Lama sekali aku tidak mengulas wisata kuliner khusus di blog-ku. Meskipun tidak vakum total, aku cenderung menggabungan wisata mata dan wisata rasa. Maksudnya, dalam satu topik, aku tidak hanya cerita apa dan bagaimana pengalamanku saat mengunjungi tempat wisata dan seluk beluk aktivitas serta hotel tempatku menginap, tetapi tidak jarang kuselipkan cerita mengenai apa dan bagaimana rasa makanan yang kusantap selama perjalanan plus informasi tentang tempat makannya. Biasanya aku sajikan khusus acara makan-makan bila lokasi makan itu di Jakarta, karena kalau lokasinya di luar ibukota, sudah barang tentu kecil kemungkinan kalau aku jauh-jauh datang ke daerah itu hanya untuk makan. Makanya, restaurant atau makan bukan menjadi prioritas utama dalam perjalananku.
|
Remang-remang tetapi tidak menyeramkan |
|
Sisi samping ruangan |
Kali ini aku ingin berbagi cerita tentang The Pallas. Restaurant yang berada di kawasan bisnis SCBD Jakarta Selatan ini tidak terlalu menonjol kelihatan dari luar karena bergabung atau berada dalam satu gedung dengan tempat makan-tempat makan yang lain. Fairground building nama gedung itu sesuai yang tertulis dalam alamatnya. Check point untuk menuju ke tempat ini adalah Pacific Place (PP). Jadi kalau sudah ketemu PP, maka kita dengan mudah untuk menemukan The Pallas. Tempat parkir kendaraan tersedia terbatas di area basement. Kalau melihat begitu banyaknya tempat makan di gedung itu, maka perlu difikirkan baik-baik bila ingin makan bersama dengan membawa mobil masing-masing.
|
Elegan dan terkesan megah |
|
Partisi |
Kesan mewah mulai terlihat saat petugas di depan membukakan pintu. Lorong menuju tempat makan dihiasi dengan lilin-lilin imitasi tetapi tidak mengurangi kesan fancy. Surprise kita dibuatnya saat memasuki area makan yang sebenarnya. Sangat luas dan megah. Design interior bergaya old colonial dengan langit-langit dan pilar-pilar yang tinggi. Lampu-lampu kristal bergelantungan di kedua sisi menambah kesan megah tempat ini. Sedangkan meja kursi dibuat berlainan di masing-masing area, mungkin sebagai batas atau pertanda perbedaan fungsi dan tidak harus menggunakan partisi. Yang paling unik adalah kamuflase lemari di dinding sebelah kanan yang sepintas lalu terlihat seperti hanya sebuah lemari, tetapi sebenarnya itu adalah partisi ke dapur. Brilliant.
|
Lorong pintu masuk ke area utama |
|
Bar di tengah-tengah gedung |
Yang tidak kalah menariknya adalah panggung besar di ujung tengah ruangan. Bukan karena ada piano di atas panggung, melainkan dinding panggung yang terbuat dari layar presentasi. Kalau kita amati dengan baik, background panggung itu jadi berubah-ubah. Kenapa? Karena background layar di-setting oleh pengelola restaurant. Mungkin seperti kita sedang presentasi, kita bisa atur background-nya.
|
Panggung dengan background screen yang bisa berubah-ubah |
|
Wine corner |
Menu yang kupilih siang itu paket East Nusantara yang terdiri dari coto makasar, ayam rica, pampis cakalang, kerang bamboo woku belanga, sup kuah asam, udang garo rica, daging tuturuga, sayur acar kuning, konro bakar dan perkedel jagung. Masih dalam paket itu, mereka memberikan 4 sampler sambal, sambal ijo, dabu-dabu, colo-colo dan sambal tomat. Porsinya pas, rasanya pun luar biasa. Coto Makasarnya cocok sebagai makanan pembuka, segar dan hangat. Ayam ricanya tidak kalah enaknya, juicy dan lumayan pedas. Sup kuah asam mengimbangi rasa pedas ayam rica. Lidah kita dihibur dengan variasi rasa. Dan yang paling berkesan adalah daging tuturuga. Gila, lembut banget tuh daging, berasa lumer di mulut.
|
Udang garo rica dan konro |
|
3 macam nasi |
|
Paket East Nusantara |
Urusan harga, jangan khawatir, murah banget untuk ukuran Jakarta dan mempertimbangkan tempat dan service yang diberikan. Pelayan restaurant ini sangat ramah dan sangat membantu memberikan rekomendasi makanan apa yang tepat bagi kita dan yang sesuai dengan keinginan kita. So, jangan tunggu lagi, buruan datang dan buktikan sendiri kelezatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar