Kupilih Oman sebagai awal dari catatan perjalananku di blog ini sebagai bukti keseriusanku menjawab saran dan masukan dari teman-teman yang selama ini hanya dapat melihat foto-foto perjalananku via Facebook. Mereka bilang,"share dong pengalaman jalan-jalan keluar negerinya, siapa tahu kami punya kesempatan pergi kesana". Awalnya aku agak ragu karena sudah lama meninggalkan dunia tulis menulis cerita apalagi untuk media publik. Dulu sih saat SMP memang cukup sering membuat artikel-artikel singkat tentang tingkah polah anak muda di majalah dinding sekolah. Kebiasaan itu berlanjut saat SMA dan kuliah. Saat sudah berprofesi sebagai karyawan sebuah perusahaan pun aku lumayan sering mengirim artikel ke majalah internal perusahaan. Topiknya memang sangat serius membahas permasalahan perusahaan dan terobosan atau ide penyelesaiannya. Karena kesibukan pekerjaan dan keraguan pada diri sendiri membuatku lama vakum menuangkan ide, pengalaman, atau opini dalam bentuk tulisan. Apalagi penyakit malas mulai menggerogoti semangatku memainkan pena di atas kertas atau menggerakkan jari-jariku di deretan keyboard computer. Ya begitulah sekilas cerita tentang kebiasaan tulis menulisku. It's not too late for starting over, right?
Kembali ke cerita tentang Oman. Perjalananku diawali dengan penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta menggunakan pesawat Oman Air yang terbang sesuai schedule jam 5 sore. Seperti biasa, kalau aku mengadakan perjalanan keluar negeri, sebisa mungkin menggunakan airline dari negara tersebut supaya totalitas merasakan sensasi dari negara itu. Namun terkadang keinginanku tidak dapat terpenuhi karena tidak semua airlines terbang ke Jakarta. Meskipun tidak ada penerbangan langsung dari negara tersebut ke Jakarta, namun semaksimal mungkin aku berupaya menggunakan airlines setempat pada rute-rute pendek atau saat transfer melanjutkan penerbangan berikutnya, contohnya saat aku ke New Delhi India, karena tidak ada penerbangan langsung ke India, aku naik Singapore Airlines dari Jakarta ke Singapura, selanjutnya aku naik Air India dari Singapura ke New Delhi.
Bersyukur ada penerbangan langsung Oman Air dari Jakarta ke Muscat. Perjalananku kali ini berkelas koper bukan backpacker karena aku ngga punya banyak waktu. Maklum, dapat ijin dari Boss cuman 2 hari kerja dan di kantor sedang lumayan banyak tugas, so memutuskan pergi sebentar saja ke Oman sekadar refreshing agar sepulangnya nanti dari jalan-jalan, otak dan hati ini ceria kembali. Jujur saja, aku lebih suka ber-backpacker karena lebih nyantai, murah dan lebih banyak surprise-nya di perjalanan. Tapi sorry, sejak tanggung jawab makin berat di pekerjaan, waktu untuk berlibur semakin sulit saja. Hobby traveling tidak dapat terpenuhi seperti saat masih menjadi pelaksana atau karyawan biasa. Dulu masih bisa memanfaatkan libur hari raya yang banyak itu untuk berwisata sepuasnya ke beberapa negara, bahkan aku bersyukur dapat menikmati kesempatan cuti besar 3 bulan, wah itu merupakan anugrah yang luar biasa, so aku sangat puas menjelajahi Eropa.
Pelayanan di udara Oman Air sangat menyenangkan. Pramugari dan pramugara bergiliran melayaniku mulai dari menawari kopi Oman yang rasanya lebih mirip wedang jahe. Kemudian mereka menyodorkan kurma muda yang katanya lebih berkhasiat daripada yang tua untuk menambah stamina, apalagi kalau anda wanita, kata si Pramugari, kurma muda dapat menyuburkan rahim anda. Pelayanan mereka belum selesai. Selanjutnya mereka memberikan 1 paket toiletries yang dikemas elegan dalam sebuah tas kecil berlabel Oman Air berisi sikat dan pasta gigi, shaver dan cream-nya, ear plug, penutup mata, kaos kaki, dan masing-masing 1 tube lip balm, eye gel, facial moisturizer, serta hand & body lotion. Urusan perut jangan khawatir, lidah kita akan diajak ber-kulinari dengan masakan-masakan timur tengah, meskipun mereka juga menyediakan menu western. Tapi sayang kan kalau kita berwisata ke Timur tengah tapi yang dimakan makanan Eropa? Aku sih merasa sayang kalau melewatkan kesempatan untuk bertotalitas merasakan sensasi wisata.
|
Elegan dan sangat bermanfaat buat penumpang |
Mendarat di Bandara Internasional Muscat dengan kode IATA: MCT dan kode ICAO: OOMS, aku mulai merasakan suasana Arab disana. Sempat bingung karena ga biasa saja melihat petugas bandara menggunakan baju gamis putih. Aku ngiranya mereka penumpang seperti kami. Biasalah atau bisa dikatakan hampir semua laki-laki di jazirah Arab cenderung menggunakan baju panjang warna putih (aku sih bilangnya gamis hehe....) dan sorban di kepala. Jadi aku sangka mereka adalah orang yang mungkin penumpang atau pengunjung di bandara, tapi setelah mereka mengarahkan kami penumpang yang baru turun dari bus di area kedatangan agar menuju ke antrian petugas Imigrasi, aku jadi berfikiran kalau mereka bukan penumpang atau pengunjung, melainkan petugas di bandara. Setelah bayar Visa On Arrival di counter dekat line Imigrasi, aku segera menuju ke salah satu konter Imigrasi yang terlihat masih sepi. Benar! Ternyata semua petugas bandara menggunakan baju gamis warna putih termasuk petugas Imigrasi yang lumayan menanyakan beberapa pertanyaan terkait Indonesia. Sontak saja aku menjawabnya dengan senang hati apa itu Indonesia dan kelebihan-kelebihannya. Rasa Nasionalisme ku otomotis muncul dengan segera kalau ada orang asing menanyakan negaraku. Semua hal-hal yang baik dan membanggakan di Indonesia langsung saja aku jelaskan dengan wajah tegap dan dada mengembang.
Setelah mengambil bagasi dan bertemu teman yang sudah menetap lama di Oman, kami keluar terminal menuju tempat parkir kendaraan. Wusss........udara panas spontan menerpa wajahku. Hangat dan tidak beberapa detik berikutnya, keringat mulai mengucur dan membasahi tubuh. Teman Oman-ku hanya tersenyum melihatku sambil berkata,"Ini belum seberapa panasnya. Kemaren suhunya mencapai 48 derajat!" OMG, gila......Di Jakarta saja aku sering merasa kegerahan kalau berada di luar ruangan, padahal suhunya masih berkisar 30-33 derajat celcius. Ini 42 derajat!! Makanya aku langsung berkeringat meskipun jam menunjukkan pukul 8 malam. Alamat bakal sering di indoor daripada outdoor, pikirku.
Aku menginap di Hotel Holiday Inn, yang kata temanku lumayan baru dan strategis tempatnya karena dekat dengan banyak tempat-tempat wisata. Hotel bintang 4 ini bergaya minimalis dengan desain interior yang cenderung bergaya modern dengan sedikit ditambahi dengan sentuhan khas jazirah yaitu menempatkan seperangkat coffee set warna putih perak khas Arab di area lobby persis depan pintu masuk. Banyak wajah-wajah Asia yang bekerja di hotel ini, tapi sepertinya tidak ada yang dari Indonesia, beberapa kali aku tanya, mereka berasal dari Filipina. Ini mengingatkan saat aku traveling ke Toronto Canada, hampir semua tampang Asia di sebuah mal dekat Hard Rock Café adalah Filipino.
|
Bersih dan lay out yang sempurna |
|
TV channel serba Arab, bung!! |
|
Sebelah minibar ada lemari berisi sajadah & Al Quran |
|
Minimalis tapi terkesan lega |
|
Lengkap & bersih |
Kamar hotel lumayan lega dengan minibar berisi beberapa sachet teh, kopi, gula dan creamer, juga air mineral 2 botol gratis. Lemari pakaian dan lemari perkakas yang berisi strika pakaian dan mejanya, lampu emergency dan satu lagi kelebihannya yaitu sajadah dan Al Qur'an. Mungkin karena ini negara Islam kali ya? Kamar mandi lumayan lengkap dengan handuk-handuk, sabun cair, shampoo, sikat dan pasta gigi. Kalau kurang, kita tinggal telpon house keeper, mereka segera datang ke kamarmu sambil membawa apa yang kita inginkan. Wifi tersedia di dalam dan luar kamar plus kualitasnya ok. Kalau sarapan, kita tinggal turun ke restaurant yang dekat dengan kolam renang yang lebih tepat kalau dibilang kolam berendam karena ukurannya ga cukup untuk berenang. Menunya bervariasi, mulai dari western, eastern sampai yang khas Arab. Oiya, buah-buahan Indonesia seperti manggis, rambutan, mangga, kelengkeng sangat popular dan mahal di Oman tersedia juga di hotel ini, tapi sayangnya yang di hotel bukan asli Indonesia, melainkan diimpor dari Thailand. Rasanya kurang enak, lebih mantab yang aslinya. So, kalau mau bawa oleh-oleh buat teman di Oman, lebih baik bawa saja buah-buahan Indonesia, oh mereka pasti kegirangan menerimanya.
Tempat wisata yang aku kunjungi pertama adalah Hawiyat Najm Park di Dabab area, sebuah sinkhole atau lubang besar tempat jatuhnya meteor. Lokasinya sangat jauh dari Muscat, tapi kita tidak akan rugi kalau kesana karena akan bertemu dengan keindahan alam ini. Air dalam kubangan itu berwarna hijau dan aman untuk berenang atau pun diminum. Kenapa? Karena banyak sekali ikan-ikan kecil yang hilir mudik siap menyambut kaki kita kalau kita benamkan ke air. Seperti pijat ikan, mereka siap menggigit dan memakan kulit-kulit luar atau mungkin jamur atau bakteri yang ada di kaki kita. Kalau ga biasa memang sangat geli rasanya.
|
Wow 1 |
|
Wow 2 |
|
Wow 3 |
Oman terkenal dengan Wadi-nya yang dalam bahasa Inggris berarti Valley, tapi aku lebih suka mengatakan oasis karena bentuknya mirip sungai kecil dengan tanaman kurma di samping-samping sungai. Karena saking banyaknya wadi, aku hanya sempat berkunjung ke wadi di sekitar area Sur.
|
Wadi di area Tiwi |
|
Kambing gurun |
|
Boat kecil siap mengantar keliling wadi |
|
Oasis yang menyejukan |
Yang wajib dikunjungi di Oman yaitu landmark atau icon Negara dan kebanggaan rakyatnya, Masjid Raya Sultan Qaboos di Muscat. Aku sempat meng-capture sisi-sisi unik, indah dan megahnya masjid ini melalui Canon 5D dan Iphone 6 plus.
|
Tampak depan |
|
Pintu pertama yang aku temui |
|
Menakjubkan |
|
Megah |
|
Presisi simetris |
|
Mewah |
|
Mengagumkan |
Perjalananku berlanjut ke gurun padang pasir di Bidiyah. Aku sangat exciting saat tahu akan dibawa temanku ke gurun. Sebenarnya temanku ingin menempatkan aku di hotel yang berada di tengah-tengah gurun, tapi karena suhu saat itu sedang panas-panasnya, dia khawatir aku ga kuat dengan panasnya Oman. Waktu SD dulu aku tahunya ada 2 gurun yang besar yaitu Sahara dan Gobi. Aku akhirnya tahu kalau gobi itu artinya gurun, jadi kalau gurun Gobi artinya gurun-gurun dong haha...
|
Gurun dalam bidikan Iphone 6 plus |
|
Jalan menuju spot yang tepat untuk berfoto ria |
|
Unta pun bahagia menyambutku he...he.. |
Tidak lengkap berkunjung di suatu Negara kalau tidak berwisata kuliner. Dalam perjalanan balik ke Muscat dari Sur, aku menyempatkan diri minum kopi Karak yang rasanya lebih mirip bandrek daripada kopi. Selanjutnya aku mampir ke Zaki restaurant keluarga yang sangat terkenal di daerah itu yang menyajikan menu ikan dan daging domba khas Oman. Setelah dapat tempat duduk dan pesan makanan, restaurant itu dalam sekejap sudah penuh oleh pengunjung. Kita memang harus pesan tempat terlebih dahulu kalau ingin makan disana apalagi kalau pada jam makan siang. Wisata kulinerku lumayan terpuaskan dengan mengunjungi berbagai macam restaurant yang menyajikan makanan khas Oman atau minimal tempat itu favorit bagi orang-orang Oman. Aku pantang kalau berkunjung ke suatu Negara tapi tidak merasakan makanan khas Negara itu. Urusan cocok atau tidak dengan lidah kita itu ga masalah, minimal aku merasakan sensasi-nya dan punya cerita. Masa' ke Oman makannya Mc Donald? ga aci lah...... Banyak tempat makan enak di Oman. Kamu perlu coba makan siang di restaurant Al Sablah. Sekali lagi, harus booking dulu karena tempatnya ramai pengunjung dan favorit untuk keluarga. Pesan saja salonah, shwah, menu favorit restaurant ini, kalau beruntung maksudnya masih ada, kamu akan dapat menikmati daging super empuk dan lezat itu. Restaurant ini punya 2 pilihan tempat, pake tempat duduk atau lesehan. Favorit dan susah banget dapatnya yaitu yang lesehan. Jumlahnya hanya 3 bilik kamar kapasitas masing-masing 7 orang atau 8 lah per kamar. Setiap kamar hanya ditutup oleh tirai dan tirai itu ditutup bila ada orang di dalamnya. Biasanya yang bawa istri atau anak lebih memilih tempat ini dan benar-benar unik. Oiya, semua makanan porsi orang Arab ya, so jangan sekali-sekali kalian 1 orang pesan 1 menu, bisa-bisa ga habis dan terbuang sayang. Malamnya aku ke the Jungle restaurant untuk dinner yang katanya temanku tempatnya oke dan ternyata memang benar-benar oke. Kita dibawa ke suasana pedalaman hutan rimba, dengan tanaman yang cukup lebat dan patung-patung hewan mirip taman safari. Yang lebih kusuka adalah tempat ini menyediakan daging unta. Di Jakarta kan susah kalau pengin makan daging unta. Kalau ke Muscat, jangan lupa juga menikmati minuman juice buah campur Al Sham, dijamin segar dan sehat........Campurannya banyak banget, ada mangga, papaya, alpokat, kacang almond, dan lain-lain. Supaya lengkap wisata kuliner-nya, aku pergi ke Tche Tche café dekat pantai atau jalan cinta kata orang Oman untuk menikmati sisha.
|
Lihat label Karak Taste? Inilah tempat beli kopi Oman |
|
Baru 1 menu Al Sablah keluar. langsung bengong lihat porsinya |
|
Daging unta panggang The Jungle kusantap habis |
Satu lagi, ternyata Oman punya sejarah ibukotanya. Dulu bukanlah di Muscat seperti sekarang melainkan jauh sekali keluar dari Muscat. Kota tua itu dikelilingi oleh bukit-bukit tinggi dan dekat dengan laut yang strategis dari serangan musuh. Dekat dengan kota tua itu, aku menyempatkan diri ke hotel Shangrila, hotel bintang 5 plus yang sebelumnya akan jadi tempat menginapku. Karena lokasinya yang super jauh dari tempat-tempat wisata lainnya, makanya aku pilih Holiday Inn. Yang menarik dari hotel Shangrila adalah lokasinya yang diatas batu-batu cadas dan tanah gersang. Minyak menjadi kekuatan Negara Oman dan Rajanya, Sultan Qaboos yang arif dan dekat dengan rakyatnya yang berhasil membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi sesuatu yang menakjubkan. Pemandangan dari hotel ini sangat bagus, benar-benar mengagumkan!!
|
Kota tua bekas ibukota Oman |
|
Tempat pemerintahan Oman dulu |
|
Keindahan pantai di hotel Shangrila & benar-benar tanning!! |
|
Tanaman tumbuh subur diatas batu cadas, amazing!! |
Berikut beberapa spot-spot menarik yang aku abadikan dengan Iphone 6 plus-ku dapat menjadi referensi bagi yang mau jalan-jalan ke Oman.
|
Benteng dekat kantor pemerintah |
|
Kayak Golden Bridge San Francisco ya? |
|
Kapal bersejarah |
|
Pelabuhan tua yang masih terawat dengan baik |
Banyak kenangan dan keceriaan selama perjalanan di Oman. Semoga ada kesempatan kembali kesana.
Mas waktu bayar VOA disana kita ditanya/diminta data apa aja? Mohon pencerahannya..Trims
BalasHapusTidak ada pertanyaan dan data-data yang diminta, cuman tunjukkan passport, bayar VOA, beres. Kalau petugas imigrasi sih relative, ada juga yang reseh, tapi di Oman sepertinya banyak yang tidak ditanya-tanya.
HapusMas itu naik Oman air nya kelas apa? Keren Bgt amenity kit nya mau jg
BalasHapusKalo ekonomi class dapat jg G?
Hanya kelas bisnis, maaf, kelas ekonomi tidak dapat
HapusDuh jd ngebet banget ke oman ih kak....btw k kira2 budget minim btp y klw hotel ? Trs transport ? Untuk 1 minggu..trs klw gak berhijab gpp kan kak dsn ? Mksh k
BalasHapusBudget relatif, tergantung kita mau terbang pake kelas bisnis atau ekonomi. Ga masalah meski tidak berhijab asal ga seronok saja. Khusus kalau berkunjung ke masjid harus pakai kerudung
HapusMAs klau perempuan masalah Gk k Oman sendirian buat tour?
Hapuskak, mau tanya ..di Oman itu jalan2 kesana kemarinya naek apa? apa harus sewa mobil atau ada public transportnya ya? lg cari2 info pengen kesana jalan2 nih...
BalasHapusSebaiknya pakai tour lokal, murah dan banyak
HapusMas fer, saya mau nerusin pertanyaannya afriani ani, utk solo traveler wanita, visa dipersulit ato gampang ya dptnya? Krn gak ada teman ato saudara yg stay di Oman. Thx
BalasHapusSolo traveler wanita ga masalah. Visa On Arrival ada juga, murah dan gampang
HapusMas klo VOA itu maxsimal ada y berapa lama yah, bisa kah sampai berbulan bulan dan harga y beda2 yah,. Dlu kaka berapa buat VOA y
BalasHapusMas VOA buat seminggu berapa kira2,.
BalasHapus