Di bagian ketiga ini aku ingin berbagi cerita perjalananku dari Bergen ke Oslo, ibukota Norwegia. Sebagai kota utama, Oslo terbuka bagi segala jenis manusia. Disini aku banyak melihat wajah-wajah khas middle east/timur tengah, Asia dan Afrika. Semua orang diterima datang di Oslo yang aman, nyaman dan menyenangkan. Tingkat kriminalitas disini rendah, tapi tetap saja kita harus hati-hati di negeri orang. Beberapa orang menyarankan aku untuk selalu waspada dengan barang bawaan khususnya yang berharga.
|
Keindahan alam Norway-1 |
|
Keindahan alam Norway-2 |
|
Keindahan alam Norway-3 |
Perjalanan dari Bergen ke Oslo begitu menyenangkan karena kita disuguhi pemandangan alam yang indah. Bukit-bukit hijau oleh pokok-pokok pinus, danau yang bersih dan jernih bak cermin, lingkungan yang bersih karena masyarakatnya sadar lingkungan. Saat menuju kota Brimnes sebelum Geilo, terdapat hamparan bukit luas dengan salju abadi. Memang tempat ini tidak ramai bila musim panas, tapi saat musim dingin tiba, tempat ini menjadi tempat favorit bagi turis.
|
Panorama-1 |
|
Panorama-2 |
|
Panorama-3 |
|
Panorama-4 |
|
Panorama-5 |
Aku sempat berhenti sebentar di dermaga kecil yang menarik perhatianku. Tepatnya di daerah Voringfoss. Menurut petugas tourist information yang ada disana, daerah ini merupakan salah satu tujuan wisata di musim panas. Para turis lokal dan asing datang kesini dengan yatch atau dengan kapal pesiar ukuran besar. Mereka berjemur di pinggir pantai atau berenang menikmati kesegaran air laut dan udara bersih.
|
Voringfoss-1 |
|
Voringfoss-2 |
|
Voringfoss-3 |
|
Voringfoss-4 |
|
Voringfoss-5 |
|
Voringfoss-6 |
|
Voringfoss-7 |
Dalam perjalanan, aku sempat berhenti sejenak di restaurant kecil di kota Geilo (sebenarnya lebih tepat dibilang desa karena sepi dan tidak banyak bangunan). Menunya sederhana dan cenderung ke vegetarian. Kentang rebusnya manis padahal kata chef cuman direbus doang. Restaurant ini ternyata tempat nongkrong penduduk lokal. Mungkin karena mereka ga punya pilihan atau karena lokasi dan interior ruangan didisain kelihatan nyaman bagi pengunjung. Tapi bagiku malah sebaliknya, tempat ini terkesan creepy. Bayangin, lokasinya berdekatan dengan gereja dan tahu kan kalau di Norway, setiap ada gereja berarti ada kuburan. Nah, gimana rasanya candle light dinner di depan kuburan?
|
Kondisi di dalam restaurant |
|
Kondisi diluar restaurant |
|
Gedung restaurant |
|
Gereja yang persis di depan restaurant |
|
Kuburan, lebih dekat posisinya dengan restaurant |
Tempat yang pengin banget aku datangi di Oslo adalah city hall karena disinilah tempat penobatan pemenang piala Noble. Saat aku datang ke city hall ini katanya bertepatan dengan hari pengumuman pemenang Noble perdamaian. Wow, pas banget. Tapi aku ga punya banyak waktu untuk menunggu di dalam gedung ini. Lebih baik aku jalan-jalan ke tengah kota. Aku harus ke Hard Rock Cafe yang berjarak hanya 15 menit jalan kaki dari city hall. Biasa, untuk menambah koleksi pribadi!
|
Fasad depan City Hall |
|
Bagian dalam-1 |
|
Bagian dalam-2 |
|
Bagian dalam-3 |
|
Bagian dalam-4 |
|
Bagian dalam-5 |
|
Bagian dalam-6 |
|
Teras belakang City Hall |
Bicara tentang Norway, selalu mengingatkanku kisah heroik kaum Viking. Kaum ini terkenal dengan kemampuan membuat kapal dan sekaligus pelaut tangguh. Tubuh mereka selalu digambarkan dengan sosok yang tinggi besar, bersuara lantang, dan rambut dengan model cepak disamping dan panjang di bagian tengah lalu diikat ke belakang.
|
Museum Viking Ship |
|
Perahu Viking-1 |
|
Perahu Viking-2 |
|
Perahu Viking-3 |
|
Perahu Viking-4 |
|
Perahu Viking-5 |
Dalam berperang, Viking terkesan sadis, tidak ada belas kasihan buat
lawannya. Itu gambaran yang disampaikan dalam film serial Viking.
Sekarang, aku datang langsung ke negara Viking. Meskipun tidak ketemu
dengan mereka, tetapi aku punya kesempatan untuk mengetahui sejarah
mereka. Makanya aku pergi ke Museum Viking Ship. Disini masih
tersimpan dengan baik perahu-perahu Viking, senjata perang, peralatan
rumah tangga sampai tongkat kebesaran pemimpin Viking.
|
Kendaraan Viking-1 |
|
Kendaraan Viking-2 |
|
Kendaraan Viking-3 |
|
Kendaraan Viking-4 |
|
Peralatan Viking-1 |
|
Peralatan Viking-2 |
Selanjutnya aku pergi ke Vigeland Sculpture Park, museum di area terbuka dengan patung-patung karya Gustav Vigeland yang menggambarkan sifat emosional manusia. Saat aku tiba disana, ternyata sedang ada shooting film atau pengambilan gambar adegan penculikan pake mobil. Kata sutradara yang ada disitu, ini untuk film action lokal dengan judul 'Occupied'. Beberapa pengunjung memanfaatkan moment foto bareng dengan aktor lokal. Mereka sibuk shooting, aku juga sibuk shooting, moto patung-patung di Vigeland.
|
Taman dengan air mancur di bagian depan taman |
|
Kebun bunga dan taman-taman yang luas |
|
Ini fountain yang menarik perhatian pengunjung |
|
Tugu di tengah-tengah taman |
|
Monument penting di Vigeland |
Tahu ngga, dari puluhan patung yang ada, ada satu yang menjadi masterpiece yaitu 'The angry boy'. Awalnya aku membayangkan sebuah patung anak kecil besar dengan ekspresi marah. Coba kucari satu persatu mulai dari bagian depan taman, lalu jembatan menuju taman kedua, kemudian tugu utama di taman sampai ke monument terakhir di taman itu, tapi aku belum menemukan si Angry boy itu.
|
Patung di area jembatan-1 |
|
Patung di area jembatan-2 |
|
Patung di area jembatan-3 |
|
Patung di area jembatan-4 |
Pencarianku tidak kenal lelah. Masa taman dengan area terbatas ini saja kok susah nyarinya, pikirku dalam hati. So, mulai kuatur strategi pencarian dari arah kiri dan searah jarum jam. Namun sampai dengan di putaran terakhir, aku belum juga menemukan si Angry Boy
|
Patung di area tugu-1 |
|
Patung di area tugu-2 |
|
Patung di area tugu-3 |
|
Patung di area tugu-4 |
|
Patung di halaman paling belakang taman Vigeland |
Saat aku mulai lelah dan hampir putus asa, kulihat beberapa orang menirukan gaya beberapa patung. Tiba-tiba mataku tertuju pada seorang gadis yang berekspresi unik. Badannya berdiri tegak dengan tangan meregang ke kanan dan ke kiri, kaki diangkat sebelah dan wajah berekpresi marah. Jangan-jangan dia menirukan gaya angry boy. Ternyata benar! Di samping si gadis itu berdiri sebuah patung kecil seorang anak yang sedang marah besar. That's Angry boy! Aku kayak anak kecil, kegirangan menemukan patung bayi itu.
|
Katanya belum ke Norway kalau ga foto sama Angry Boy! |
Banyak spot-spot menarik di Oslo. Pusat perbelanjaan di kota ini pun ditata dengan baik dan membuat nyaman bagi para shopper pejalan kaki. Sayangnya aku tidak menemukan produk asli Norway yang cocok buat kenang-kenangan. Mereka cenderung membuat souvenir yang identik dengan Viking dan maskot mereka, Troll.
|
Business District-1 |
|
Business District-2 |
|
Business District-3 |
|
Business District-4 |
|
Business District-5 |
|
Business District-6 |
|
Business District-7 |
Selama di Oslo, aku menginap di hotel Radisson Blue yang lokasinya jauh dari pusat kota. Disamping punya ukuran besar, hotel berbintang ini punya kelebihan lain, makanannya enak alias sarapannya berbobot. Kamar tidurnya sih standard, kamar mandinya juga. Tapi wifi-nya super ok!
|
Kamar tidur-1 |
|
Kamar tidur-2 |
|
Kamar tidur-3 |
|
Pintu, lemari pakaian, no mini bar |
|
Kamar mandi-1 |
|
Kamar mandi-2 |
Itulah 3 rangkaian cerita perjalananku selama di Norwegia. Negara ini layak untuk dikunjungi kembali. Semoga aku punya kesempatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar