sempat booming di tahun 80-an. Semua pemirsa Indonesia termasuk aku dibuat kagum oleh karya anak bangsa ini yang membawa cerita lain di bidang sinema yang saat itu dibanjiri oleh film-film horor kacangan dan roman picisan. Laskar Pelangi menyentuh sisi kehidupan jujur anak manusia di Belitong (di pulau ini selalu tertulis Belitong, bukan Belitung). Bukan ceritanya saja yang menarik, menyentuh hati pemirsa, tetapi keindahan alam Belitong dikuak habis oleh sang sutradara. Jadinya semua orang pengin kesana. Semua orang ingin menjadi saksi hidup keindahan alam khususnya pantai di Belitong. Meskipun terlambat, aku akhirnya sampai juga disini dan siap berbagi cerita dengan kalian semua.
|
Selamat datang di Belitong, bukan Belitung |
|
Ini yang dituju semua wisatawan |
Pesawat Nam Air mendarat dengan selamat di Bandara Hanandjoeddin. Kondisi permukaan landasan pacu yang kurang mulus sangat terasa bagi semua penumpang di pesawat Boeing 737 itu. Mungkin hal ini perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah untuk membuat salah satu prasarana inti bandara ini menjadi lebih baik, termasuk terminalnya. Sangat kecil, hanya memiliki 1 conveyor belt pengambilan bagasi dan memiliki area parkir kendaraan yang tidak luas. Namun, mereka pandai menempatkan 1 spot foto yang menjadi idola penumpang yang baru pertama kalinya menginjakkan kaki di Belitong.
|
1 conveyor belt pengambilan bagasi |
|
Sangat kecil areanya |
|
Untungnya tidak terlalu lama menunggu bagasi |
|
Ini spot idola penumpang |
|
Terminal kedatangan |
|
Area parkir kendaraan |
Karena belum sempat sarapan di Jakarta, setibanya pagi hari di Belitong langsung menuju rumah makan mie Atep yang kabarnya super enak dan ngetop disini. Restaurant ini lebih mirip seperti tempat kondangan. Meja kursi dibalut dengan kain dan diberi pita seperti kalau kita diundang di acara perkawinan. Tapi mie Atep memang enak, pas banget dilidahku. Kuahnya agak kental kayak kare, ada potongan dadu kecil kentang, udang, irisan mentimun lalu emping melinjo. Untuk melengkapi makan mie Atep, kita harus mencoba minum jeruk kunci. Rasanya fresh banget, bikin mata melek, cocok untuk mengawali hari. Tapi bagi yang sakit maag, sebaiknya jangan minum ini karena rasa asamnya tinggi banget.
|
Mirip acara kondangan kan? |
|
Ternyata table manner disini memang seperti ini |
|
Ini dia, mie Atep dan minuman jeruk kunci |
Penduduk Belitong bervariasi keyakinannya, namun mereka hidup dengan harmonis disini. Rasa saling menghargai, tenggang rasa yang tinggi membuat pulau ini terkesan damai dan tenang. Bahkan orang-orang lokal yang kutemui mengatakan hal yang sama bahwa tingkat kriminalitas disini sangat rendah. Artinya penduduk hidup dengan baik, tidak terlalu konsumtif dan tidak ingin merugikan orang lain. Salah satu bentuk perdamaian di pulau ini adalah keberadaan beberapa tempat ibadah dari para penganut yang berbeda keyakinan. Vihara Dewi Kwan-Im yang kukunjungi juga sekaligus melihat patung Dewi Kwan-Im yang super besar itu. Sebenarnya patung ini belum dibuka secara resmi karena di beberapa bagian terlihat belum selesai, tapi pengunjung diperbolehkan memasuki area patung dan mengambil gambarnya.
|
Fasad depan vihara |
|
Mendekati tempat sembahyang |
|
Tempat sembahyang |
|
Tangga menuju patung |
|
Patung Dewi Kwan Im |
Terobsesi oleh cerita film Laskar Pelangi, rasanya kita ingin melihat semua lokasi yang digunakan dalam film itu. Salah satunya sekolah dasar atau SD Gantong. Aku memang datang dan melihat dengan mata kepalaku sendiri bangunan SD yang persis ada dalam film. Ternyata itu hanya replika-nya saja. SD Gantong yang asli memang ada, tetapi tidak di lokasi syuting Laskar Pelangi. Mungkin karena kondisinya sekarang sudah berubah, jadi kurang layak untuk menggambarkan kondisi SD saat itu.
|
Replika sekolah SD Gantong |
|
Ingat film Laskar Pelangi kan? |
|
Diresmikan oleh Menteri |
|
Tulisan ini pasti teringat oleh kita |
Di seberang jalan tempat replika SD Gantong, terdapat tempat wisata yang unik yaitu River Tour. Ya, disini menyediakan wisata keliling sungai dengan perahu kecil. Yang menarik perhatianku justru bangunan di dermaga sungai itu. Shelter terbuat dari rotan itu unik bentuknya dan cocok untuk diabadikan. Sayangnya, aku tidak bisa berlama-lama disini karena hujan turun dengan derasnya. Shelter rotan itu tidak dapat menahan derasnya hujan. Rongga-rongga di setiap rajutan rotan membuat air hujan dengan mudah menerobos atap shelter. Daripada basah kuyup, aku segera menuju mobil dan beralih ke tujuan yang lain.
|
Jalan menuju River Tour |
|
Bangunan unik di dermaga |
|
Dermaga sungai |
|
Spot yang bagus untuk berfoto |
|
Shelter rotan |
Rehat sebentar di Pantai Burung Mandi rasanya pas saat kita butuh recharging tenaga sekaligus menikmati pemandangan indah. Deru ombak pantai dan hembusan angin di rimbunan pohon kelapa menambah harmonis suasana. Perahu nelayan yang berwarna-warni diatas pasir pantai membuat tempat ini semakin menarik. Meskipun hanya sebentar sambil menikmati sebatok kelapa muda, aku dapat merasakan kedamaian, kesejukan, dan ketenangan disini.
|
Pantai Burung Mandi (PBM) |
|
PBM-1 |
|
PBM-2 |
|
Pengunjung sedang menikmati 'kursi malas' |
Belitung kaya akan pantai-pantai indahnya. Sebagian memang dipopulerkan oleh film Laskar Pelangi yang mengambil shooting langsung disini. Namun itu hanya sebagian. Masing-masing pantai punya sisi yang menarik, namun bisa dikatakan semuanya punya ciri khas yang sama yaitu terbentuk dari batu granit dalam (plutonik) yang mempunyai kristal-kristal kasar, terjadi dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi. Dan yang sekarang aku kunjungi adalah pantai Tanjung Kelayang yang memiliki pulau-pulau batu granit. Speedboat kecil dengan kapasitas 20 orang melaju perlahan menuju Pulau Pasir.
|
Pantai Tanjung Kelayang |
|
Area depan PTK |
|
Speedboat kecil siap di bibir pantai |
|
Pulau kecil-1 |
|
Pulau kecil-2 |
Awalnya aku kira Pulau Pasir itu hanya sekadar nama pulau yang memiliki pantai berpasir, tetapi ternyata, pulau ini benar-benar hanya berupa gundukan pasir di tengah lautan. Ukurannya tidak begitu luas. Kira-kira 5x50 meter, menurut perhitunganku karena perahu ataupun speedboat pasti akan 'stuck' di atas pasir itu. Kata guide-ku, bersyukur kita datang di saat sedang surut, karena kalau sedang pasang tinggi, pulau pasir ini akan tenggelam ditelan ombak. Menakjubkan, baru kali ini aku temui pulau yang super unik ini. Alhasil kalau kita berfoto disini, kita terlihat seperti berada di tengah lautan. Keren kan?
|
Pulau Pasir di tengah lautan |
|
Perahu hanya sekadar disandarkan |
|
Unik dan menarik |
Sederetan pulau-pulau kecil sangat menarik perhatian, Tidak sedikit yang hanya berupa tumpukan bongkahan batu granit berukuran besar. Ada yang sebagian ditumbuhi tanaman-tanaman perdu, sebagian lagi hanya terlihat polos seperti aslinya. Pulau-pulau kecil lainnya ada yang berpenghuni, tapi sebagian besar tidak berpenduduk sama sekali. Katanya pulau ini sering menjadi tempat pemotretan komersial seperti iklan, film dan sebagainya. Tapi tidak jarang juga menjadi tempat pemotretan pre-wedding.
|
Pulau-1 |
|
Pulau-2 |
|
Pulau-3 |
|
Pulau-4 |
Ada satu pulau yang menjadi tujuan semua wisatawan. Satu-satunya pulau yang memiliki mercu suar dan pulau ini juga memiliki alam bawah lautnya yang super menawan. Makanya, para wisatawan tidak pernah melewatkan diri untuk menikmati keindahan alam itu dengan ber-snorkeling.
|
Pulau Mercu Suar |
|
Batu-batu granit |
|
Mercu suar terlihat megah |
|
Bertumpuk rapi membentuk keindahan tersendiri |
|
Ditengah-tengah tumpukan batu |
Aku benar-benar tercengang kagum saat speedboat berhenti untuk mengantar penumpang yang sedang snorkeling. Biasanya kita akan berhenti di area laut yang tenang, tidak dalam atau dari atas sudah terlihat coral-coral atau batu-batu karang bawah laut. Bisa jadi kita juga melihat ikan hilir mudik di dalam laut. Tetapi disini lain, ikan-ikan itu menghampiri kita. Mereka tidak takut dengan manusia. Sepertinya mereka sudah terbiasa dengan manusia. Ikan-ikan itu seperti sudah terlatih untuk mendekati manusia dan meminta belas kasihan untuk memberikan makan seperti biskuit atau remah-remah roti. Yang sangat disayangkan, aku lihat penumpang di speedboat sebelahku malah berteriak kegirangan mengambil ikan-ikan itu dan menaruhnya ke dalam kantong plastik.
|
Ikan-ikan menunggu diberi makan |
|
Tidak takut manusia |
|
Snorkeling-1 |
|
Snorkeling-2 |
|
Snorkeling-3 |
Berkunjung ke Belitong belumlah lengkap kalau tidak mengunjungi Pantai Laskar Pelangi di Tanjung Tinggi. Keindahan pantai ini menarik perhatian produser film Laskar Pelangi dan hasilnya luar biasa, perhatian penonton film langsung tertuju pada pantai ini. Film Laskar Pelangi berhasil mempopulerkan pantai ini. Setiap sudut dieksplor dengan baik seperti iklan tersembunyi. Dikemas apik, sehingga penonton bertanya-tanya dimana pantai itu berada. Kebanyakan tidak sabar ingin melihat sendiri keindahan pantai Tanjung Tinggi. Upaya produser menggarap film di lokasi ini pada tahun 1980 akhirnya menorehkan prestasi dan kesan tersendiri bagi Pemerintah Daerah Belitong. Akibatnya, Pantai ini diberi nama Pantai Laskar Pelangi.
|
Sisi kanan pantai |
|
Tidak begitu banyak batu granitnya |
|
Peresmian pantai Laskar Pelangi |
|
Batu-batu besar |
|
Sudah menyambut di bagian depan |
|
Pantai sisi kiri |
Yang menarik dari Pantai Laskar Pelangi ini terletak pada batu-batu granit di sepanjang pantai. Bentuknya berbeda-beda, ada yang mirip kodok, ada juga yang mirip burung. Tata letak yang teratur rapi ini membuat batu-batu granit seolah-olah diatur oleh manusia, padahal itu murni kreasi alam atau Sang Pencipta. Pasir putih dan air laut berwarna hijau menambah poin positif bagi pantai ini.
|
Pantai Laskar Pelangi (PLK) |
|
PLK-1 |
|
PLK-2 |
|
PLK-4 |
|
PLK-5 |
|
PLK-6 |
|
PLK-7 |
Disamping wisata pantai, kalau berkunjung ke Belitong, tidak ada salahnya mencoba produk minuman Kong Djie. Yang ngetop sih kopinya yang memiliki beberapa varian, kopi O atau tanpa campuran, dan kopi susu. Tapi Kong Djie juga punya minuman coklat yang ga kalah enaknya. Mau dihidangkan panas-panas atau dingin pun tetap enak. Bahkan kita tidak perlu menaruh gula di dalamnya karena menurutku rasanya sudah cukup manis. Sangat mudah menemukan kedai kopi Kong Djie di Belitong. Bahkan sekarang sudah dijual franchise di luar Belitong termasuk di Jakarta.
|
Lihat teko-teko unik itu |
|
Bentuknya sederhana, tapi rasanya luar biasa |
Meskipun sekarang Belitong sudah banyak didatangi wisatawan dalam dan luar negeri, namun menurutku masih ada yang kurang disini. Hotel. Rasanya masih sulit menemukan hotel yang representatif disini. Maksudnya yang siap menampung tamu dalam jumlah besar, berlokasi di tempat strategis atau punya view yang bagus, serta memiliki fasilitas berstandar Internasional. Untungnya aku dapat menginap di satu-satunya hotel bagus disini yaitu BW Hotel yang dulunya dikelola oleh Aston.
|
Hotel-1 |
|
Hotel-2 |
|
Hotel-3 |
|
Hotel-4 |
|
Hotel-5 |
Aku bisa mengatakan bahwa pantai-pantai di Belitong lebih bagus daripada di Maldives. Pemda hanya perlu mempertahankan kebersihan dan keindahan area sekitar pantai agar tidak dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Selanjutnya sudah barang tentu diperlukan promosi ke luar negeri untuk dapat menjaring wisatawan manca negara lebih banyak.