Memang begitulah adanya. Itu yang
terlintas dibenakku saat memutuskan pergi ke Rumania. Disamping aku punya banyak teman kuliah dan
komunitas traveling, bagiku, Rumania masih seperti misteri. Aku tidak pernah mendengar cerita-cerita menarik tentang negeri ini dan promosi
wisatanya pun tidak begitu membahana selain kisah tragis Dracula. Ya, sepertinya Rumania identik dengan dracula. Percaya atau tidak, cerita heboh tentang
Dracula justru bukan dari orang Rumania, malah dari seorang Bram Stoker,
penulis dari Amerika yang belum pernah ke Rumania. Imaginasi tingkat tinggi Stoker yang memikat
hati para pembaca seakan-akan Stoker ini tahu persis kehidupan Dracula, bahkan
semua mengira bahwa Stoker itu orang Rumania. Hehe......itulah kehebatan seorang penulis handal.
|
Bucharest, ibukota Rumania |
|
Mall terbesar di ibukota |
|
Hanya 2 lantai dan tidak banyak menjual produk lokal |
|
Masih lebih besar dan lebih bagus yang kita punya |
Tempat yang pertama kukunjungi di Rumania malah bukan Dracula castle atau Bran Castle, melainkan
Peles castle karena istana ini milik si pendiri negara Rumania, bapak pemersatu
bangsa atau suku-suku yang ada di Rumania seperti Walachia, Transylvania, Moldovia,
Banat, Oltenia dan sebagainya. Adalah
Raja Carol I nama pemimpin itu. Nama
aslinya Karl of Hohenzollern-Sigmaringen yang memimpin Rumania sejak tahun 1866 sampai tahun 1914. Istana untuk musim panas ini berada di bukit hijau Sinaia
dengan luas 1.300 km2, dibangun pada tahun 1873, dilengkapi dengan kamar untuk para penjaga dan pembantu
istana yang jumlahnya ratusan, lalu ada ruangan-ruangan untuk pertemuan, area
berkuda dan kandang kuda yang super luas, kawasan berburu dan yang paling
menarik adalah power plant atau sumber listrik.
Kastil inilah yang pertama kali mempunyai sumber daya listrik yang
diproduksi secara lokal.
|
Bagian depan sebelum memasuki kawasan istana |
|
Istana musim panas Raja Carol I |
Dari tempat pemberhentian kendaraan, kita harus berjalan kaki bila ingin
melihat Peles Castle. Setibanya di
tempat istana pun, kita harus beli tiket, antri di depan pintu masuk dan harus
mengenakan plastik penutup alas kaki yang disediakan setelah pintu masuk. Pengunjung akan dibagi menjadi beberapa group
dan setiap grup akan didampingi oleh seorang guide yang akan menjelaskan setiap
sudut dari isi ruangan. Sayangnya kita
tidak diperbolehkan mengambil gambar disini, tapi kulihat beberapa turis
mencuri-curi kesempatan untuk memainkan kamera handphone-nya.
|
Terbuat dari material pilihan |
|
Patung Raja Carol di letakkan di depan istana |
Dari Sinaia aku melanjutkan perjalanan ke Brasov, kota kecil yang
memiliki sejarah Black Church-nya.
Kenapa black? Sejarahnya gereja
Biserica Neagra atau Black Church tempat ibadah kaum nasrani Lutheran Jerman ini
pernah terbakar parah di tahun 1689 yang menghanguskan hampir semua bagian
gereja sehingga meninggalkan kesedihan dan rasa duka yang mendalam bagi
penganutnya. Kejadian tragis gereja yang
awal sejarahnya dipakai oleh kaum Katolik Romawi dan bernama gereja Saint Mary
ini dianggap sebagai ‘black day’ dan sisa bangunan pasca kebakaran itu membuat
hitam dinding-dinding gereja itu lah yang membuat masyarakatnya menamai gereja
ini dan dikenal sebagai Black Church.
|
Gereja tertua di Brasov |
|
Patung Sang Pastur pendiri gereja |
|
Dibiarkan seperti aslinya |
Aku lebih suka melihat kota Brasov yang bersih, rapi, tenang dan sejuk
udaranya. Tulisan nama kota mirip gaya
Hollywood ada di puncak bukit yang mengelilingi kota. Penduduk kota Brasov ramah kepada pendatang,
sehingga turis menjadi betah berlama-lama di Brasov. Kita merasa disambut datang kesini. Hal ini berdampak kepada pembelanjaan para
turis itu di toko-toko souvenir atau di restaurant. Pada akhirnya hal ini akan berdampak baik
juga bagi perekonomian setempat. Pelajaran yang dapat kita ambil dari Brasov adalah tidak cukup kalau hanya tempat wisatanya
yang baik, penduduk setempatnya pun harus baik bila kita ingin meningkatkan
pendapatan dari sektor pariwisata.
|
Lihat tulisan di bukit |
|
Bersih dan rapi |
|
City hall Brasov |
|
Enak buat bersantai |
|
Pemeriksaan sebelum memasuki ruangan dalam |
|
Pameran lukisan di area publik sebelum pos pemeriksaan |
|
Lorong lebar dengan karpet dan patung para tokoh |
|
Pilar-pilar menunjukkan kekuatan dan kekuasaan |
Presiden Nicolae Ceausescu yang berkuasa saat itu berkeinginan untuk
menunjukkan kepada rakyatnya betapa besar kekuasaan dan kekuatan
pemerintahannya. Kalau bisa dunia luar pun
tahu bahwa dia adalah Penguasa terlama, terkuat dan tak tertandingi. Orang lain boleh mengatakan Rumania adalah
negera komunis yang cenderung sedikit terbelakang bila dibandingkan dengan
negara barat, tetapi bagi Ceausescu, Rumania lebih hebat, lebih kuat dan dialah
‘Raja’ di Rumania yang sebenarnya.
|
Ruang pertemuan berjumlah 100 |
|
Kesan mewah disemua sudut |
|
Lampu gantung super besar |
|
Luxury chandelier dimana-mana |
Jabatan, kekayaan telah membuat Ceausescu dan keluarganya lupa
diri. Presiden yang ‘suka dihormati’,
‘suka jadi pusat perhatian’, dan ‘suka dipuji-puji’ ini membangun gedung
parlemen seperti membangun kerajaan.
Semua desain ruangan dan material harus melalui persetujuannya. Memang Ceausescu punya selera yang tinggi,
sehingga setiap sudut ruangan berkesan glamor super mewah. Kemegahan dan kemewahan inilah yang
menjatuhkan dia dari kursi pemerintahan, bahkan menjatuhkan dia dari tinta emas
sejarah hidupnya. Rakyat berontak, Tuhan
bertindak dan akhirnya di tahun 1989 melalui sebuah revolusi, Nicolae Ceausescu
berakhir.
|
Lebih mirip kerajaan, bukan gedung parlemen |
|
Kebanyakan material di-import dari negara lain |
|
Banyak ruangan pilihan untuk sekadar meeting |
|
Diambil dari menara hall utama pertemuan |
Revolusi rakyat itu pun diabadikan dalam sebuah monument di tengah
kota. Dilambangkan dengan bangunan
tinggi mirip ujung belati dan ada semburan warna merah di bagian ujungnya
menandakan adanya pertumpahan darah dan berakhirnya masa komunis menjadi masa yang
demokratis.
|
Tugu perjuangan rakyat |
|
Perhatikan warna merah di tugu |
|
Sinagog di seberang tugu perjuangan |
|
Gedung Pemerintahan di samping tugu perjuangan |
Bangunan lain di pusat kota yang menarik untuk dilihat yaitu Arcul de
Triumf di ujung Soseaua Kiseleff, boulevard yang lebih panjang dari Champs
Elysees di Paris. Bentuknya menyerupai
Arc de Triomphe Paris.
|
Gapura terbesar di tengah kota Bucharest |
|
Lalu lintas padat di area ini |
Dan akhirnya, the one and only bangunan yang selalu menjadi persinggahan semua
turis di Rumania adalah Bran Castle.
Ini menjadi tempat wajib bagi turis bila ingin dibilang sudah berkunjung
ke Rumania. Belum afdol kalau belum
melihat dengan mata kepala sendiri apa dan bagaimana castle ini.
|
Kastil dracula yang terlihat menyeramkan |
|
Stiker-stiker promosi pertunjukkan bertema horor |
|
Station di depan untuk parkir sekaligus pasar kecil |
Di bagian depan khususnya area pintu masuk castle dipenuhi oleh para
pedagang kaki lima, restaurant dan gedung pertunjukkan. Barang dagangan mereka cenderung sama,
souvenir yang berbau Dracula. Hanya
sebagian kecil yang menjual kain rajutan, keju atau barang-barang antic. Gedung pertunjukkan pun berkesan
misteri, menantang adrenalin kita
dengan suasana yang mencekam, horror dan kembali lagi, Dracula menjadi bintang
pertunjukkan.
Sebaliknya, di bagian tengah malah terkesan indah, sejuk dan damai
karena dibangun taman-taman bunga yang menyejukkan mata. Sebagian turis memanfaatkan tempat itu untuk
duduk-duduk bersantai dan ada juga yang mengabadikan istana drakula. Memang, dari sinilah spot terbaik memotret
istana itu yang terlihat angker meskipun di siang hari.
Waktu memasuki gerbang masuk istana, suasana mencekam sudah mulai terasa
apalagi saat melihat foto si raja Vlad III yang konon berubah menjadi Dracula. Di
bagian depan kita akan disuguhkan dengan foto-foto penguasa istana, tempat
tidur dan tempat berhias sang ratu. Lalu
menulusuri lebih dalam, kita akan bertemu dengan tempat raja menerima tamu,
tempat tidur sang raja, tempat bermain anak-anak raja dan tempat-tempat privacy
lainnya. Di setiap ruangan aku merasakan
bulu kudukku berdiri. Maklum suasana
lebih pengab, lembab dan agak gelap.
Baju-baju yang dulu dikenakan mereka serasa hidup. Ranjang ataupun perkakas ruangan itu seperti
meninggalkan sejarah kelam. Yang paling
menakutkan adalah ruangan penyiksaan.
Entah bagaimana asal muasalnya, yang pasti istana ini memiliki ruangan
khusus untuk menyiksa musuh atau korban.
Aku sempat kaget bukan main saat tiba-tiba melihat orang muncul dari
sebelah kiri pintu. Ruangan yang lain
tidak ada penjaganya, tapi ruangan ini punya.
Makanya aku tidak menyangka bakal ketemu orang di dalam. Si penjaga itu yang seorang perempuan tua
malah tertawa melihat wajahku pucat ketakutan.
|
Pakaian kebesaran Sang Raja |
|
Pakaian kebesaran Sang Ratu |
|
Pakaian kebesaran Sang Raja juga |
|
Kamar penyiksaan |
|
Ruang rias Sang Ratu |
Aku berkesempatan memasuki ruang rahasia di kastil ini yang hanya diperuntukkan bagi keluarga istana karena ruangan ini berada di atas kastil dan harus melalui tangga rahasia bila ingin kesana. Tangganya berukuran kecil sehingga tidak mungkin muat bila berpapasan. Dan di lantai atas ini ternyata tempat Sang Raja melihat kota dan alam di sekitar istana, juga ada tempat bermain serta bersantai. Mungkin keluarga raja juga ingin ruang privacy.
|
Tangga rahasia |
|
Sempit, lembab |
|
Ruangan untuk bersantai |
|
Luas dan cocok untuk tempat bermain anak-anak |
|
Sekaligus tempat menyimpan harta seperti perhiasan dll |
Untuk urusan kuliner, sempatkan diri makan di Excalibur. Restaurant ini sangat unik, tidak hanya di tampilan depannya saja, melainkan bagian dalam dan penyajiannya pun unik. Kita serasa masuk ke sebuah dining room istana raja tempo dulu. Dekorasi, perkakas makan, bahkan desain bangunan dan pakaian pelayannya mirip film bergenre kerajaan Eropa tempo dulu.
Yang lebih mengagetkan adalah menunya. Luar biasa, seperti pesta para raja. Daging ayam goreng ditumpuk dengan daging sapi goreng dan sosis memenuhi satu nampan berukuran besar. Sebagai teman makan, disediakan red wine dan saus barbeque yang lumayan pedas.
|
Lihat kursi dan ornamen di dalam ruangan |
|
Pelayannya pun berpakaian layaknya jaman kerajaan |
|
Semua tempat sudah di-reserved |
|
Dinding pembatas ke toilet |
|
Perkakas makan |
|
Ini porsi umum untuk 4 orang |
Dan masih ada satu lagi tempat yang wajib kukunjungi yaitu Hard Rock Cafe. Rumania punya HRC di Bucharest. Tempatnya lumayan luas dengan disain eksterior dan interior yang menarik. HRC disini mempunyai bar dengan panggung full band, restaurant dan counter merchandise. Teman bilang, khusus di Bucharest, kita bisa menemukan T-shirt HRC dengan gambar dracula. Awalnya aku tertarik ingin beli karena biasanya hampir di semua HRC punya motif kaos yang sama, hanya tulisan nama kota yang membedakan, tapi kalau ada yang lebih berbeda, boleh saja jadi koleksi, pikirku. Tapi setelah melihat desain gambarnya, aku membatalkan diri untuk membelinya.
|
Bagian depan luar HRC di Bucharest |
|
Hard Rock Cafe Bucharest Rumania |
Aku menemukan sesuatu yang unik di Rumania, tepatnya di Bandara Henri Coanda atau dulunya bernama Otopeni, bandara utama negara Rumania. Hal yang unik tidak pada area check in, gate atau tenant-tenant yang ada di situ, melainkan ada di ruang tunggu. Awalnya aku tidak begitu sadar kalau ada sesuatu yang aneh di atas langit-langit. Mataku yang menahan rasa ngantuk kelelahan, cenderung merapatkan kelopak mata daripada memaksa membukanya. Pada posisi itulah aku melihat microphone diatas plafon. Sempat bingung buat apa itu microphone? Mengapa bandara sekeren ini butuh microphone? Bukankah semua bandara modern punya Public Address System yang bagus? Tapi itulah kenyataannya yang terjadi di Rumania. Jangan-jangan mereka juga aneh kalau melihat ember-ember di bandara kita untuk menampung kebocoran air hujan? Hehe........
|
Airport-1 |
|
Airport-2 |
|
Airport-3 |
|
Airport-4 |
|
Airport-5 |
|
Waiting room atau boarding lounge |
|
Lihat microphone di langit-langit itu |
Selama di Rumania, aku menginap di RIN hotel yang berlokasi dekat dengan bandara. Hotel ini memiliki ruangan lobby yang sangat luas dengan fasilitas yang bagus seperti flight display dan informasi suhu udara saat itu. Ruangan kamar cukup luas dengan fasilitas yang ok punya. Free wifi di kamar super kencang dan memuaskan sama seperti menu sarapannya.
|
RIN hotel-1 |
|
RIN hotel-2 |
|
Monitor display informasi yang bermanfaat |
Kalau sudah tahu enaknya seperti ini, siapa yang akan bilang tidak ingin ke Rumania lagi? Aku sendiri mungkin akan singgah ke negeri ini, tapi tidak dalam waktu dekat dan bukan ke tempat-tempat yang pernah kukunjungi karena aku yakin pasti masih banyak tempat menarik lainnya di Rumania. Namun Rumania menjadi edisi khusus acara jalan-jalanku di bulan spesial Februari. Semoga diberi kesempatan oleh Tuhan YME untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi luar negeri lagi. Wish me luck.