Rabu, 08 November 2017

Huize Satee, Perpaduan Yang Harmonis Selera Indonesia Dan Belanda



Mungkin karena terlalu banyak restaurant khas makanan Sunda di Jakarta, sehingga aku tidak terlalu antusias mampir ke restaurant khas Sunda bila sedang bepergian ke Bandung.  Bukannya bosan, tetapi hanya sekadar ingin variasi saja dan tidak ingin melewatkan kesempatan menikmati sesuatu yang unik di Bandung.  Maklum kota yang satu ini tidak pernah berhenti berkreasi, selalu saja ada yang baru.  Kalau tidak cara penyajiannya yang tidak biasa, terkadang bentuk makanannya yang berbeda.  Sekarang pun mulai muncul berbagai macam produk makanan buat oleh-oleh yang notabene bukan makanan khas Bandung tetapi lumayan bagus mendapat respon pasar karena produk ini dimiliki dan dipopulerkan oleh artis-artis lokal.  Aku termasuk salah satu pasar mereka, namun sayangnya, aku bukan pengagum berat mereka dan makanan yang dipasarkan pun menurutku biasa-biasa saja.


Tampilan depan Huize Satee

Daftar menu pilihan diluar dessert


Sebenarnya ada tempat yang kerap aku kunjungi di Bandung dan semuanya punya style yang sama.  Dutch food atau makanan khas nonik dan sinyo Belanda.  Tidak perlu dijelaskan kenapa aku suka banget makanan mereka.  Yang pasti di Bandung yang masih merawat bangunan-bangunan kuno era kolonial, punya beberapa tempat yang layak aku kunjungi, salah satunya Huize Satee.


Lantai dasar

Cukup menampung 50 orang

Lantai 2 dengan kapasitas yang sama dengan lantai dasar


Restaurant ini masih berusia muda dan ternyata dimiliki oleh sepasangan anak muda juga.  Mereka asli orang Sunda atau berdarah Sunda, tetapi si pria sebenarnya blesteran Sunda-Belanda.  Bahkan kalau dilihat, dia lebih ‘bule’ daripada berwajah Indonesia.  Ide bisnis kuliner ini berasal dari dia yang sebenarnya belum punya pengalaman di bidang ini.  Hanya passion yang sangat besar dan kecerdikan dia membaca pasar, sehingga dia memberanikan diri membuka restaurant perpaduan Indonesia-Belanda di jalan Lengkong Kecil ini.


Bule-bule pun suka

Warga lokal menyukai makanan di Huize
  
Karena sadar betul akan kekuatan dan perilaku pasar, Huize Satee tidak berani memasang tarif mahal.  Ternyata strategi mereka berhasil.  Pasar merespon dengan baik.  Masyarakat Bandung mulai mengenal Huize Satee dan beberapa turis asing khususnya yang berasal dari Belanda pun tertarik untuk mencoba menu yang ditawarkan Huize.  Menu paling popular dan banyak dipilih oleh konsumen bervariasi.  Bila warga lokal, mereka menyukai sate taichan yang pedas dan gulai sate kambing.  Sedangkan turis asing, mereka lebih cenderung menyukai sate orisinal dengan saus kacang yang tidak pedas dan sup iga.  Tapi kedua konsumen ini menyukai menu yang sama untuk dessert yaitu Dutch Choco Cake.  Cobain saja, pasti suka!


Daftar harga yang super murah

Bersih, lezat, dan sehat

Sate ayam keju yang banyak disukai turis asing

Ini dia rajanya, Dutch Choco Cake


So, sekarang aku sudah punya tempat tujuan baru untuk memuaskan seleraku.  Huize Satee layak masuk daftar restaurant favoritku.  Tempatnya super nyaman, pelayanannya cepat dan bagus, makanannya enak-enak, porsinya pas dan harganya tidak bikin kantong memelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar