Kalau Indonesia punya G-land di Banyuwangi, Australia punya Gold Coast yang menjadi surga bagi para peselancar. Sama-sama diawali dengan huruf G, kedua tempat ini sama-sama menjadi destinasi wajib bagi pecinta ombak di seluruh dunia. Namun, nama Gold Coast lebih populer bagi wisatawan non surfer manca negara. Sangat wajar dan dapat dimaklumi, karena Pemerintah Australia benar-benar mengelola daerah wisata ini dengan sangat baik. Infrastruktur seperti bangunan hotel, tempat-tempat peristirahatan, fasilitas publik, jalan raya, bandara, stasiun dibangun dengan perencanaan yang baik, sehingga tidak terkesan semrawut atau tidak jelas konsepnya. Disini, jalan raya yang sempit seperti di pinggir-pinggir pantai tidak menimbulkan kemacetan. Bahkan tempat parkir untuk publik di pinggir pantai jumlahnya sangat sedikit, namun saat musim ombak tinggi dan jumlah pengunjung meningkat, kendaraan tetap dapat parkir dengan tertib dan tidak ada komplain dari mereka meskipun mereka harus parkir di parkir berbayar sebagaimana di hotel-hotel atau restaurant terdekat.
|
Angin berhembus kencang di Surfer Paradise |
Law enforcement dibutuhkan bila ingin punya kota bersih, tertib, aman, dan nyaman. Mungkin ini problem utama mengapa Indonesia tidak bisa punya kota seperti itu. Orang Indonesia cenderung nurut atau patuh bila di negeri orang, tapi kalau sudah balik di negeri sendiri, maunya ngatur sendiri-sendiri. Contoh sepele saja, di luar negeri denda membuang sampah benar-benar diterapkan, bahkan juga denda merokok di tempat-tempat yang dilarang untuk merokok. Petugas tidak akan segan-segan lagi menghukum siapa pun yang melanggar. Warga Indonesia yang kutemui di luar negeri pada patuh semua. Buang sampah di tempatnya, tidak tercecer dimana-mana, dan gaya hidup mereka bisa dengan seketika berubah, lebih bersih, lebih disiplin, lebih tertib dan lebih baik. Dan lebih hebatnya lagi, mereka mau melakukan hal-hal kecil yang tidak pernah dilakukan di Indonesia seperti mengembalikan baki makanan ke tempatnya setelah selesai makan di restaurant fast food yang minim pegawai atau mau mengangkut barangnya sendiri ke trolley tanpa bantuan porter di bandara atau mengembalikan trolley di tempatnya setelah memakainya. Heran kan?
|
Bersih, jalannya tidak macet, tertib dan nyaman |
|
Pose di depan icon Gold Coast |
Sama seperti situasinya di Gold Coast. Kota kecil di pesisir Timur Australia ini sebenarnya kalah jauh keindahan alamnya bila dibandingkan dengan Indonesia. Kita punya daerah yang kaya panorama alam dan lebih keren pantainya seperti Sumatera Barat, Aceh, Tanjung Pinang dan lain-lain, tapi kembali lagi kita sangat lemah dalam hal pengelolaan alam tersebut. Tempatnya cenderung kotor, tidak terawat, atau tidak punya fasilitas publik seperti toilet yang layak dan bersih. Belum lagi turis sering dibikin tidak nyaman dengan signage yang hanya berbahasa Indonesia, masyarakat cenderung mengerumuni atau mengusik para turis khususnya para bule untuk minta foto bareng atau menawarkan produk dengan harga yang 'tidak wajar'. Kalau sudah begini, bagaimana mau nyaman mereka berlama-lama di Indonesia? Artinya, tidak ada salahnya kita berlapang dada mau belajar dari yang berhasil mengelola kekayaan alamnya. Gold coast salah satunya. Menyadari bahwa pantai adalah daya tarik utama orang berkunjung ke Gold Coast, Pemerintah setempat peduli betul hal-hal yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pengunjung.
|
Menjadi host dalam Commonwealth Games 2018 |
Aksesibilitas ke Gold Coast sangat mudah, bisa ditempuh dengan jalur darat menggunakan kendaraan umum atau pribadi dan bisa juga menggunakan kereta api. Jarak tempuhnya sekitar 2 jam dengan mobil dan sekitar 45 menit dengan kereta api dari Brisbane. Tapi kalau ingin lebih bergaya, boleh saja menggunakan jalur transportasi udara dari seluruh kota besar di Australia. Bandara Gold Coast berukuran kecil, tapi lumayan ramai diterbangi pesawat-pesawat domestik dan internasional. Kalau ingin menikmati perjalanan dari Brisbane ke Gold Coast dengan santai, pakai mobil kapasitas 6 orang dengan sopir yang handal dan mau mengerti kebutuhan tamunya, tidak ada salahnya anda menggunakan jasa travel lokal yang sepertinya sudah sangat mengenal kebiasaan dan kesukaan turis-turis asal Indonesia, salah satunya Priority One Travel.
|
Burleigh Heads beach |
|
Centaur Remembrance Walk di point danger beach |
Khusus bicara tentang pantai, Gold Coast punya beragam jenis pantai. Surfer Paradise dan Broadbeach masih menjadi destinasi favorit para turis. Bisa jadi karena lokasinya yang tidak jauh dari pusat kota dan pusat hiburan seperti kasino, shopping center dan Hard Rock Cafe. Ombak di kedua pantai ini lumayan tinggi, namun anginnya super kencang bila di musim panas seperti di bulan April ini. Kedua pantai ini menyediakan area parkir kendaraan yang gratis tidak banyak sehingga pengunjung harus berebut dan rela terpaksa parkir di lokasi parkir berbayar.
|
Point danger beach |
|
Anginnya super kencang |
|
It's a must to visit |
Pantai lainnya adalah Currumbin yang lebih disukai bagi yang ingin berlibur ke pantai dengan keluarga karena tempat ini menyediakan area pantai pasir yang sangat luas, cocok untuk tempat berjemur, bermain dengan anak-anak dan ombaknya tidak terlalu tinggi serta anginnya tidak terlalu kencang. Pantai ini punya tempat parkir gratis yang luas dan ada tempat berbilas badan di dekat tempat parkir.
|
Pantai Currumbin |
|
Kerap dikunjungi keluarga dan anak sekolahan |
So, banyak pilihan tempat-tempat menarik di Gold Coast, apalagi bagi para peselancar yang rindu suasana pantai, deru ombak dan hembusan angin laut. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari Gold Coast dalam hal pengelolaan sebuah kota pantai. Kebersihan, keteraturan dan ketegasan dalam menerapkan hukum, menjadi kunci utama bila ingin kota itu tertib, bersih, aman dan nyaman. Silakan kaji sendiri bagaimana dengan negara kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar