Minggu, 05 November 2017

Tidak Harus Kotor di Kota Kotor Montenegro Dan Berburu Suka di Kota Budva

Semua orang tidak pernah menyangka kalau ada kota yang namanya unik di negara Montenegro.  Kotor, nama kota itu.  Asli, bener Kotor, bung.  Aku juga tidak percaya saat mendengar nama kota itu.  Jangan-jangan tulisannya Cotor, bukan Kotor.  Tidak tahunya, memang benar Kotor!  Kenapa aku harus ke Kotor?  Karena kota ini sangat populer punya benteng kota dan kota ini menjadi destinasi wisatawan mancanegara, bahkan nama kota ini lebih ngetop daripada ibukota negara Podgorica, serta disini ada yang aku cari, Hard Rock Cafe!


Bendera negara Montenegro


Pertama kali tiba di kota ini saja aku sudah dibuat kagum karena persis di pinggir jalan raya, bersandar kapal pesiar berukuran besar.  Selama ini aku hanya sering melihat kapal pesiar di pinggiran kota karena dermaga besar biasanya memang berada di pinggir kota.  Tapi tidak dengan Kotor, dermaga malah berada di tengah kota, sehingga pemandangan ini memberikan kesan wow bagi semua turis termasuk aku. Namun, cukup beralasan mengapa cruise besar dapat masuk ke tengah kota karena Bay of Kotor merupakan fjord alam terdalam di laut Mediterania.


Kapal persiar bersandar persis di pinggir jalan raya
Ini salah satu tujuanku di Kotor


Kota Kotor memang berukuran kecil dengan populasi penduduk yang juga kecil.  Luas seluruh wilayah Kotor hanya 335 km2 dengan total penduduk berkisar 30 ribu jiwa. Bandingkan dengan Jakarta yang punya luas 662 km2 dan total penduduknya lebih dari 10 juta jiwa?  Yang jelas, Jakarta lebih kotor daripada Kotor.  Aku saksi hidupnya dan foto-fotoku sebagai buktinya.  Kota Kotor sangat bersih.  Bak-bak sampah disediakan dimana-mana dan penduduk sangat sadar akan kesehatan dan kebersihan lingkungan.  Para turis pun jadi ikut-ikutan jaga kebersihan.  Tidak kutemukan sampah tercecer di jalan atau di tempat yang tidak semestinya.  Bahkan di restaurant atau cafe pinggir jalan pun semua terlihat bersih dan rapi.  Kita bisa dibuat betah duduk-duduk di pinggir jalan sambil menikmati secangkir kopi panas. 


Penyeberangan ferry ke kota Kotor

Kapal yang bersih, teratur dan menyenangkan

Siap menuju Kotor



Kota Kotor sudah ada sejak tahun 168 sebelum masehi.  Destinasi wisata utama kota ini adalah St.Tryphon cathedral, floor square, gossip square dan arms square.  Disini kita dapat melihat kota kuno yang dibangun pada masa pemerintahan Kerajaan Romawi yang dulu menetapkan Cattaro atau Kotor sebagai Province of Dalmatia. Ada cerita disinilah ditemukan atau asal usul anjing polka dot Dalmatian.  Mungkin juga ya, tapi sepanjang perjalananku di Kotor, aku justru belum pernah melihat anjing dalmatian.


Tembok tinggi benteng terlihat dari luar
Floor square
Gossip square
Pomorski Muzej atau Museum Maritim
Semua masih terawat dengan baik
Termasuk jalan yang dibangun di abad 16 ini


Terdapat beberapa bangunan penting di kota tua itu.  Yang pertama gereja St.Tryphon cathedral, lalu St.Nicholas yang tidak pernah sepi pengunjung, berikutnya sumur tua yang pertama kali sebagai penyuplai air bagi warga Kotor khususnya yang bermukim di dalam benteng dan terakhir benteng kota dengan jam dinding khas tempo dulu.  Kalau diperhatikan, kota tua ini juga menjadi lokasi film Game of Thrones.


St.Nicholas church
St.Tryphon cathedral
Benteng penjagaan sampai di puncak bukit
Gedung pemerintahan tempo dulu
Sumur tua pertama kali untuk supplai air warga Kotor
Arm square


Dari Kotor aku melanjutkan perjalanan ke kota eksotik lainnya di Montenegro yaitu Budva.  Ini lebih tepat disebut sebagai kota resort karena banyak kapal-kapal pesiar yang bersandar di Duckley Harbor.  Namun kota ini tidak seramai Kotor, mungkin karena puri yang ada disini ukurannya tidak sebesar yang di Kotor, meskipun jumlah kapal pesiar yang bersandar lebih banyak di Budva


Kapal-kapal pesiar bersandar di dermaga

Duckley port nama dermaga itu


Kota Budva dibangun pada abad ke-5 dan dianggap sebagai pemukiman tertua di area Adriatik.  Hal ini dapat kita lihat dari bentuk bangunan kunonya bila kita bandingkan dengan Kotor.  Meskipun desain bangunan cenderung sama, tetapi material bangunan terlihat sedikit berbeda.  Uniknya, di kota Budva lebih banyak kita temukan bangunan-bangunan modern seperti hotel dan pusat perbelanjaan dengan konsep skyscraper. Namun dari sekian banyak bangunan, yang menjadi icon dari kota ini justru sebuah benda unik dan kuno yaitu lonceng besar yang diletakkan di luar benteng. 


Benteng terlihat dari samping

Pintu depan benteng

Icon kota Budva


Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengelilingi kota tua Budva.  Meskipun areanya tidak luas, tetapi ada beberapa spot yang menurutu menarik untuk dikunjungi ataupun diabadikan gambarnya, misalnya gereja tua dan pemukiman penduduk.  Batu-batu dan gaya Austria-Hongarian terlihat kental mewarnai bentuk bangunan.  Termasuk bangunan Hard Rock Cafe yang ada disini, meskipun super kecil, tetapi menarik untuk difoto dan yang pasti menjadi destinasi utamaku juga.


Gereja tua di dalam benteng
Contoh batu Austrian
Pemukiman penduduk
Ini dia yang kutunggu
Menikmati pancake ala Budva


Memang tidak banyak yang dapat dieksplor dari negara ini.  Namun banyak hal yang dapat kita ambil sisi positifnya seperti pengelolaan pariwisatanya yang sangat baik, sehingga tidak perlu banyak promosi tetapi terbukti mendatangkan wisatawan dalam jumlah yang besar.  Bangunan-bangunan tua dirawat dengan baik sehingga memiliki nilai seni dan 'nilai jual' yang baik pula.  Serta kebersihan kota yang membuat wisatawan betah meskipun tidak punya banyak pilihan atau keterbatasan destinasi wisata.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar